Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Penulis

Saya menjadi penulis sejak tahun 2019, pernah bekerja sebagai freelancer penulis artikel di berbagai platform online, saya lulusan S1 Teknik Informatika di Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh Tahun 2012.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Dari Kartu Kredit hingga Rentenir: Kenapa Masyarakat Bawah Mudah Terjerat Hutang?

7 Februari 2025   09:11 Diperbarui: 7 Februari 2025   09:11 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hutang (sumber gambar: freepik via finansial.bisnis.com)

"Hutang menjadi bagian dari kehidupan banyak orang, terutama bagi masyarakat kelas bawah yang penghasilannya pas-pasan."

Dalam kondisi ekonomi yang tidak menentu, di mana harga kebutuhan pokok terus naik sementara pendapatan stagnan, banyak orang terpaksa mencari pinjaman untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Mulai dari membayar biaya sekolah anak, menutupi biaya pengobatan, hingga sekadar bertahan di akhir bulan, hutang sering kali dianggap sebagai solusi cepat untuk mengatasi kesulitan finansial.

Namun, tanpa perencanaan yang matang, hutang justru bisa berubah menjadi beban yang sulit dilunasi. Bunganya yang tinggi, sistem cicilan yang mencekik, serta tekanan dari pihak pemberi pinjaman dapat membuat seseorang terjerat dalam lingkaran utang tanpa akhir. 

Dari kartu kredit dengan limit yang menggoda, pinjaman online yang menawarkan dana instan, hingga rentenir yang memberikan pinjaman tanpa syarat tapi dengan bunga selangit semua ini menjadi jebakan yang sering kali sulit dihindari oleh masyarakat kelas bawah.

Mengapa Masyarakat Kelas Bawah Mudah Berhutang?

Ada beberapa alasan utama mengapa masyarakat kecil sering terpaksa berhutang, baik karena kondisi ekonomi yang sulit maupun faktor kebiasaan yang sudah mengakar. Berikut beberapa penyebabnya:

1. Pendapatan Minim, Kebutuhan Tak Terbendung

Banyak pekerja informal dan buruh harian yang pendapatannya tidak menentu. Sementara itu, harga kebutuhan pokok terus meningkat. Saat penghasilan tak cukup untuk menutup biaya hidup, hutang menjadi jalan pintas.

2. Biaya Hidup yang Makin Mahal

Harga sembako, biaya pendidikan, listrik, dan kebutuhan pokok lainnya terus naik setiap tahun. Tanpa penghasilan tambahan, banyak orang terpaksa mencari pinjaman untuk menutup kekurangan.

3. Ketiadaan Dana Darurat

Masyarakat kelas bawah umumnya tidak memiliki tabungan atau dana darurat. Ketika ada kejadian tak terduga seperti sakit, kecelakaan, atau kehilangan pekerjaan, mereka harus mencari pinjaman untuk bertahan.

4. Kemudahan Akses Pinjaman Cepat

Saat ini, berbagai layanan pinjaman instan seperti pinjol ilegal dan kartu kredit sangat mudah didapatkan. Dengan hanya modal KTP dan nomor telepon, seseorang bisa mendapatkan uang tunai dalam hitungan menit tanpa memikirkan dampak jangka panjangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun