Mohon tunggu...
Muhammad Abrar
Muhammad Abrar Mohon Tunggu... Academics

Writing is not merely about stringing words together, but about preserving stories that should never be forgotten!

Selanjutnya

Tutup

Diary

Lumbung Merah: Kisah Misterius yang Terpecahkan Lewat Mimpi

31 Mei 2025   01:00 Diperbarui: 31 Mei 2025   00:12 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lumbung Merah (Sumber: https://budipekerti.org/kisah-lumbung-merah/)

Ibu tiri Maria, Nyonya Marten, berada di rumah saat itu. Ia sempat menegur Corder, "Seandainya kau menikahi Maria dari awal, semua ini tidak akan terjadi!" Corder hanya menjawab, "Besok aku akan menikahinya."

Namun Nyonya Marten tidak percaya begitu saja. Ia tahu betul reputasi Corder---pembohong dan penipu. Sayangnya, Maria tetap pergi. Ia meninggalkan rumah sekitar pukul 12.30 siang, mengenakan syal berwarna hijau. Itu adalah kali terakhir keluarganya melihatnya hidup.

Kebohongan yang Berlanjut

Keesokan harinya, Corder kembali ke rumah keluarga Marten. Ia mengatakan bahwa Maria baik-baik saja, mereka telah menikah, dan sedang tinggal di tempat lain. Tapi yang aneh, Corder datang sendirian.

Waktu berlalu. Corder beberapa kali menulis surat kepada keluarga Marten, mengatakan bahwa Maria sedang sakit, atau tangannya cedera sehingga tidak bisa menulis surat sendiri. Ia juga menyebut bahwa mereka tinggal di Pulau Wight, dan takut pulang karena takut kemarahan masyarakat atas kawin lari mereka.

Tapi keluarga Marten mulai merasakan ada sesuatu yang janggal. Maria dikenal sebagai gadis yang sangat perhatian pada keluarganya. Tak mungkin ia menghilang begitu saja, apalagi tanpa kabar saat Natal.

Hari demi hari, harapan mulai berganti dengan firasat. Hingga pada suatu malam, Nyonya Marten mulai bermimpi. Dalam tidurnya, Maria hadir dalam wujud yang sangat nyata---memanggil, menangis, dan menunjuk ke arah Lumbung Merah.

Awalnya Nyonya Marten memendam mimpi itu. Ia khawatir dianggap berhalusinasi. Tapi mimpi itu terus datang---muncul dalam tiga malam berturut-turut. Akhirnya, ia tak tahan lagi dan memaksa suaminya untuk memeriksa Lumbung Merah.

Penemuan yang Menggemparkan

Tanggal 19 April 1828, hampir setahun setelah Maria menghilang, Tuan Marten dan temannya Bowtell mendatangi Lumbung Merah. Begitu memasuki bangunan tua itu, mereka menyapu jerami yang berserakan di lantai tanah. Mereka menemukan sebidang tanah yang tampak tergali---bekas galian baru.

Dengan hati berdebar, mereka mulai menggali. Baru sedalam kurang dari 50 cm, mereka menemukan karung goni, dan dari dalamnya mencuat syal hijau yang masih dikenakan korban. Bau busuk yang menyengat keluar dari lubang itu. Tak berani menggali lebih dalam, Tuan Marten bergegas pulang dan bertanya pada istrinya:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun