Mohon tunggu...
Muhammad Ali Bagas
Muhammad Ali Bagas Mohon Tunggu... Ketua Komunitas Literasi Sangkep.id

Pemerhati Psikologi Sosial

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pemerintah Desa, Pembangunan, dan Pemberdayaan Pemuda

19 Maret 2025   16:44 Diperbarui: 18 Maret 2025   04:02 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbicara tentang Desa, salah satunya kita akan berbicara tentang pemuda yang akan menjadi generasi penerus di masa depan. Hal ini perlu dibicarakan secara serius, terlebih-lebih tentang persoalan bagaimana pemberdayaan pemuda yang memang seharusnya dilakukan oleh Pemerintah Desa. Jangan sampai kita hanya berhenti pada model pemberdayaan yang dilakukan dengan cara melibatkan mereka pada acara yang bersifat tahunan semata. Semacam Peringatan Hari Besar Islam dan Peringatan Hari Besar Nasional, ataupun HUT Desa. Akan tetapi, kita juga perlu memikirkan dan melakukan tindakan pasti tentang fasilitas apa yang mereka butuhkan untuk mengembangkan skill-skill yang mereka miliki, menumbuhkan potensi-potensi yang mereka miliki, ataupun tentang tindakan apa yang dapat kita lakukan untuk meminimalisir keragaman permasalahan yang mereka hadapi hari ini, agar mereka tidak terjatuh ke dalam keadaan, sistuasi dan posisi yang lemah dan terpinggirkan.

Pemuda bukan manusia yang hanya diperlukan ketika ada acara saja, bukan juga sekelompok manusia yang hanya dipanggil, dikumpulkan dan diinstruksikan untuk melaksanakan dan menjalankan program-program Desa yang bersifat tahunan semata. Mereka harus dipandang sebagai manusia yang memiliki segudang skill dan potensi yang perlu ditumbuh-kembangkan secara serius (Koentjaraningrat, 2015). Karna dengan hal semacam itu kita akan bisa mewujudkan generasi penerus yang berkualitas, loyal, dan memiliki tanggungjawab yang tinggi atas Desa-nya sendiri.

Peran Pemuda dalam Pembangunan Desa; Ilusi atau Fakta?

Pembangunan Desa bukan hanya menjadi tugas dan tangunggjawab pemerintah semata, apalagi tugas dan tanggungjawab segelintiran orang saja. Akan tetapi, sudah menjadi tugas serta tanggungjawab semua elemen dan komponen bangsa, tidak terkecuali pemuda itu sendiri. Lalu, apakah peran generasi muda dapat benar-benar diandalkan?, sejauh mana mereka memberikan kontribusi?, dan apa saja yang meski ditawarkan oleh mereka untuk pembangunan Desa?, serta seberapa startegisnya kaum muda dalam program-program pembangunan Desa?.

Hal ini perlu kita ingat dan merenungkannya kembali berdasarkan catatan hitsoris kaum muda, khususnya di Indonesia (Suryanegara, 2018). Pada catatan historis kaum muda memiliki catatan yang cukup bagus. Sebut saja misalnya dalam konteks perubahan sosial, pemuda selalu berada paling depan, selalu sebagai pencerah pemikiran, pemompa semangat, dan pembakar api perjuangan untuk keluar dari penjajahan dan keterjajahan. Seperti tergambarkan dalam kelahiran Sumpah Pemuda 1928, Hari Kemerdekaan Indonesia 1945 (Suryanegara, 2018), Hari Kebangkitan Nasional 1908, hingga Gerakan Reformasi 1998 (Teddy Wibisana, 2022). Kesemua ini terjadi, salah satunya berkat pergerakan dan perjuangan kaum muda. Artinya bahwa pemuda memiliki kontribusi yang besar bagi bangsa Indonesia. Oleh karenanya, pemuda senantiasa memiliki peran dan harus senantiasa dilibatkan dalam upaya pembangunan Desa. 

Pemuda adalah sumber energy, sumber ide, gagasan, dan pemikiran, juga sumber kekuatan terbangunnya sebuah peradaban Desa. Melirik pada hal ini, pemuda setidaknya memiliki tiga peran utama (Abdul Rozak, 2022). Pertama, berperan sebagai organizer, atau yang menata dan membantu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat; Kedua, berperan sebagai mediamaker, atau yang berfungsi menyampaikan aspirasi, keluhan, dan keinginan masyarakat; Ketiga, berperan sebagai leader, atau pemimpin di tengah masyarakat, juga pengurus di tengah-tengah masyarakat setempat. Itulah tiga peran yang harus dilakukan pemuda, dan harus diberikan support oleh Pemerintah Desa agar peranan yang telah lama menjadi fakta itu, tidak menjelma menjadi ilusi.  

Catatan Singkat untuk Pemerintah Desa dalam Pemberdayaan Pemuda

Upaya pemberdayaan pemuda agar menjadi generasi yang berkualitas, loyal, dan memiliki tanggungjawab yang tinggi atas Desa-nya memang memiliki proses yang panjang, dan bukan semudah membuat adonan kue. Diperlukan strtaegi yang komperhesif dan tindakan yang berkelanjutan. Sehingga untuk mewujudkan hal tersebut, terdapat beberapa strategi yang perlu menjadi catatan serius dan perlu dilakukan oleh Pemerintah Desa (Sriani Retno Wuri, 2015).

Pertama, Enablement, yakni; Pemerintah Desa harus mampu menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan pemuda berkembang secara optimal; Kedua, Strengthening, yakni; Pemerintah Desa harus memberikan ransangan untuk memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh pemuda dalam memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan-kebutuhanya; Ketiga, Protection, yakni; Pemerintah Desa harus senantiasa mengupayakan segala bentuk tindakan untuk memberikan rasa aman kepada pemuda; Keempat, Support, yakni; Pemerintah Desa harus senantias memberikan bimbingan dan dukungan agar pemuda mampu menjalankan peran, tugas, dan tanggungjawab kehidupannya, sehingga pemuda tidak terjatuh ke dalam keadaan, situasi, dan posisi yang semakin lemah dan terpinggirkan ditengah-tengah masyarakat; Kelima, Maintenance, Pemerintah Desa harus senantiasa memelihara kondisi yang kondusif agar tetap terjadi kesimbangan distribusi kekuasaan antara berbagai elemen kelompok masyarakat.

Kelima strategi ini dapat dilakukan oleh Pemerintah Desa dengan cara membangun kolaborasi antar lembaga Desa, tokoh adat, dan tokoh pemuda, tokoh agama dan tokoh masyarakat, hingga para akademisi, ataupun para tetuah dan masyarakat yang lain yang dianggap memiliki peranan penting, juga kompetensi dan kemampuan yang mumpuni.  

Refrensi

Abdul Rozak. (2022). Peran Pemuda dalam Pembangunan Desa. Bakti Nusa.

Koentjaraningrat. (2015). Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan. Kompas Gramedia.

Sriani Retno Wuri, .et.al. (2015). Strategy for Youth Empowerment Through the Youth Organization RW 02 Kelurahan Rogotrunan Lumajang Sub District Lumajang Regency 2015. Artikel Ilmiah Mahasiswa, 1(1).

Suryanegara, A. M. (2018). Api Sejarah. Salmadani.

Teddy Wibisana, .et.al. (2022). Aldera: Potret Gerakan Politik Kaum Muda 1993 - 1999. Kompas.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun