Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apa yang Tidak Anda Ketahui?

19 Agustus 2021   06:05 Diperbarui: 19 Agustus 2021   06:11 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengakuan akan ketidaktahuan merupakan pembuka gerbang menuju pengetahuan | Ilustrasi oleh Gerd Altmann via Pixabay

Seperti yang pernah dikatakan Martin Luther King Jr., "Tidak ada di dunia ini yang lebih berbahaya daripada ketidaktahuan yang tulus dan kebodohan yang disengaja." Itu karena musuh terbesar dari pengetahuan bukanlah ketidaktahuan, melainkan ilusi pengetahuan.

Ketidaktahuan adalah tempat tinggal yang menjijikkan, tidak nyaman, dan kamar hotel tanpa sinyal internet. Tapi jika kita tidak mengungkapkannya secara jujur, utamanya pada diri sendiri, kita akan selama-lamanya tinggal di sana.

Apa pun yang kita cekal dan tolak justru akan semakin menguasai kita. Dan sesungguhnya, itulah masalah terbesar yang saya khawatirkan tentang diri saya sendiri: jika saya terlalu takut untuk mengungkapkan ketidaktahuan, saya akan tinggal dalam ketidaktahuan itu selamanya.

Terkadang, beberapa hal dianggap terlalu seram untuk dipertanyakan hingga sebagian dari kita mengasumsikan dirinya tahu dan menghindarinya. Contoh: Apakah Tuhan itu ada? Apakah alam semesta itu tak terbatas?

Salah satu kepercayaan kita atas pertanyaan-pertanyaan semacam itu adalah bahwa kita tidak akan pernah bisa mengetahuinya sehingga lebih baik untuk diam dan membungkam pertanyaan itu, maka kita pun selamanya terjebak dalam "keimanan" yang abu-abu.

Saya setuju bahwa beberapa hal yang kita pertanyakan barangkali hanya bisa berupa jawaban spekulasi. Itu karena pikiran dan akal kita terbatas. Tapi, jika kita tidak tahu di mana batas tersebut, kita tidak akan pernah bisa memperluasnya.

Dunia tidak akan menjadi secanggih ini seandainya orang-orang besar di dunia membungkam keingintahuan mereka. Dulu, keberadaan ponsel hampir dipercaya sebagai takhayul manusia. Tapi dengan kekuatan keingintahuan, takhayul itu menjadi suatu keniscayaan.

Bukanlah lebih baik "percaya dan memahami" daripada sekadar percaya belaka? Itulah prinsip yang seyogyanya kita miliki dalam pembelajaran.

Lagi pula, pura-pura bahwa Anda mengerti tentang sesuatu hanya akan menjadikan Anda repetitif dan berhenti berkembang. Anda berputar-putar dalam lingkaran yang tidak pernah berbeda, merasa nyaman dengan status quo dan tidak menghendaki perubahan.

Bagaimana Anda yang seperti itu bisa bertahan dalam realitas yang senantiasa berubah-ubah?

Kekuatan dari pengakuan akan ketidaktahuan adalah efeknya yang mendorong kita untuk bertanya. Pertanyaan yang benar telah mengantarkan kita pada setengah kebenaran. Pertanyaan adalah pembuka gerbang menuju pengetahuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun