Dalam momen itu, tak perlu banyak kata. Kadang cukup duduk sendiri, melihat keluar jendela, atau hanya memejamkan mata sejenak sambil membiarkan aroma kopi memenuhi indera.Â
Ada ketenangan yang sulit dijelaskan, seolah dunia melambat dan memberi kesempatan bagi kita untuk menyatu dengan diri sendiri.
Tak heran bila banyak ide, inspirasi, bahkan keputusan penting lahir dari momen-momen sederhana seperti ini. Kopi menjadi semacam jembatan antara tekanan dan ketenangan, antara rutinitas dan refleksi.Â
Bukan hanya pekerja kantoran, para ibu rumah tangga, pelajar, hingga para seniman pun menjadikan kopi siang sebagai bagian dari ritme harian mereka.Â
Bagi ibu rumah tangga, secangkir kopi siang bisa menjadi hadiah kecil setelah menyelesaikan pekerjaan rumah sejak pagi. Bagi pelajar, itu adalah teman setia saat mengerjakan tugas yang menumpuk.Â
Sementara bagi seniman, kopi siang sering kali menjadi pemantik inspirasi teman dalam keheningan yang membantu membuka pintu kreativitas.
Masing-masing punya cara sendiri dalam menikmati kopi. Ada yang menyeduhnya sambil mendengarkan musik, ada yang menikmatinya sambil membaca buku, atau sekadar duduk di teras menatap langit.Â
Jadi, jika hari ini kamu merasa penat, coba luangkan waktu sejenak. Duduk tenang, hirup aroma kopi, dan biarkan tiap tegukan mengalirkan kembali energi yang kamu butuhkan.Â
Tak perlu mewah, tak perlu lama cukup beberapa menit bersama secangkir kopi bisa menjadi momen pemulihan yang tak ternilai. Karena di tengah padatnya hidup, kebahagiaan kadang tersembunyi dalam hal-hal sederhana.Â
Dan bagi banyak orang, secangkir kopi siang adalah salah satunya. Nikmatilah jeda itu. Rasakan hangatnya. Dan ketika kamu siap, dunia akan menunggumu kembali dengan semangat yang baru dan senyum yang tak lagi dipaksakan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI