Mohon tunggu...
Muhammad Andy Rizki
Muhammad Andy Rizki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional, Universitas Mulawarman.

Saya adalah seorang yang mengisi kesehariannya dengan memikirkan hal-hal spektakuler, tak jarang juga hasil pemikiran-pemikiran itu saya tuangkan kedalam bentuk tulisan!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Tantangan Manusia dalam Melindungi Lingkungan dari 'Marabahaya' Kemajuan Zaman

13 Mei 2024   11:21 Diperbarui: 13 Mei 2024   11:50 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bukti degradasi lingkungan yang terjadi di desa Karang Tunggal, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, 2022./Dok. pri

Dunia yang kita pijak saat ini, adalah dunia yang berbeda dengan dunia 100 tahun lalu. Apa yang terjadi dengan dunia 100 tahun setelahnya pun merupakan akibat adanya perkembangan sosialitas dari segala sisi yang diciptakan oleh manusia, makhluk hidup dengan populasi terbesar di dunia dengan kecerdasannya. 100 tahun lalu, populasi manusia tidak mencapai satu milliar orang. Namun, dewasa kini, populasi manusia telah menyentuh angka 7 milliar, meningkat 4 kali lebih besar di awal abad ke-20, dan diprediksi akan semakin bertambah hingga 9 milliar orang.

Pertumbuhan popluasi manusia yang semakin meningkat dari tahun ke tahunnya menyebabkan manusia memerlukan sumber daya lebih banyak dalam menunjang kehidupan mereka. Sumber daya yang ada di dunia semakin tergerus demi memenuhi kebutuhan umat manusia. Seiring tahun bertambah, semakin beragam pula sumber daya yang dibutuhkan manusia untuk menunjang kehidupan mereka, yang menjadi penanda terjadinya perkembangan zaman.

Perkembangan zaman yang terjadi dalam sosialitas dunia saat ini terjadi karena manusia mengalami pergerseran kebiasaan yang mengharuskan mereka beradaptasi akan perubahan-perubahan yang ada, seperti perkembangan tekonolgi, gaya hidup, industrialisasi, dan sebagainya, yang merupakan akibat dari derasnya laju globalisasi yang terjadi di dunia.

Semakin berkembangnya zaman yang dilalui manusia, semakin besar dan beragam pula kebutuhan manusia akan susmber daya yang dapat menopang berlangsungnya kehiupan sosial manusia. Peningkatan penggunaan sumber daya yang digunakan untuk menunjang kehidupan umat manusia saat ini tercatat 50% lebih besar dari 30 tahun sebelumnya.

Sumber daya yang banyak digunakan dan semakin tergerus adalah sumber daya non-terbarukan. Perkembangan zaman telah membawa manusia ke masa dimana manusia menemukan kebutuhan sumber daya yang baru. Contohnya adalah Bahan Bakar Minyak (BBM) yang umum digunakan saat ini adalah sesuatu yang tidak pernah ada di 100 tahun sebelum saat ini. Adanya BBM menjadi 'berita buruk' baru untuk lingkungan karena BBM hanya akan didapatkan dengan penggalian, sama seperti sumber daya yang lain seperti tembaga, emas, batu bara, nikel, dan sebagainya yang kian tahun makin diperlukan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan adanya Kebutuhan yang baru dari manusia, maka semakin besarlah kemungkinan lingkungan akan terdampak akibat perubahan pola hidup manusia.


Peningkatan persentase penggunaan sumber daya ini tidak diimbangi dengan kesadaran manusia akan sumber daya yang suatu saat juga akan habis. Manusia perlu mengingat bahwa sumber daya yang dinikmati untuk memenuhi kebutuhan manusia saat ini, pasti suatu saat tidak lagi tersedia. Sumber daya tidak terbarukan atau non-renewable juga akan terus mengalami degradasi setiap kali manusia memerlukannya. Oleh karena itu, manusia perlu memikirkan setidaknya apa alternatif lain yang bisa digunakan untuk mengganti sumber daya yang biasanya digunakan agar tidak terus tergerus habis, hingga anak-cucu kita nantinya juga dapat ikut merasakan sumber daya tersebut.

