Keberhasilan program ini diharapkan dapat menjadi model pencegahan bencana berbasis masyarakat. Dengan mengubah cara pandang terhadap sampah plastik - dari limbah yang dibuang menjadi material yang dikelola - program ini menciptakan sistem preventif di tingkat grassroot.
"Dua dekade lalu, Leuwigajah menjadi saksi bisu bagaimana kelalaian pengelolaan sampah dapat berujung tragedi kemanusiaan," kata Daffa. "Hari ini, melalui tangan-tangan kecil para santri, kami memastikan sejarah kelam itu tak terulang. Setiap ecobrick yang mereka buat adalah benteng pencegahan bencana untuk generasi mendatang."
Program ecobrick di RW 09 Leuwigajah membuktikan bahwa pencegahan bencana dapat dimulai dari langkah sederhana namun konsisten. Dengan melibatkan generasi muda sebagai agen perubahan, diharapkan budaya pengelolaan sampah yang bertanggung jawab dapat terinternalisasi, menjadikan tragedi Leuwigajah 2005 sebagai pelajaran berharga yang tak akan terulang di masa depan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI