Akulturasi Budaya Jawa dan Islam Menjelang Ramadhan di Empat Kota Provinsi Jawa Timur (Lamongan, Sidoarjo, Gresik, dan Malang)

Sutrisno, Kabag Humas dan Protokol Pemerintah Kabupaten Gresik menambahkan, tahapan lomba susu nantinya akan disepakati di persimpangan jalan Basuki Rahmati, jalan HOS Kokroaminoto, dan jalan Raden Santry. tempat yang digunakan tahun lalu untuk acara serupa.

Sutrisno berharap berkat persaingan dan pasar susu tradisional yang berlangsung setiap tahun, masyarakat Gresik semakin menikmati makan ikan.

Hal ini dikarenakan potensi ikan di Gresiku sangat tinggi mencapai 32 ribu hektar tambak, dan produksi ikan tahun 2018 sebesar 129 ribu ton. Produksi ikan hasil tangkapan sebanyak 24.000 ton, total produksi tahun 2018 sebanyak 153.000 ton.

MALANG

Malang sendiri merupakan kota yang nyaman dan berkelas, dan sangat cocok bagi kita para pelajar agar kita dapat belajar dengan fokus dan produktif, tanpa harus mencari tempat yang lebih terpencil atau tidak terlalu sepi. Tradisi meramu merupakan salah satu cara untuk menyambut Ramadhan yang suci di Malang. Di era modern ini, jelas masyarakat Malang masih mempertahankan tradisi membagikan makanan kepada tetangga yang ditinggalkan oleh nenek moyangnya.

Kata "ater" berasal dari bahasa Jawa yang berarti "perantara" dalam bahasa Indonesia. Dalam kebanyakan kasus, paket makanan dikirim ke tetangga dan anggota keluarga. Jumlah paket sembako biasanya diatur tergantung jumlah tetangga dan anggota keluarga.

Kantong makanan ini biasanya diletakkan di dalam kardus, styrofoam, mangkuk plastik, atau wadah peralatan makan. Paket makanan ini berisi nasi, sayuran dan berbagai suplemen. Lauk pauk biasanya ayam, telur, tempe goreng sambal atau kentang, pasta, bihun, dan lain-lain. Kadang dengan buah-buahan seperti pisang, semangka atau lainnya. Yang wajib adalah apem, kue tradisional yang digunakan untuk menyambut Ramadhan.

Filosofi dari tradisi Ater-Ater

Filosofi dari tradisi ini adalah "makan dan makan" - ungkapan rasa syukur atas pertemuan kembali dengan bulan Ramadhan. Tradisi ini juga masuk akal untuk dibagikan kepada orang lain.

Bisa dibilang tradisi ini sudah menjadi kebiasaan yang sudah lama mendarah daging di sebagian warga Malang. Aneh kalau tidak ada keluarga. Tak heran jika di hari-hari menjelang Ramadhan warga mempersiapkan bahan-bahan untuk santapan mereka.

Tradisi ini digunakan tidak hanya untuk menyambut Ramadhan, tetapi juga untuk menyambut Idul Fitri. Biasanya dilakukan dengan H-7 sebelum Idul Fitri atau H+7 setelah Idul Fitri. Namun, isi paket alat makannya berbeda, yaitu ketupat/lontong, sayuran dan santan.