Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Luaskan Pandangan Anda, Hidup Ini "3 Dimensi"

7 Juli 2021   10:39 Diperbarui: 13 Juli 2021   01:32 1126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karena hidup tidak hanya panjang dan lebar | Ilustrasi oleh Kalhh via Pixabay

Seperti kata pepatah, "Perlakukanlah orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan."

Bercita-cita tinggi

Dalam keadaan pelik seperti sekarang, amatlah penting untuk menjaga cita-cita yang tinggi agar terus bercokol di pikiran kita. Bukannya kita mengundang kekecewaan, tetapi cita-cita itulah yang akan tetap mewaraskan kita. Sungguh!

Pandemi yang tak berkesudahan ini sudah sangat memuakkan dan menjengkelkan! Kita ingin semua ini berakhir! Dan bagaimana mimpi itu dapat terwujud? Tidak, saya tidak punya jawabannya.

Jawaban itu tersimpan dalam hati kecil setiap orang. Jujur saja, kita semua tahu apa yang harus dilakukan! Tetapi karena berbagai alasan yang kita dalihkan, tidak peduli itu nyata atau sekadar penyangkalan, kita tidak melakukan apa yang kita tahu itu.

Satu-satunya yang saya tahu adalah, pandemi ini berada di tangan kita bersama. Jika Anda berpikir saya keliru karena seharusnya saya mengucapkan kata "Tuhan", saya akan membalikkan pernyataan Anda: Tuhan bergantung pada kesungguhan kita.

Benar, Tuhanlah yang hanya bisa menghendaki akhir cerita dari pandemi. Tetapi keputusan Tuhan bergantung pada kesungguhan dan kekuatan kita dalam menyelesaikan ini. Tuhan tidak akan menganugerahkan kesuksesan pada mereka yang tidur bermalas-malasan.

Dan tidak cukup dengan niat atau omongan. Kita tahu itu.

Karena hidup punya banyak ruang untuk kita tempati, maka kita pun bisa melihat pandemi ini dari sudut pandang lain. Bahwa pandemi ini seperti pertanda yang datang pada kita untuk beristirahat sejenak dari kelelahan yang selama ini menimpa kita.

Seperti pertanda untuk lebih meningkatkan kedamaian spiritual. Seperti pertanda untuk lebih banyak diam dan tertawa. Seperti pertanda untuk menciptakan momentum pengembangan diri. Seperti pertanda sebatang anak panah yang harus mundur sejenak untuk melesat kencang kemudian.

Saya mengerti: sebagian dari kita punya masalah besar dengan uang, makanan, minuman, utang. Tetapi itulah pertanda lainnya dari pandemi jika kita meyakini rupa kehidupan sebagai wujud tiga dimensi.

Bagi yang punya kesulitan perekonomian, batasi jerih payah. Bagi yang punya kelimpahan materi, berbagi hingga batas. Dan bagi yang berkecukupan ... syukuri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun