Di level apapun, kita semua adalah pemimpin. Pemimpin adalah seseorang yang bisa mengatur dan menguasai segala yang ia kuasai. Seorang pemimpin harus mempunyai sebuah seni memerintah agar para anggotanya bisa mematuhi segala apa yang dia perintah. Ini penting.Â
Bukan hanya untuk mengontrol orang lain, akan tetapi juga berguna untuk mengontrol dan memimpin diri kita sendiri. Karena, jujur di lain hal mengatur manusia itu tidaklah mudah. Beraneka ragam sifat manusia atau anggotanya menjadi sebuah tantangan bagi seorang pemimpin dalam sebuah organisasi untuk mampu mengatasi segala hal sulit tersebut.
Kata Aristoteles, seseorang pemimpin harus mempunyai Phronesis. kemampuan untuk melakukan sesuatu yang benar, dilakukan di waktu yang tepat, dan dengan alasan yang berdasar, itulah yang dimaksud dengan phronesis.Â
Practical wisdom tidak akan terwujud bila tidak ada kombinasi antara rasio, etika, dan tindakan. Masing-masing ketiga itu harus ada.Â
Rasio digunakan untuk menangkap dan berpikir tentang kebenaran, etika digunakan untuk memastikan kebaikan, dan tindakan berguna untuk Memastikan bahwa hal ini memang betul dijalankan bukan hanya sekedar dalam bentuk teori.
Seorang pemimpin yang kharismatik dan teladan akan muncul ketika ia bisa menjalankan dan menghayati nilai-nilai agama yang ia anut dengan baik. Mungkin ini terlihat sebagai sebuah ocehan yang tidak berdasar, tapi pandangan diri menyatakan bahwa hal itu sangat menentukan.Â
Mari bayangkan, ketika seorang pemimpin tidak bersandar kepada nilai-nilai agama, maka darimana ia bisa menciptakan rasaadil dalam memimpin? Bagaimana mungkin ia bisa menjadi pendengar aspirasi yang baik bagi warga yang mengeluh terhadap nya?
Memberikan dan menciptakan keadilan dan keamanan yang merata merupakan sebuah indikator dari seorang pemimpin yang sudah menjadi teladan bagi warganya. Ketika sudah tercapai kedua hal itu, maka harapan kelangsungan hidup akan terus ada.Â
Mendapatkan seorang pemimpin seperti itu pastinya tidaklah mudah, tapi yakinlah masih ada seorang pemimpin yang akan menjadi pengharapan bagi anggota di perusahaan maupun warga di sebuah negara.
Dalam konsep negara yang menganut sistem demokratis, legalitas menjadi pemimpin tentunya bukan semata-semata ia langsung menjadi pemimpin. Tapi kitalah sebagai warga negara yang memilih pemimpin tersebut. Bila dihubungkan dengan yang sudah dikatakan diatas, jelas sekali bahwa pemimpin yang baik muncul dari pemilih yang baik dan tak salah pilih.Â
Kalau kita mempunyai pengetahuan tentang siapa yang layak menjadi pemimpin yang memiliki kualifikasi yang bagus dalam berbagai aspek dan kepentingan, maka kemungkinan akan lahir pemimpin yang bijaksana dan kharismatik.