Mohon tunggu...
Muhammad Sajjad
Muhammad Sajjad Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta

-

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Puncak Musim Hujan Terjadi Lebih Cepat

9 Oktober 2022   01:02 Diperbarui: 9 Oktober 2022   02:23 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peneliti Klimatologi pada Pusat Riset Iklim dan Atmosfer dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, mengatakan, kemarau basah yang terjadi di sebagian besar Pulau Jawa diikuti dengan musim hujan. Di wilayah barat Indonesia seperti Jawa, Sumatra, dan Kalimantan, hujan mengalami intensifikasi atau peningkatan secara signifikan.

"Sehingga puncak musim hujan untuk kawasan barat terjadi pada Oktober - November 2022," tuturnya lewat keterangan tertulis, Jumat (7/10/2022).

Dampak intensifikasi hujan selama Oktober, menurut Erma, menyebabkan banjir di Jakarta dan sekitarnya atau Jabodetabek mulai terjadi. Banjir, akan semakin meluas seiring maraknya peristiwa cuaca ekstrem baik di Jakarta maupun di wilayah penyangga bagian selatan yaitu Depok dan Bogor.

Menurut Erma, tidak perlu menunggu Januari bagi Jakarta mengalami banjir meluas, sebab puncak hujan terjadi pada Oktober dan November.

Erma menjelaskan penyebab peristiwa ini meliputi beberapa faktor. Pertama, La Nina dan Pacific Decadal Oscillation negatif yang masih berlanjut. Kedua, fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) negatif yang mencapai intensitas terkuat pada Oktober 2022. Kedua faktor telah berperan menyediakan dukungan kelembapan dan uap air yang melimpah sebagai sumber energi bagi aktivitas pembentukan awan dan hujan.

Selain itu faktor pembentukan pusaran angin skala meso dengan radius ratusan kilometer atau disebut vorteks yang terjadi di Samudera Hindia dan Laut Cina Selatan. Pembentukan badai vorteks di Samudra Hindia telah terjadi sejak awal Oktober dan semakin kuat hingga menjadi siklon tropis 03S pada 6 Oktober 2022.

Selama proses pembentukan dan penguatan badai vorteks tersebut, cuaca ekstrem berupa hujan ekstrem dan angin kencang telah melanda beberapa wilayah di Jawa bagian barat termasuk Banten dan Jabodetabek. "Hujan setiap hari turun secara persisten sejak siang hari dan bertahan hingga malam," tutur Erma.

Kondisi cuaca itu tidak semata terjadi karena hujan diurnal yang dibangkitkan oleh angin darat laut. Tapi juga disebabkan oleh maraknya pembentukan klaster awan-awan raksasa atau disebut dengan istilah sistem awan konvektif skala meso di atas darat wilayah Jawa bagian barat.

Dampaknya, kata Erma, "Kondisi atmosfer semakin lembap dan jenuh karena pengaruh sisa-sisa awan meso yang telah terbentuk pada hari-hari sebelumnya."

Menurut Erma, kondisi itu juga dapat memicu hujan ekstrem pada skala lokal. Penyebabnya karena efek dari penimbunan energi yang mengalami pelepasan dalam bentuk cuaca ekstrem terjadi hampir setiap hari sejak awal Oktober dan diperkirakan bertahan sampai akhir bulan.

Sementara pada Desember dan Januari, justru sektor barat Indonesia cenderung kering. Sebaliknya di bagian tenggara Indonesia, wilayahnya berpotensi mengalami hujan ekstrem dan berisiko mengalami banjir pada periode itu nantinya.

Di sisi lain, Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan puncak musim hujan di sebagian wilayah Indonesia terjadi di bulan Desember 2022 hingga Januari 2023.

"Sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami puncak musim hujan di bulan Desember - Januari," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Jakarta, Jumat.

la menyampaikan, dari total 699 ZOM (zona musim) di Indonesia, sebanyak 175 ZOM (25,03 persen) akan memasuki musim hujan pada bulan Oktober 2022, meliputi sebagian Sumatra, Jawa, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

Sementara sebanyak 128 ZOM (18,31 persen), akan memasuki musim hujan pada bulan November 2022, meliputi Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

Saat ini, terdapat 60 ZOM (8,6 persen) yang sudah mengalami musim hujan meliputi Riau bagian selatan, sebagian Sumatra Selatan, Bengkulu bagian selatan, Jawa Barat bagian selatan.

Kemudian, Kalimantan Barat bagian selatan, Kalimantan Tengah bagian timur, Kalimantan Selatan bagian selatan, Sulawesi Tenggara bagian utara, Maluku Utara bagian utara, sebagian Maluku dan sebagian Papua Barat.

Sementara itu, prediksi curah hujan untuk tanggal 9 Oktober 2022, yakni untuk wilayah Sumatra secara umum cerah berawan sampai hujan ringan, namun sebagian Sumatra Utara, Kepulauan Bengkulu, dan Lampung berpotensi hujan ringan sampai hujan sedang serta Aceh berpotensi hujan sedang sampai hujan lebat.

Untuk wilayah Jawa secara umum cerah berawan sampai hujan ringan, namun sebagian Banten, dan DKI Jakarta berpotensi hujan ringan sampai hujan sedang, serta sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur berpotensi hujan sedang sampai hujan lebat. Untuk wilayah Kalimantan dan Sulawesi secara umum hujan sedang sampai hujan lebat.

Kemudian Bali, NTB, NTT secara umum cerah berawan sampai hujan ringan, namun sebagian Bali dan NTB berpotensi hujan ringan sampai hujan sedang.

Maluku dan Papua secara umum hujan ringan hingga hujan sedang, namun sebagian Maluku, Papua Barat, dan Papua berpotensi hujan sedang sampai hujan lebat.

Tidak hanya Indonesia, dua negara bagian terpadat di Australia saat ini sedang bersiap menghadapi hujan lebat selama akhir pekan. Hal ini juga terjadi bersamaan saat ibu kota RI DKI Jakarta juga mengalami hujan lebat yang berakibat terjadinya banjir di beberapa titik.

Mulai Jumat (7/10/2022) malam, cuaca intens akan membawa hujan di bagian timur New South Wales (NSW) dan Victoria Utara. Hal ini berpeluang mengakibatkan banjir dari sungai.

Biro Meteorologi Australia menunjukkan akan ada beberapa daerah yang dapat menerima hingga 100 mm. Ini sekitar seperempat dari rata-rata curah hujan tahunan Australia.

Banyak kota kecil di NSW telah diramaikan dengan tayangan televisi yang menunjukkan penduduk memindahkan ternak di atas kapal. Karung pasir juga ditawarkan untuk membantu melindungi properti.

Selain NSW dan Victoria, kondisi cuaca yang ekstrem pun berpeluang memengaruhi beberapa bagian Queensland dan Tasmania.

Bagian timur Australia berada dalam zonasi peristiwa cuaca La Nina yang langka selama tiga tahun berturut-turut. Sydney pada hari Kamis mencatat tahun terbasah sejak pendataan dimulai pada tahun 1858, dengan hampir tiga bulan tersisa pada tahun 2022.

Hujan yang berakibat banjir di beberapa titik ini mendorong meningkatnya harga pangan di Negeri ini. Keterangan Biro Statistik Australia menyebutkan bahwa harga buah dan sayuran naik 18,6% pada Agustus dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun