Perubahan kebutuhan dalam proyek pengembangan perangkat lunak adalah hal yang tak terhindarkan. Kebutuhan perangkat lunak sering kali tidak dapat ditentukan secara pasti di awal proyek dan dapat berubah seiring berjalannya waktu, baik karena perubahan kebutuhan pelanggan, perubahan peraturan bisnis, atau perkembangan lingkungan operasi. Menurut Boehm (1981), kesalahan dalam kebutuhan yang diperbaiki terlambat bisa menghabiskan biaya hingga 200 kali lebih banyak daripada jika kesalahan tersebut diperbaiki di fase awal pengembangan. Oleh karena itu, penting untuk memiliki pendekatan yang efektif dalam menganalisis dan menangani perubahan kebutuhan tersebut.
Salah satu metode yang diusulkan oleh Jayatilleke, Lai, dan Reed (2017) adalah metode analisis perubahan kebutuhan yang berbasis pada identifikasi perubahan itu sendiri yang terjadi pada level yang lebih tinggi dalam siklus pengembangan perangkat lunak. Metode ini memiliki tiga langkah utama: menganalisis perubahan menggunakan fungsi, mengidentifikasi kesulitan perubahan, dan mengidentifikasi ketergantungan antar perubahan menggunakan matriks.
Analisis Perubahan Kebutuhan
Dalam pengembangan perangkat lunak, perubahan sering kali menimbulkan ketergantungan yang kompleks antar berbagai elemen sistem. Sebagai contoh, perubahan pada satu bagian sistem bisa mempengaruhi banyak komponen lain secara langsung atau tidak langsung. Oleh karena itu, penting untuk memiliki mekanisme untuk mengidentifikasi ketergantungan dan konflik yang mungkin timbul akibat perubahan tersebut. Salah satu cara yang digunakan adalah dengan menggunakan matriks ketergantungan (dependency matrix), yang dapat menggambarkan hubungan antar elemen yang terpengaruh oleh perubahan.
Metode yang diusulkan dalam penelitian ini mengidentifikasi ketergantungan antar perubahan dan memberi bobot untuk menentukan prioritas implementasi perubahan berdasarkan tingkat kesulitan. Dengan demikian, metode ini tidak hanya membantu dalam mengidentifikasi perubahan yang diperlukan, tetapi juga memberi panduan tentang bagaimana mengelola dan memprioritaskan perubahan berdasarkan dampaknya terhadap sistem secara keseluruhan.
Langkah-langkah dalam Metode Analisis Perubahan Kebutuhan
Metode yang dikembangkan oleh Jayatilleke et al. (2017) terdiri dari tiga langkah yang saling berhubungan. Langkah pertama adalah menganalisis perubahan menggunakan fungsi-fungsi tertentu. Setiap perubahan yang diidentifikasi diuraikan lebih lanjut dengan menggunakan berbagai jenis fungsi (misalnya, fungsi untuk menambah, menghapus, atau memodifikasi aktivitas dalam sistem). Langkah kedua melibatkan identifikasi tingkat kesulitan dalam mengimplementasikan perubahan tersebut. Setiap perubahan diberi bobot berdasarkan dampaknya terhadap aktivitas yang ada, serta jumlah aktivitas dan database yang terpengaruh oleh perubahan tersebut.
Langkah ketiga adalah mengidentifikasi ketergantungan antar perubahan menggunakan matriks ketergantungan dan diagram desain sistem (SDD). Matriks ini memungkinkan analisis yang lebih jelas mengenai bagaimana perubahan mempengaruhi sistem dan membantu memvisualisasikan hubungan antar elemen-elemen yang terpengaruh oleh perubahan tersebut.
Aplikasi Metode pada Studi Kasus
Sebagai bukti kegunaan metode ini, para penulis mengaplikasikannya pada sistem manajemen kursus di sebuah universitas. Dalam studi kasus tersebut, dua perubahan hipotetis diidentifikasi: (1) pengiriman SMS selain email untuk pemberitahuan kepada mahasiswa, dan (2) penggunaan absensi elektronik untuk menggantikan absensi manual. Dengan menerapkan metode ini, mereka dapat mengidentifikasi ketergantungan dan konflik antara perubahan tersebut, serta menilai tingkat kesulitan implementasinya.
Hasil dari analisis ini memberikan wawasan yang berguna untuk pengambil keputusan, seperti identifikasi aktivitas yang paling terpengaruh oleh perubahan dan prioritas perubahan berdasarkan kesulitan implementasinya. Sebagai contoh, perubahan yang melibatkan pengiriman SMS dinilai memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi karena melibatkan lebih banyak aktivitas dan database yang terpengaruh.
Keunggulan dan Tantangan Metode Ini
Metode yang diusulkan memberikan beberapa keunggulan dibandingkan dengan pendekatan analisis perubahan kebutuhan lainnya. Pertama, metode ini menawarkan cara yang lebih efisien untuk mengidentifikasi ketergantungan dan konflik antara perubahan. Kedua, dengan memberikan bobot pada kesulitan implementasi, metode ini memungkinkan pengambil keputusan untuk memprioritaskan perubahan berdasarkan dampak dan kompleksitasnya, bukan hanya berdasarkan urgensi. Ketiga, penggunaan matriks ketergantungan memberikan cara visual yang jelas untuk melihat bagaimana perubahan akan mempengaruhi seluruh sistem.
Namun, ada beberapa tantangan yang perlu diperhatikan. Pertama, meskipun matriks ketergantungan dapat membantu memvisualisasikan konflik, matriks ini mungkin menjadi sangat kompleks jika jumlah perubahan dan elemen sistem yang terlibat sangat banyak. Kedua, meskipun metode ini memberikan bobot untuk kesulitan perubahan, perhitungan tersebut masih memerlukan validasi tambahan, seperti estimasi waktu implementasi perubahan, yang tidak dijelaskan secara rinci dalam studi ini.