a. Makna religius
Tuak adalah sarana untuk menyatakan segala sesuatu yang dilaksanakan dalam ritual Lewak Tapo. Bermakna agar senantiasa berada dalam naungan dan restu arwah para leluhur. Untuk itu leluhur sangat diutamakan dalam proses ritual ini.
b. Makna sosial
Tuak adalah sarana penguat sumpah antara mereka yang meminumnya. Ini mengisyaratkan ikatan sosial pada yang meminumnya saat bersama dalam ritual.
4. Belegan (Gumpalan kapas)
Belegan adalah gumpalan kapas putih dengan jumlah yang ditentukan oleh molan (dukun). Tujuannya adalah mengungkapkan dan membersihkan bobot-bobot dosa yang dilakukan sang mayit agar yang meninggal tidak menghambat jalannya upacara ini.
Tradisi Lewak Tapo mengandung makna persatuan sebagai hubungan antara manusia dan leluhur. Dari pemaknaan akan persatuan dengan leluhur ini, kemudian membangun suatu nilai religius tersendiri bagi masyarakat Lamaholot. Orang Lamaholot berkeyakinan, para arwah leluhur dan Tuhan berperan penting dalam ketenteraman, keharmonisan, dan keselamatan hidup manusia. (Sumber)
[caption caption="Bersama bahu-membahu saling membantu menyukseskan ritual Lewak Tapo"]

Bagi warga yang turut serta menyukseskan ritual ini biasanya mereka akan membantu dengan membawa bahan makanan untuk dimakan bersama seperti beras, jagung titi dan ayam. Di sini tergambar filosofi, tulun tali/talin (saling melengkapi kebutuhan) dari para pengunjung untuk menambah persediaan keluarga yang melaksanakan ritual. Kebersamaan saling melengkapi ini, dalam istilah orang Lamaholot disebut dengan, keti manuk tou beto, kaan denge koda-kirin yang berarti bersama mengantarkan doa kepada yang meninggal dan keluarga yang ditinggalkan.
Lebih daripada itu, tradisi ritual Lewak Tapo juga bertujuan melindungi generasi berikutnya dari kemungkinan melakukan kesalahan yang bisa menimbulkan kematian yang tidak wajar. Dari prosesi ritual Lewak Tapo ini menyiratakan kesadaran kita, bahwa sebagai manusia, kita tidak berdaya di hadapan sang pencipta.
Setelah pelaksanaan ritual Lewak Tapo, diadakan acara makan bersama. Acara ini melibatkan semua masyarakat kampung bahkan kampung tetangga yang ikut berpartisipasi menyukseskan ritual adat ini. Untuk yang bertugas memasak, masing-masing telah ditentukan petugasnya.