Mohon tunggu...
Muhammad Aswar
Muhammad Aswar Mohon Tunggu... Sastrawan

Muhammad Aswar adalah penikmat Sastra Arab dan pemerhati kajian Timur Tengah. Menjadi pembicara di LIFEs Salihara 2021. Menerjemahkan puisi Nizar Qabbani, Cinta Tak Berhenti di Lampu Merah (Circa, 2021); Surat Tuhan karya Albert Einstein (Circa, 2023); Pembangkangan Sipil karya Henry David Thoreau (Basabasi, 2024); Max Havelaar karya Multatuli (Basabasi, 2025).

Selanjutnya

Tutup

Politik

Apakah Perang Dunia Ketiga Sudah Dimulai?

6 Juli 2025   06:16 Diperbarui: 6 Juli 2025   06:16 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Perang Dunia Ketiga (Sumber: Pexels.com)

Tak ada pengumuman. Tak ada pidato penuh gegap gempita dari balkon istana. Tak ada telegram yang dikirim ke semua kedutaan besar, menyatakan dunia sedang terbakar.

Namun setiap hari, kita menyaksikan langit merah di Gaza, sirene panjang di Ukraina, bom yang menghantam ladang minyak Iran, dan kapal perang yang menyusuri Laut China Selatan. Kita hidup dalam serpihan konflik yang tak disebut perang, namun merenggut nyawa ribuan manusia dalam senyap.

Maka pertanyaannya bergema: sudahkah kita masuk ke dalam era Perang Dunia Ketiga?

Sejarah mencatat bahwa dua perang dunia terdahulu tak dimulai sebagai "perang dunia". Keduanya lahir dari regionalisme yang membusuk, dari aliansi militer yang menegang, dari nasionalisme yang menjelma fanatisme. Perang Dunia I bermula di Sarajevo, dari peluru tunggal yang meledakkan sistem aliansi Eropa. Perang Dunia II tumbuh dari tanah Versailles yang gagal menyembuhkan dendam Jerman.

Hari ini, peta dunia tak lebih stabil dari tahun 1939.

Perang di Ukraina telah berlangsung lebih dari tiga tahun, dengan Rusia tak hanya menantang Kyiv, tapi juga NATO, Uni Eropa, dan tatanan pasca-Perang Dingin. Iran dan Israel, dua musuh bebuyutan di Timur Tengah, kini telah berhadapan langsung pada pertengahan Juni 2025, tanpa lagi menyembunyikan permusuhan lewat proksi.

Beberapa tokoh dan analis tak ragu menyebut situasi ini sebagai fase awal Perang Dunia Ketiga.

Henry Kissinger, mendiang arsitek diplomasi global, pernah memperingatkan bahwa benturan antara China, Rusia, dan Barat bisa memantik perang besar jika tak dikelola dengan hati-hati. George Friedman, pendiri Stratfor, menulis dalam The Next 100 Years bahwa benturan geopolitik besar tak bisa dihindari, dan bahwa Eurasia akan kembali menjadi panggung utama sejarah berdarah.

Sementara itu, Pope Francis menyebut sejak 2015 bahwa dunia sedang mengalami "World War III in pieces"---sebuah perang dunia dalam potongan-potongan, tersebar di banyak tempat, terjadi terus-menerus, tanpa deklarasi resmi.

Tanda-tanda teknisnya pun tak bisa diabaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun