Mohon tunggu...
Muhammad Fajar
Muhammad Fajar Mohon Tunggu... -

Saya adalah mahasiswa FEUI yang tergila-gila akan ekonomi syariah dan ingin memperjuangkannya mati-matian.. Allah menciptakan segala sesuatu dengan alasan, dan semoga tujuan hidup saya yang spesifik adalah untuk memperjuangkan hal ini..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Renungan Hari Ini

27 Juni 2010   13:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:15 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

tumben-tumbenan sore ini saya iseng menyalakan TV saya, dan mencoba menemukan acara yang menarik. setelah mengganti channel beberapa kali, saya berhenti di salah satu channel swasta yang saat itu ada acara John Pantau, yang merupakan sebuah reality show (non-drama). saya pikir cukup menarik juga karena sudah lama saya tidak menonton acara ini. dalam acara itu John sedang berada di sebuah perkampungan pesisir, sepertinya di sekitar daerah jakarta utara, terlihat dari suasananya yang kumuh, tak teratur, serta sampah menimbun. saat itu ceritanya John sedang mengajak dua orang anak perempuan yang umurnya sekitar 10 tahunan yang cerewet dan centil (bayangkan artis cilik amel yang berperan sebagai carla dalam suami-suami takut istri, ya.. seperti itulah.. tidak jauh..), sepertinya si John sedang "mengerjai" anak-anak itu untuk datang ke kampung pesisir itu dan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan orang disana.. dan benar saja, banyak kehebohan-kehebohan yang terjadi saat mereka disuruh mengupas kerang, misalnya.

berganti scene, John dan kedua anak itu berjalan-jalan dan menghampiri seorang anak laki-laki sepantaran mereka yang saat itu sedang menjahit jala sendirian. kesan pertama saya melihat anak itu, dia begitu pendiam dan polos, sesuatu yang jarang saya lihat di wajah anak-anak seusianya. mereka menghampirinya dan mengajaknya berkenalan. maka dengan malu-malu dia berkenalan dengan John dan kedua anak itu. saat itu anak laki-laki itu terlihat begitu sederhana dan kalem. saya lupa siapa nama anak itu, tapi kalau tidak salah namanya yusuf.. maka dia ditanya oleh John,

"lagi ngapain dek?"
"lagi jahit jala"
"adek kok kerja? nggak mau main sama temen-temennya? main layangan kek gitu, main apa kek.."
"nggak", kata yusuf sambil menggelengkan kepalanya dengan setengah menunduk
"kenapa dek?", tanya John heran
"nggak papa.. saya sukanya kerja aja..", kata yusuf masih sambil setengah menunduk
"Bapak Ibunya dimana dek? kalo Bapak dimana?"
"Bapak di pelelangan ikan"
"Ibu dimana? kerja?"
(yusuf hanya menggelengkan kepalanya)
"oo.. ibu nggak kerja?", John memastikan
"nggak", Jawab yusuf
"oo.. dek, boleh tau rumahnya dimana nggak? mau nunjukin rumahnya dimana nggak?"
"boleh. mau."

lalu mereka berempat pun berjalan ke rumah yusuf. cukup bisa dibayangkan seperti apa rumah yang ditinggali yusuf. rumah itu terbuat dari kayu, berlantaikan tanah, di depannya terdapat beberapa genangan air kotor berwarna hitam atau cokelat. di dalamnya terdapat semacam bale-bale, seperti panggung yang terbuat dari rotan untuk duduk lesehan, terdapat beberapa orang sedang duduk-duduk disana, lalu mereka pun masuk. John mengucapkan salam,

"assalamu'alaykum.. ini rumahnya yusuf ya?"
"iya..", jawab orang-orang yang ada di dalam
"orangtuanya yusuf yang mana", tanya John
"yang itu", jawab orang-orang itu sambil menunjuk seorang perempuan yang sedang menggendong bayi ditemani oleh seorang anak perempuan yang masih kecil di sebelahnya.
"ibu ibunya yusuf ya?", tanya John kembali
"iya..", jawab si ibu sambil tersenyum
"ini siapa? adiknya yusuf ya?", tanya John sambil melihat ke anak perempuan yang sedang menemani ibu itu dan bayi yang sedang digendong ibu itu.
"iya ini adik-adiknya..", jawab si ibu lagi sambil tersenyum
"ibu suaminya lagi di pelelangan ikan ya?"
(si ibu sedikit terkejut dan tertawa kecut sedikit)
"kenapa bu?", tanya John heran
"Bapaknya nggak ada", kata si ibu sambil menghabiskan tawa kecutnya
"lho? maksudnya bu? Bapaknya kemana?", John semakin heran
"nggak tahu.. anaknya nggak diurusin", jawab si ibu dengan menahan tangis

lalu si ibu pun melanjutkan,
"makanya anaknya nggak disekolahin, nggak ada biaya. terus disuruh kerja, kalo nggak, nggak bisa makan.." sejauh ini si ibu masih bisa menahan tangisnya.

John pun berinisiatif, walaupun dengan menahan kesedihan,
"Bu, kan anaknya udah kerja terus.. kalo saya ajak main dan jalan-jalan nggak papa ya bu?"
"nggak papa", jawab si ibu sambil tersenyum

berganti scene, si ibu pun tidak bisa menahan tangis kesedihannya. John pun bertanya,
"lho ibu kenapa nangis?"
"nggak papa.. sedih.. ngelihat anak-anak nggak terurus begini.. nggak ada yang disekolahin sama sekali.. disuruh kerja untuk makan tiap hari.. saya nggak bisa apa-apa.."

John pun tak kuasa menahan tangisnya.

Dan si yusuf pun ikut menangis. John bertanya kepada yusuf,
"yusuf kenapa ikut nangis?"
" (sambil menangis) terimakasih..", kata yusuf kepada John
"kenapa?", tanya John yang kurang mendengar dengan jelas karena yusuf mengatakannya sambil menangis"
"terimakasih", kata yusuf

setelah mengatakan itu, yusuf memeluk ibunya..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun