Mohon tunggu...
Muhammad Baran Ata Labala
Muhammad Baran Ata Labala Mohon Tunggu...

Petualang Nusantara-Indonesia Tercinta.... Menulis adalah bekerja untuk keabadian (Pramudia Ananta Toer) www.catatan-hambamoe.blogspot.com www.labala-leworaja.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pesan Toleransi dari Ritual Adat Lewak Tapo

29 Januari 2016   14:18 Diperbarui: 29 Januari 2016   19:37 1866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Kebersamaan yang terus dipupuk dalam ritual Lewak Tapo"][/caption]

Lewak Tapo; Tradisi Khas Orang Lamaholot Adonara, Flores Timur-NTT

(Nilai positif yang bisa diambil dari ritual Lewak Tapo; sebagai ritual mencari kebenaran atas kematian yang tak wajar. Menjalin hubungan yang harmonis dengan Tuhan dan arwah para leluhur. Memupuk semangat toleransi antarumat beragama di Adonara)

Negeri tercinta ini, tak hanya kaya-raya dengan sumber daya alam, tapi juga kaya-raya dengan sumber daya adat istiadat dan tradisi, yang bila dikelola dengan benar, akan menjadi daya tarik wisatawan dan tentu saja akan menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat yang memiliki wisata budaya.

Maka sungguh miris dan sangat disayangkan bila kekayaan budaya yang dimiliki, tak menjadi perhatian pemerintah sebagai pelaksana konstitusi yang diamanahi tanggung jawab untuk menyejahterakan rakyat yang menjadi tanggung jawabnya. Meski demikian, tanggung jawab itu tak mesti harus dilakukan pemerintah. Kita sebagai masyarakat hendaknya turut serta memiliki tanggung jawab sebagai anak bangsa untuk tetap menjaga dan melestarikan budaya luhur para leluhur kita.

Pada kesempatan ini, penulis ingin berbagi pengetahuan kepada khalayak bahwa betapa di timur negeri yang bernama Indonesia ini, ada komunitas masyarakat Lamaholot yang memiliki tradisi yang unik di mana tradisi ini merupakan penanda bahwa adat dan budaya lokal tak serta merta tergerus dan hilang oleh ganasnya gelombang modernisasi.

[caption caption="Acara makan bersama setelah ritual Lewak Tapo"]

[/caption]Pengetahuan yang ingin penulis bagi di sini adalah tentang ritual Lewak Tapo (membelah kelapa) untuk mencari tahu penyebab kematiaan seseorang yang tidak wajar. Kematian yang tak wajar di sini adalah meninggalnya seseorang terjadi sebelum masa tua atau usia tua. seperti meninggal karena bunuh diri, terbunuh, ditabrak, tenggelam, atau jatuh dari ketinggian seperti jatuh dari atas pohon, jurang/tebing dsb.. Ritual Lewak Tapo ini hingga kini masih dipertahankan oleh masyarakat yang mendiami Pulau Adonara, Kab. Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.

Selain itu, ritual Lewak Tapo ini juga merupakan upaya yang dilakukan untuk menjalin komunikasi harmonis antara manusia dengan Lera wulan-Tanah Ekan, yaitu Tuhan yang Mahakuasa, sebagai pencipta langit dan bumi dan ina ama koda kewokot sebagai roh leluhur yang tetap dihormati meski telah meninggal atau pergi ke alam lain.

Ritual Lewak Tapo sekaligus bertujuan membersihkan bobot dosa yang dilakukan orang yang meninggal secara tak wajar tersebut ataupun keluarganya yang menyebabkannya meninggal dunia, dengan harapan tidak akan terulang kembali di kemudian hari.

Menurut pandangan umum orang Lamaholot yaitu etnis yang mendiami daratan timur pulau Flores, Solor, Adonara, Lembata, dan kepulauan Alor, pengingkaran terhadap koda/kata-kata wasiat (kebenaran) menyebabkan seseorang mudah mati atau mati muda. Dalam tradisi orang Lamaholot, Koda hampir mirip seperti norma, yakni larangan atau perintah yang ditujukan agar terciptanya keharmonisan antarmanusia, manusia dengan lingkungan, dan yang terpenting manusia dengan sang khalik pencipta.

Orang Lamaholot, khususnya yang menjalankan tradisi ritual Lewak Tapo berkeyakinan, bila seseorang yang mempunyai bobot dosa yang banyak akan ditimpakan hukuman oleh Lera Wulan-Tanah Ekan (Tuhan) berupa kematian yang tidak wajar. Dari keyakinan inilah yang kemudian melahirkan tradisi ritual Lewak Tapo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun