pembelajaran sosial dan emosional, saya berpikir bahwa rencana pembelajaran yang kita buat di awal tahun ajaran tidak perlu memasukkan unsur pembelajaran sosial dan emosional sehingga ketika Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang kita buat telah mendapatkan legalisasi dari kepala sekolah, saya tinggal mengimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Sebelum belajarSetelah mempelajari PSE, ternyata hal tersebut belum tepat. Pembelajaran sosial dan emosional dapat diintegrasikan dalam RPP yang telah kita buat. Proses integrasi tersebut terbukti dapat menghasilkan pencapaian akademik yang lebih baik. Selain itu, PSE memberikan fondasi yang kuat bagi murid untuk dapat sukses dalam berbagai area kehidupan mereka di luar akademik, termasuk kesejahteraan psikologis (well-being) secara optimal.  Hal ini sejalan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara kepada pendidik, yakni  menuntun murid agar menjadi manusia dan anggota  masyarakat yang dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
Berkaitan dengan kebutuhan belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman untuk memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik maupun kesejahteraan psikologis (well-being), Â 3 hal mendasar dan penting yang saya pelajari sebagai berikut:
- PSE dapat meningkatan kompetensi sosial dan emosional;
- PSE dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih positif;
- PSE dapat meningkatkan  sikap positif dan toleransi murid terhadap dirinya, orang lain dan lingkungan sekolah.
Berkaitan dengan hal tersebut, perubahan yang akan saya terapkan di  kelas dan sekolah sebagai berikut: Pertama, dalam konteks perencanaan, saya akan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang mengintegrasikan pembelajaran sosial dan emosional. Saat pelaksanaan pembelajaran, selain melakukan pembelajaran berdiferensiasi, saya juga akan mengoptimalkan kegiatan pembelajaran yang dapat mengembangan kompetensi sosial dan emosional murid, yakni: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
Kedua, untuk rekan sejawat, saya akan mengoptimalkan kegiatan yang mendorong rekan sejawat untuk mengembangkan kompetensi sosial, emosional dan budaya mereka sendiri, berkolaborasi, membangun hubungan saling percaya dan memelihara komunitas yang erat. Contoh kegiatan yang dilakukan seperti, menunjukkan rasa peduli ketika ada rekan sejawat yang berduka atau berbahagia, berkolaborasi dalam berbagai kegiatan, dan memberikan mentoring untuk rekan sejawat yang membutuhkan bantuan ketika mengalami kesulitan dalam pembelajaran.