Selain itu, 'sisa-sisa' kebutuhan manusia yang tidak digunakan dalam menunjang kehidupan umat manusia menjadi maslah baru bagi lingkungan yang menjadi 'kerabat' manusia untuk hidup di dunia. Meningkatnya populasi manusiadi dunia, semakin meningkat pula angka sisa-sisa hasil penggunaan dari penunjangan hidup manusia. Ada banyak bentuk sisa-sisa ini, dan contoh paling kecilnya adalah sampah plastik. Sampah plastik adalah sesuatu yang baru bagi lingkungan. Plastik yang menjelma menjadi sisa-sisa penggunaan manusia untuk menunjang hidup mereka yang sangat sulit diuraikan. Dan tidak hanya plastik, sampah berbahaya lainnya seperti sampah elektronik (Gadget, tembaga, kabel, dll),limbah pabrik, hingga benda-benda sebesar alat bekas transportasi manusia seperti kapal laut, pesawat terbang, dan kereta api. Walau kesadaran manusia akan bahaya sampah sudah sangat peduli, namun tetap saja, sampah yang digunakan oleh hampir7 miliar orang yang hidup di muka bumi ini tidak dapat diuraikan dengan baik, dan mungkin, suatu saat sudah tidak ada cara lagi untuk manusia mengatasi isu sampah yang sangat menyiksa lingkungan ini. 

Sampah tidak hanya berbentuk 'sisa-sisa' seperti yang sudah disebutkan tadi, namun ada pula sampah yang juga bagian dari sisa-sisa usaha manusia dalam mengeksploitasi sumber daya. Contoh nyata yang sangat banyak ditemukan di Indonesia, khususnya daerah Kalimantan Timur adalah bekas tambang batu bara. Sampah berbentuk bekas tambang adalah sampah yang sangat melukai alam dan lingkungan, karena hadirnya tambang sudah memastikan bahwa luasan hutan sebagai penyerap karbon, yang menjadi penyokong terbesar dalam pencemaran udara, akan berkurang. Bekas tambang juga biasanya tidak ditutup kembali, yang merupakan bagian dari kenakalan para perusahaan tambang yang tidak terlalu memperdulikan masalah ini. dan umumnya, sisa hasil pertambangan untuk mengambil sumber daya hanya bersissa gunung yang digundulkan, kepulan pasir yang mengganggu, dan kubangan tanah bekas menambang yang hanya akan menampung air yang beracun. Ini adalah tantangan-tantangan lain yang harusnya semakin dikuatkan untuk tidak terjadi lagi, karena alam dan lingkungan yang menjadi tempat kita tinggal harus tetap terawat.

Bekas tambang yang berada di desa Karang Tunggal, Kecamatan Teggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur,2022./dok. pri
Bekas tambang yang berada di desa Karang Tunggal, Kecamatan Teggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur,2022./dok. pri

Sudah semestinya hal-hal yang menyangkutpautkan lingkungan semkain digalakkan kembali akan kesadaran menjaga lingkungan. Manusia hidup di lingkungan yang secara langsung menopang kehidupan manusia dengan baik, seperti meberikan oksigen (O2) untuk manusia bernafas dan menarik karbon dioksida (C02) yang berbahaya untuk manusia. Apabila alam dan lingkungan kita semakin termakan oleh zaman yang juga merupakan ulah manusia yang harus terus memenuhi kebutuhannya sesuai dengan perkembangan zaman, alam akan semakin terpuruk. Apabila alam lingkungan kita sudah rusak nantinya, siapa yang akan memperbaikinya? apakah alam bisa melakukan semuanya sendiri? apakah alam bisa melakukannya secepat yang manusia bisa? Pertanyaan penting itulah, yang harus menjadi semangat manusia menjaga lingkungan, agar keturunan umat manusia berikutnya juga masih bisa bagaimana nikmatnya udara jernih, ladang rumput yang hijau, juga langit biru yang cerah, seperti yang alam dan lingkungan selalu lakukan sedari dulu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun