Mohon tunggu...
Muhammad abdul Rolobessy
Muhammad abdul Rolobessy Mohon Tunggu... Jurnalis - Editor

Bahasa mati rasa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politisi dan Kedai Kopi

14 Juni 2023   05:21 Diperbarui: 16 Juni 2023   03:39 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Penulis: M.Abdul Rolobessy

Sabang hari yang begitu panjang untuk tetap tidur dan juga bangun, jamuan politis mulai bergerak dari sekarang. Maraton bagi mereka adalah lari yang paling dekat. Maju atau pulang dengan kaki telanjang.

Di kedai kopi ada banyak menu rasa, mungkin harus memesan kopi atau kekalahan yang mendatang. Tangan- tangan mereka melayang, ada yang menarik tasi ada juga yang menyogok sesuap nasi. itulah kerja politisi. Datang dengan segudang janji.

Indonesia kini telah ramai-ramai-nya, kedai kopi buka 24 jam untuk mereka membahas tali-tali mengikat masyrakat di tahun 2024, kibarkan bendera seperti kibarkan janji mereka.

Kemajuan indonesia ada di tangan siapa?
Aktor politisinya siapa? Sinar global yang sering kita lihat pada pusat indonesia. semua mulai bertarung hebat, menyindir sanah sini. Atas dasar siapa yang menjadi pemimpin nomor satu di indonesia.
Dari siaran telefisi sampai telepon genggam. Wacana-nya hebat.
Ada yang nada  suaranya lantang dan tegas, ada juga sedikit melayu-melayu batu  kertas.

Politisi kali ini yang tidak di sadarkan masyarkat adalah. Ketika seseorang aktor baru atau lama, mereka berdiri di depan mimbar, bersuara kepada semua masyarkat; "kita lihat bahwa, perkembangan negara indonesia kedepan akan saya ubah menjadi lebih baik lagi, tidak ada masyarakat yang terlantar semua harus hidup sejaterah" pada akhirnya semua mimpi ini terlambat. Pemimpin yang ngompol.

Gentingnya momentum politik membuat masyarakat bingung, dilema, mungkin juga ada yang sampai kenal penyakit kusta. Dari tahun- tahun sebelumnya bahwa. Selalu saja ada revisi tentang undang-undang, ada yang melindungi ada juga sebagai penindasan masyarakat lemah. Nah, hal ini
Semakin membuat kita takut punya pemimpin yang hanya ada untuk kepentingan pribadinya. Hal ini telah menjadi trauma bagi masyarakat indonsia.

Obrolan figur potensial di warung kopi harus ikut dengan potensial yang mapan, jika ini tidak di lakukan maka jeritan masyarakat akan menjadi ritual yang di rayakan setiap harinya. Karena semua masyarakat sudah muak dengan aneka ragam bahasa di mana kalanya untuk kebohongan belaka (fiksi)

Sebagai seseorang pemimpin harus hilangkan budaya atau pikiran otoriter. Karena kesejateraan masyarakat adalah tanggung jawab seseorang pemimpin. Dan minset pempin harus punya tata nilai moral dewasa yang tinggi pada dasarnya adalah kesadaran diri untuk melihat negara NKRI.

Untuk politisi warung kopi, semoga menjadi pemimpin yang selalu mengayomi masyarakat, membuat kemajuan pada negara. Mau dari faktor ekonomi, pembangunan, pendidikan dan lain-lain harus di penuhi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun