Mohon tunggu...
Muhammad AqmarFirdaus
Muhammad AqmarFirdaus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sekolah Vokasi IPB

let it flow.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Rendahnya Minat Membaca Orang Indonesia

16 Juli 2021   13:05 Diperbarui: 16 Juli 2021   13:30 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Minat membaca diartikan sebagai perilaku positif yang dilakukan oleh individu atas keingintahuan akan suatu pengetahuan. Diantara banyaknya masalah pendidikan di Indonesia, salah satunya adalah minat baca. Minat membaca kita sangatlah tertinggal dari negara-negara lain. Padahal minat membaca menjadi salah satu aspek pendorong dalam kemajuan pendidikan maupun teknologi suatu negara. Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah dalam hal ini memegang peran penting dalam pertumbuhan minat membaca, mulai dari penyediaan buku cetak, fasilitas perpustakaan, jaringan internet yang stabil serta menjangkau seluruh pelosok negeri.

Menurut riset dari World’s Most Literate Nations Ranked oleh Central Connecticut State University (2016), Indonesia menempati urutan ke- 60 dari 61 negara dalam urusan minat membaca. Riset itu menunjukkan betapa malasnya orang Indonesia untuk membaca. Data dari UNESCO juga menunjukkan bahwa minat baca masyarakat kita hanya 0,001%. Artinya dari 1000 orang Indonesia hanya 1 orang saja yang minat atau rajin membaca.

Ada beberapa indikator yang berbeda dari berbagai sumber terhadap rendahnya minat membaca masyarakat Indonesia, seperti berikut :

1.  Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2006, masyarakat kita belum menjadikan membaca menjadi sumber utama untuk mencari informasi. Mereka lebih tertarik menonton TV (85,9%), radio (40,3%), dan membaca koran hanya (23,5%).
2.  International Education Achievement (IEA) mengatakan bahwa kemampuan membaca siswa SD di Indonesia menempati urutan          ke-38 dari 39 negara.
3.  Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia berada di urutan ke-4 dalam hal buta huruf, yakni dengan angka buta huruf sebesar 2,07%.

Lalu, apa penyebab minat membaca negara kita sangatlah rendah? Ada beberapa alasan, yaitu:

1.  Buruknya kemampuan baca. Hal tersebut dikatakan berdasarkan penelitian oleh Tim Programme of International Student Assessment (PISA) Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas yang menunjukkan kemampuan membaca anak usia 15 tahun di Indonesia sangat buruk. Sekitar 37,6% hanya bisa membaca tanpa bisa menangkap maknanya; dan 24,8% hanya bisa mengaitkan teks yang dibaca dengan satu informasi pengetahuan.
2.  Sistem pembelajaran di Indonesia belum mengharuskan anak membaca buku, biasanya mereka hanya membaca buku disaat-saat ingin melakukan tes ataupun ujian.
3.  Sarana perpustakaan masih belum terlalu banyak ditemukan, dan perpustakaan masih dianggap menjadi tempat yang belum banyak diminati.
4.  Belum adanya lembaga formal yang menangani permasalahan minat membaca buku.

Tentu saja minat membaca juga mempengaruhi kualitas pendidikan kita secara langsung. Dalam data yang dirilis oleh Programme of International Students Assessment (PISA) pada tahun 2019, menempatkan Pendidikan Indonesia di peringkat ke- 72 dari 77 negara. Angka diatas menunjukkan betapa rendahnya kualitas pendidikan kita dibandingkan negara tetangga.

•Upaya Meningkatkan Minat Baca

Dari masalah yang telah dipaparkan bahwa pemerintah harus semakin gencar terhadap minat membaca masyarakat. Entah mengadakan program literasi setiap hari atau minggu. Pengadaan fasilitas membaca di lingkungan sekitar yang masih cukup jarang bisa dijumpai saat ini dan juga dikelola dengan baik. Sistem pendidikan atau kurikulum yang harus mengedepankan pembelajaran mandiri atas informasi yang diperoleh atau dibaca sejak dini. Mengadakan pameran yang diadakan secara rutin setiap bulan tentunya bisa membuat orang tertarik untuk membeli dan membaca buku. Dan tentunya yang terpenting adalah lingkungan (keluarga) yang seharusnya menjadi pendorong minat baca anak, keluarga cukup berperan penting dalam urusan minat baca sang anak itu sendiri.

Setelah membaca semua artikel yang sudah dibaca tentang permasalahan minat membaca yang rendah, memang terlihat sangat rumit akan permasalahan ini. Namun, minat membaca bisa dimulai dari diri kita sendiri, tanpa perlu ajakan orang lain, hal ini harus kita mulai sedini mungkin, harus menjadi kebiasaan yang baru. Kita harus bisa menjadi pribadi yang lebih baik dengan banyak membaca.

Membaca buku juga bukan hanya sekedar membaca buku, namun apa yang bisa kita pelajari dari apa yang telah kita baca.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun