"Mereka tak pernah menjanjikan tinggal lama, tapi menghilangnya tetap meninggalkan ruang kosong"
Ada kalanya pagi-pagi kita membuka pintu, dan di sana seekor kucing sedang duduk tenang. Entah dari mana asalnya, tapi ia terlihat nyaman, seolah rumahmu memang selalu menjadi tempat yang ia cari. Lalu, suatu hari, tanpa aba-aba, ia pergi. Tak pamit. Tak menoleh. Hanya pergi.
Kucing-kucing yang datang dan pergi dari hidup kita mengingatkan pada satu hal, bahwa tidak semua hal di dunia ini untuk dimiliki. Beberapa hanya untuk disambut, dirawat, kemudian dilepaskan. Seperti teman-teman hidup yang datang menghibur kita sejenak, lalu melanjutkan perjalanannya.
Banyak dari kita punya cerita, kucing yang kita pelihara bertahun-tahun lalu tiba-tiba menghilang. Atau kucing liar yang tak sengaja kita buang karena keadaan.
Yang menarik, tidak ada kucing yang datang tanpa alasan. Mereka hadir di saat sepi, saat hati sedang perlu sesuatu untuk dirawat, saat rumah butuh kehidupan kecil di pojok jendela. Dan ketika mereka pergi, mereka mengajarkan pelan-pelan cara merelakan, tanpa marah, tanpa dendam.
Kucing tidak butuh banyak. Tapi mereka mengajarkan cukup banyak, tentang kasih tanpa syarat, tentang kediaman yang tak harus dimiliki, dan tentang kehilangan yang bisa kita pelajari dengan tenang.
Karena mungkin, seperti mereka, hidup juga tak selalu tentang menetap. Tapi tentang hadir sebentar, memberi kehangatan, lalu memberi ruang agar kita tumbuh kembali... dalam sunyi yang tak pernah benar-benar sepi.