Mohon tunggu...
Muhammad AshilAthaya
Muhammad AshilAthaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Darussalam Gontor - olahraga futsal, bola

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konflik Etnis Moro di Pulau Mindanao Filipina

28 September 2022   22:36 Diperbarui: 28 September 2022   22:40 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Salah satu konflik yang ada dan menjadi perhatian dari banyak negara ialah konflik yang terjadi di Filipina, di mana konflik ini juga telah terlibat dalam perselisihan untuk merebut kekuasaan secara regional maupun global. Moro mernjadi sebuah sebutan bagi para Muslimin yang tinggal pada kepulauan tersebut oleh bangsa Spanyol yang melakukan penjajahan terhadap bagian utara dan tengah pulau tersebut pada tahun 1565. 

Namun, pada tahun 1898 Spanyol menyerah kepada Amerika Serikat dalam Pertempuran Filipina, Kaum Muslim Moro mulai mengalami pergeseran oleh permukiman kaum Kristen, terlebih dengan diperolehnya kemerdekaan Filipina pada tahun 1946. Seiring berjalannya waktu, para Muslimin Moro ini semakin merasakan ketidakadilan bagi mereka untuk tinggal di Filipina. 

Selanjutnya, pemerintah Filipina juga mulai mengerahkan militer untuk menjaga keamanan Filipina karena kelompok Muslim Moro melakukan aksi separatis di wilayah Fipina Selatan. Hal ini merupakan bentuk kekecewaan kelompok Muslim dan akhirnya hal ini menimbulkan pemberontakan kaum Muslim Moro di Filipina terhadap pemerintahnya.

Oleh karena itu, dalam level analisis dalam konflik ini penulis menggunakan level  secara individu, yang mana konflik hanya terjadi dalam suatu negara yaitu negara filiphina dan tidak melibatkan negara lainnya. Adapun pohon konflik yang saya tawarkan dalam analisis saya ada tiga yaitu:

Daun Konflik: Muslim Moro tidak memperoleh hak mereka  melainkan yang mereka dapat ialah penghancuran, pembantaian dengan senjata-senjata pemusnah seperti artileri, roket, dan bom.

Dahan Konflik: Etmis Moro yang mayoritasnya kaum muslim tidak memperoleh kemanusiaan dan keadilan terutama sulitnya dalam mendapat ketenangan dalam beribadah

Akar Konflik: Perjuangan untuk kepentingan dan kekuasaan yang disebabkan oleh masalah mendasar. Masalah ini sendiri menjadi rumit karena kelompok etnis Moro yang dulunya Muslim menghadapi mayoritas Filipina yang mengendalikan pemerintahan yang mayoritas Katolik.

Teori yang ditawarkan pada konflik etnis moro ialah teori ketidakpuasan (discontent theory). Pada teori ini menjelaskan bahwa awal mula terjadinya Gerakan social bermula pada suatu perasaan ketidakpuasan. 

Dimana seharusnya kaum muslim etnis moro mendapatkan kehidupan yang lebih nyaman dan mendapatkan apa yang menjadi hak mereka, justru mendapat ketidakpuasan atas apa yang dilakukan oleh pemerintah Filipina yang tidak mampu memberikan keadilan nasib mereka dan terancam menderita di tanah kelahirannya sendiri dengan kebijakan pemerintah yang diawali dengan pembunuhan, penghancuran, dan pengusiran. 

Merka merasa dikorbankan oleh ketidakadilan, ketidakpuasan tersendiri menjadi suatu kondisi yang dibutuhkan untuk terjadinya suatu Gerakan sosial, akan tetapi ketidak puasan belum cukup untuk menhidupkan Gerakan sosial tersebut.

Lalu teori selanjutnya ialah teori ketidak mampuan penyesuaian diri pribadi (personal maladjustment theory). Teori ini berpendapat bahwa gerkan sosial adalah tempat dimana kegagalan individu disalurkan. Mereka kecewa dan lebih tertarik untuk bergabung dengan Gerakan sosial dari pada mereka yang sudah merasakan kepuasan dan kesenagan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun