Mohon tunggu...
muhammad andry
muhammad andry Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Festival Budaya Pontianak

16 Oktober 2015   18:19 Diperbarui: 16 Oktober 2015   18:19 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            Sebelumnya, perkenankan penulis menceritakan sedikit sejarah tentang Pontianak. Pontianak, dikenal sebagai kota khatulistiwa karena dilalui garis nol derajat bumi. Pontianak merupakan salah satu dari 34 ibukota provinsi yang ada di Indonesia. Tepatnya di pulau Kalimantan Barat. Konon katanya, nama Pontianak di ambil dari nama hantu perempuan yang dikenal dengan nama kuntilanak. Asal usul nama pontianak sesuai mitos yang tersebar adalah kaitannya dengan kisah dongeng Syarif Abdurrahman yang sering diganggu oleh hantu kuntilanak ketika beliau menyusuri Sungai Kapuas yang merupakan sungai terpanjang di Indonesia. Menurut cerita yang berkaitan dengan Syarif Abdurrahman yang sering dihantui kuntilanak, Syarif Abdurrahman terpaksa melepaskan tembakan meriam untuk mengusir hantu kuntilanak sekaligus menandakan dimana meriam itu jatuh, maka disanalah wilayah kesultanannya didirikan. Peluru meriam itu jatuh melewati simpang tiga Sungai Kapuas dan Sungai Landak. Dan disanalah jugalah di bangun masjid jami’ Pontianak sebagai wilayah kesultanan Syarief Abdurrahman.

            Pontianak, kota kecil yang ada di daerah Kalimantan Barat. Di kota ini terdapat berbagai macam etnis yang bermukim di sini. Mulai dari Melayu, Dayak, Tionghoa, Madura dan etnis lainnya. Inilah yang membuat kota ini memiliki aneka macam festival budaya yang dapat menarik wisatawan lokal maupun mancanegara. Festival yang cukup populer dan selalu di adakan di Pontianak ialah meriam karbit , cap go meh, dan gawai dayak.

  • Meriam Karbit

Meriam karbit merupakan salah satu permainan yang berasal dari Kalimantan. Permainan ini sudah sejak dahulu menjadi salah satu permainan dan tradisi dari masyarakat melayu disana. Permainan ini menjadi lebih spesial taklala dimainkan sebagai rangkaian festival Meriam Karbit yang biasanya diselenggarakan untuk memeriahkan malam takbiran menjelang Hari Raya Lebaran.

Atraksi permainan meriam karbit sebenarnya mempunyai kisah sejarah yang menarik. Menurut cerita, Kesultanan Kadriah Pontianak di tahun 1771 sampai 1808,  tujuan awal dari membunyikan meriam adalah untuk membuang sial dan mengusir hantu kuntilanak yang ada di Kota Pontianak. Bunyi kerasnya juga menjadi pertanda waktu azan Maghrib. Seiring berjalannya waktu, tradisi meriam karbit berkembang menjadi daya tarik pariwisata.

Meriam yang digunakan disini ialah meriam tradisional yang terbuat dari kayu durian atau pohon kelapa yang sangat keras. Kayu dibelah dan diikat memakai tali rotan dengan berat 100 kilogram atau lebih satu meriamnya. Setelah itu, meriam akan dibersihkan dan dihias.

Meriam karbit


 

  • Gawai Dayak

Gawai Dayak merupakan salah satu pesta sebagai ucapan terima kasih kepada sang Pencipta “Jubata” atas panen padi yang berlimpah, dapat melambangkan persatuan, aspirasi identitas kemakmuran serta memperkenalkan bahwa masyarakat Dayak memilki andil dalam mempersatukan bangsa Indonesia. Festival ini adalah suatu atraksi Suku Dayak asli pada saat Karnaval keliling kota, ritual, paeran, fashion show serta kontes Bujang Dare, ukiran kayu, tarian, dan berbagai permainan rakyat. Hanya dapat disaksikan di Rumah Betang Jl. Sutoyo Pontianak.

 

Gawai Dayak juga merupakan sebuah tradisi rutin masyarakat adat dayak yang ada di Kalimantan Barat. Gawai Dayak adalah sebuah bentuk acara rasa syukur kepada sang pencipta atas kelimpahan panen padi yang masyarakat dayak rasakan. Acara ini rutin dilakukan di setiap daerah yang ada di Kalimantan Barat, yang mana susunannya adalah pembukaan Pekan Gawai Dayak (PGD) dilaksanakan di Kota Pontianak, kemudian terus mundur ke kota-kota arah timur Kalimantan Barat.

Dalam pelaksanaan acara gawai dayak tersebut, ada sebuah ritual wajib masyarakat adat dayak yang disebut dengan ngampar bide. Ngampar Bide berasal dari bahasa suku dayak Kanayatn yang berarti bepinta (meminta) bepadah (memberitahu) kepada Jubata (Tuhan Yang Maha Esa) agar acara gawai yang dilaksanakan berjalan lancar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun