Mohon tunggu...
MUHAMMAD ADLANI
MUHAMMAD ADLANI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Earth an Observation by Heaven

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN-T: Peranan Orangtua dalam Menumbuhkan Minat Baca guna Terciptanya Budaya Literasi Siswa SD

26 September 2021   04:00 Diperbarui: 26 September 2021   06:55 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Virus COVID-19 muncul pertama kali bulan Desember tahun 2019 silam di kota Wuhan, China. Pesatnya penyebaran virus ini menyebabkan seluruh dunia dilanda pandemik COVID-19, tak terkecuali Indonesia. Pemerintah memutuskan berbagai kebijakan sebagai langkah untuk memutus rantai penyebaran COVID-19 di Indonesia. Dimulai dengan penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sampai dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 hingga level 1 yang masih dilaksanakan sampai saat ini untuk membatasi mobilitas dan aktivitas masyarakat.

Pesatnya penyebaran virus ini mengakibatkan semua sektor harus berbenah, salah satunya adalah Sektor Pendidikan masyarakat salah satunya yaitu di tingkat Sekolah Dasar (SD). Pada tingkat ini terjadi perubahan pada pola pembelajaran yang semestinya tatap muka menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau biasa disebut juga Dalam Jaringan (Daring) di sebagian tingkat pendidikan. 

Berdasarkan kondisi di lapangan, PJJ di Sekolah Dasar terpaksa mengajak Orang Tua murid untuk ikut serta berkolaborasi agar terlaksananya kegiatan PJJ. Ketika anak nya sekolah, Orang Tua ikut serta “menjadi guru” juga. Karena siswa SD pada dasarnya belum semua anak mengerti mengoperasikan jejaring internet dan juga ada sebagian anak yang belum diperbolehkan memegang handphone untuk mengakses jejaring internet oleh orang tua nya.

Berdasar latarbelakang tersebut, dengan kondisi suasana pembelajaran serba online disinilah peranan orang tua sangat penting untuk membimbing anak nya agar terlaksananya Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Perlu di garis bawahi bahwa fungsi orang tua tugas nya yaitu membimbing bukan untuk membantu anak nya dalam menyelesaikan tugas-tugas nya. Menurut pengamatan pribadi di lapangan, ada beberapa oknum orang tua yang ikut serta mengerjakan tugas-tugas anak nya.

Hal tersebut menyebabkan suatu kondisi yang disebut unvalid data, maksud dari kondisi ini yaitu Guru tidak dapat mengetahui perkembangan murid nya secara pasti berdasarkan kemampuan masing-masing murid nya. Kondisi ini juga dapat menyebabkan seorang guru sulit untuk mengevaluasi kegiatan mengajar yang biasa ia lakukan untuk memperbaiki kualitas pengajaran atau perhatian khusus untuk muridnya agar sesuai dengan rencana pembelajaran dan juga untuk mencapai target pembelajaran hingga dimengerti oleh seorang murid.

Oleh sebab itu, orang tua harus mengerti bahwa tugas-tugas yang diberikan kepada anak nya itu bukanlah tanggung jawab orang tua untuk menyelesaikan nya. Orang tua tidak perlu khawatir juga dengan ketidaksempurnaan tugas yang dikerjakan oleh anak nya, karena pada dasarnya seorang pelajar adalah manusia, dan seorang manusia hebat itu adalah dirinya yang terpelajar dan terus berproses untuk mencapai suatu prestasi. 

Dikhawatirkan nanti nya seorang anak sulit berkembang ataupun tumbuhnya minat baca dalam diri seorang siswa, padahal kebiasaan tersebut adalah kebiasaan dasar yang perlu tumbuh didalam diri seorang siswa untuk menggapai semua wawasan dan terciptanya budaya literasi. Menurut Elizabeth Sulzby, literasi adalah kemampuan berbahasa yang dimiliki oleh seseorang dalam berkomunikasi “membaca, berbicara, menyimak dan menulis” dengan cara yang berbeda tetapi sesuai dengan tujuannya. Jika didefinisikan secara singkat, definisi literasi yaitu kemampuan menulis, membaca dan menerima informasi dengan baik.

Program literasi terutama literasi baca tulis merupakan salah satu program yang sangat berperan dalam jenjang pendidikan tak terkecuali pada usia dini sekalipun atau sebelum anak masuk jenjang Pendidikan tingkat Sekolah Dasar. Gerakan literasi di sekolah adalah suatu usaha atau kegiatan yang bersifat partisipatif dengan dukungan kolaboratif berbagai elemen. 

Salah satu tujuan utama dari gerakan literasi ini adalah menumbuh kembangkan budaya literasi di sekolah. Tahap-tahap yang biasa dilakukannya yaitu Pembiasaan-Pengembangan-Pembelajaran. 

Pada tahap pembiasaan ini untuk menumbuhkan minat baca dengan melakukan kegiatan 15 menit membaca diluar jam sekolah, kemudian pada tahap pengembangan ini untuk meningkatkan kemampuan literasi melalui kegiatan menanggapi buku pengayaan, dan tahap berikutnya adalah tahap pembelajaran yaitu untuk meningkatkan kemampuan literasi di semua mata pelajaran dengan menggunakan buku pengayaan dan strategi membaca di semua mata pelajaran.

Tercatat pada bulan September 2021, beberapa sekolah di berbagai daerah melakukan uji kelayakan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas dan beberapa diantaranya termasuk kedalam kategori “Sangat Layak Untuk Menjalankan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT)” sesuai dengan surat pengantar hasil rapat pleno penetapan PTMT tahap II dengan tetap mengutamakan protocol kesehatan sesuai prosedur yaitu menggunakan masker medis, membawa peralatan tulis masing-masing, membawa handsanitizer dan pengecekan suhu tubuh ketika memasuki area sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun