Mohon tunggu...
Muhammad Arsyad Lussy
Muhammad Arsyad Lussy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Musik, gitar,

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hikayat 'Melowaf'

24 Januari 2024   21:04 Diperbarui: 26 Januari 2024   23:37 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Saat sedikit waktu diseduh untuk bersua, nada-nada kerinduan terangkat, atas sekian lama diguyur. Akhirnya musim berganti.


Langit cerah, angin menyelir tiada redah.
Dibawah tarian daun, cerita mengalir deras,
Apalagi usai Wayang bertanya "mengapa kita jarang meluangkan waktu seperti ini?"

"Kehidupan begitu sibuk, didepan layar, semua terhipnotis." Jawab melodi

Sebelum peristiwa ini, Entah rasanya seperti apa?
Ketika duduk melingkar, meneguk ramuan yang diracik F'minor, semua menjadi ajaib, dunia berubah seketika.

Kebebasan, cinta dan mati menjadi butir-butir cerita. Disaat pembahasan memanas, canda hadir untuk bertukar senyum. Meski pikiran berperang, tapi detik pergi membawa perasaan sangat cinta.

"Ternyata keindahan sesederhana ini" ujar seorang perangkum diksi atau dikenal dengan Aksara. "kita harus melakukan ini lebih sering" lanjutnya sambil menoleh F'minor.

Bola matanya tampak berharap, seperti tak mau ditelan waktu. Sungguh beda, tapi seperti keluarga yang menekuni rindu masa bersama.

"Selama masih bisa melihat langit dan mendengar bisingnya jalan raya, itu sudah pasti bro," ujar F'minor

"Tak usah khawatir sob, masih banyak misteri belum kita ungkap," sahut Melodi.

Tak lama, Wayang bicara, "Sesekali kita membahas tentang kisah kerajaan dibawah bukit sepi, katanya kerajaan itu runtuh karena kekonyolan kaum puruanisme (baperan) dan egoisme."

"Bagaimana bisa?" Tanya Aksara.
"Hal sepele, mereka seringkali beradu argumen pada hal yang tak perlu, semisal warna bunga yang akan ditanam atau jenis kain yang harus digunakan dalam upacara. Jawabnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun