Mohon tunggu...
Muhammad Enrico Yuditama
Muhammad Enrico Yuditama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Enrico

Based in Yogyakarta City

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

"Wisata Edukasi Banyu Bening"

20 April 2021   08:00 Diperbarui: 20 April 2021   08:09 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Komunitas Banyu bening adalah sekolah informal pertama  di Indonesia yang berfokus dalam mempelajari bermacam hal mengenai air hujan. Bu Ning, demikian panggilan akrab perempuan yang bernama Sri Wahyuningsih, mengundang masyarakat dari mana saja untuk datang mengunjungi Banyu Bening yang terletak di Dusun Tempursari, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Komunitas Banyu Bening mengajak untuk menimba ilmu serta  belajar bersama yang dilaksanakan setiap Sabtu pagi. Pengunjung dapat secara langsung merasakan meminum air hujan yang sudah difiltrasi kapan saja selalu tersedia.

"Kita semua sama-sama belajar disini untuk menjadi agen perubahan agar dapat mengelola dan memanfaatkan air hujan, karena air hujan adalah rahmat dari yang maha kuasa, " kata Bu Ning, dengan semangat dan yakin di hadapan para pendatang yang ingin belajar di Banyu Bening. Mereka yang datang tidak hanya dari warga sekitar Sleman, atau seputar Yogyakarta saja, tetapi juga dari kota-kota lain di Indonesia seperti Jakarta, Solo, Kebumen, dan masih banyak lagi. Banyak berbagai motivasi dari kedatangan mereka, mulai dari mencari Ilmu hingga mencari solusi untuk mengatasi suatu penyakit dengan media air hujan.

Bu Ning mengakui bahwa ia paling mudah untuk mengajak elemen masyarakat untuk memanfaatkan air hujan khususnya bagi kesehatan tubuh. Saat menjelaskan mengenai materinya, Bu Ning selalu menggunakan kutipan ayat-ayat kitab suci yang berisi mengenai air pada umumnya dan air hujan pada khususnya. Berbekal dari lulusan Sarjana Agama yang pernah mempelajari tentang perbandingan ilmu agama ini sangat mahir dalam membedah filosofi mengenai air hujan dari sudut pandang yang diambil dari ayat-ayat yang ada pada kitab suci. "Di dalam tubuh kita ini sebesar tujuh puluh persen terdiri dari air, kalau ada masalah air juga yang menjadi solusinya. Air hujan ini air kehidupan, air surga. Ayo kita sama-sama memanfaatkannya untuk keberlangsungan hidup kita," ajak Bu Ning.

Salah seorang yang telah sering memanfaatkan air hujan untuk kesehatan, telah satu bulan mengkonsumsi rutin minum air hujan. Ia mengaku bahwa dirinya telah mengidap gagal ginjal yang selama dua kali seminggu harus melakukan cuci darah. " Sangat mudah sekali badan saya terasa lemas dan tidak mampu melihat cahaya yang terang disiang hari. Tetapi setelah rutin mengkonsumsi air hujan, badan saya terasa lebih segar, fit dan masih banyak manfaat yang saya rasakan," cerita salah satu seorang yang mengkonsumsi air hujan.

Datang ke rumah sakit untuk cuci darah tetap dilakukan, sementara obat-obatan mulai stop ia konsumsi. Semua informasi yang ia dapatkan tentang banyu bening berasal dari kerabat dekatnya. Sudah sering dirinya mengambil air hujan yang ditampung di Banyu Bening. Tidak hanya mengambil menggunakan botol saja tetapi mengisinya dengan  galon air mineral beberapa wadah. Masih banyak lagi para pasien dengan segala rupa penyakit yang dideritanya mengaku merasakan kondisi tubuh yang semakin baik setelah mengonsumsi air hujan secara rutin.

Logika sederhana menjelaskan bahwa air hujan dapat membantu untuk menyehatkan tubuh. Molekul yang terkandung dalam air hujan lebih lembut dibanding air tanah. Air hujan mampu masuk ke dalam sel-sel tubuh untuk menyalurkan nutrisi. Setelah air keluar dari sel tubuh air lalu mengusung kotoran penyebab penyakit. Jika dikonsumsi secara rutin proses pembersihan itu akan selalu bekerja untuk tubuh.

"Kami mendapatkan air hujan dengan gratis, oleh karena itu semua boleh memanfaatkannya. " tutur Bu Ning, penggagas komunitas Banyu Bening yang telah diresmikan pada 9 September 2019 silam. Selama ini beredar pernyataan yang salah kaprah mengenai air hujan untuk dikonsumsi tubuh. Sehingga masih jarang masyarakat yang memanfaatkan air hujan khususnya untuk kehidupan. Beberapa pendapat menyatakan bahwa mengkonsumsi air hujan sangat lah buruk untuk kesehatan tubuh. Saat kita sedang kehujanan misalnya, secara langsung kita akan basah kuyub terkena air hujan. Yang terjadi selanjutnya badan kita akan meriang, masuk angin, flu, dan batuk.

"Bukan air hujan yang menjadikan kita sakit, melainkan saat kehujanan tubuh kita sedang tidak fit sehingga penyakit akan mudah masuk ke tubuh kita. Bukan malah menyalahkan air hujannya, "Tegas Bu Ning. Justru air hujan itu paling bersih dibandingkan air lainnya. Air hujan turun dari atas, tidak tercemar kotoran dan zat berbahaya lainnya.

Kini Banyu Bening telah memiliki relasi yang luas dengan berbagai komunitas dan instansi di seluruh wilayah Indonesia. Bersama-sama mereka saling membantu untuk memperluas tentang pentingnya pemanfaatan air hujan untuk kehidupan. Air hujan tidak hanya bermanfaat untuk dikonsumsi saja, tetapi untuk visi yang lebih besar kedepannya untuk menyelamatkan bangsa ini dari bencana alam, banjir, kekeringan serta dapat menjaga bumi agar keseimbangan ekosistem terjaga dengan baik sampai dimassa depan nantinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun