Mohon tunggu...
Muhammad Daffa
Muhammad Daffa Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa Akuntansi Syariah UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mahasiswa KKN UIN Sunan Gunung Djati Bandung Wujudkan Kesadaran Lingkungan melalui Program Ecobrick di Leuwigajah

25 September 2025   02:11 Diperbarui: 25 September 2025   21:08 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Peresmian instalasi ecobrick oleh kelompok 2 KKN Orda Mitra Pemda Kota Cimahi

CIMAHI - Hampir dua puluh tahun setelah tragedi longsor sampah TPA Leuwigajah yang menewaskan 157 orang pada 21 Februari 2005, persoalan sampah plastik di Kota Cimahi masih mengancam. Kini, mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung hadir dengan solusi inovatif melalui program ecobrick, melibatkan lebih dari 200 santri TPQ dan DTA di RW 09 Kelurahan Leuwigajah untuk mengubah 250 botol sampah plastik menjadi instalasi ramah lingkungan.

Tragedi 2005 yang menimbun Kampung Pojok dan Kampung Cilimus akibat longsoran sampah setinggi puluhan meter menjadi latar belakang penting program Kuliah Kerja Nyata (KKN) bertema "Ecobrick sebagai Solusi Inovatif untuk Pengelolaan Limbah Plastik" ini. Ledakan gas metana yang memicu bencana tersebut sebagian besar disebabkan oleh sampah plastik yang bercampur dengan limbah organik, menciptakan proses pembusukan anaerobik berbahaya.

Ancaman Sampah Plastik Masih Mengintai

"Sampah plastik yang sulit terurai dan kerap menyumbat saluran air memperbesar risiko banjir dan longsor sampah. Karakteristik plastik yang bercampur dengan sampah organik juga memperburuk pembentukan gas metana seperti yang memicu tragedi 2005," jelas Muhammad Daffa, Ketua Kelompok 2 KKN Orda Mitra Pemda Kota Cimahi.

Program yang berlangsung Juli-Agustus 2025 ini secara khusus dirancang untuk mencegah terulangnya tragedi dengan mengelola sampah plastik sejak dari sumber. Keenam madrasah yang terlibat - Masjid Al-Mukhtar, Diniyah Takmiliyah Miftahus Shiddiq, Masjid Baitun Naim, Masjid Nurul Huda, Al Afkar, dan Masjid Nurul Khoir - menjadi garda terdepan dalam upaya pencegahan bencana melalui edukasi lingkungan.

Kolaborasi Masyarakat Demi Pencegahan Bencana

Pelaksanaan program melibatkan seluruh elemen masyarakat. Ketua RT 08 tidak hanya memberikan izin pemasangan instalasi di Lapang Poral Komplek Leuwigajah Jaya, tetapi juga memfasilitasi dukungan warga berupa penyediaan alat seperti sekop dan air selama proses pemasangan rangka. RW 09 bahkan menyediakan kendaraan untuk memindahkan instalasi.

Sosialisasi yang diberikan kepada santri tidak sekadar mengajarkan teknik pembuatan ecobrick, tetapi menekankan urgensitas pengelolaan sampah plastik sebagai upaya pencegahan bencana. Para santri dibekali pemahaman bagaimana penumpukan sampah plastik tanpa pengelolaan tepat dapat berubah menjadi ancaman keselamatan, seperti yang terjadi pada tragedi 2005.

Pemasangan Ecobrick

Pemasangan instalasi ecobrick selama tiga hari (20-22 Agustus 2025) melibatkan partisipasi aktif masyarakat, mencerminkan komitmen bersama dalam pencegahan bencana. Instalasi yang kini berdiri permanen dengan tulisan "RW 09", "RT 08", dan "KKN UIN SGD" bukan sekadar monument, melainkan pengingat akan pentingnya kewaspadaan terhadap ancaman sampah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun