Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pertimbangkan Hal Ini Sebelum Memutuskan untuk Menjadi Terkenal

20 Juni 2021   06:25 Diperbarui: 22 Juni 2021   04:21 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karena menjadi terkenal itu tidak seindah yang kita bayangkan | Ilustrasi oleh Vishnu R via Pixabay

Tetapi dayanya tidak cukup kuat untuk terlepas, sebab (hanya) majikannya itulah yang selama ini memberi dia makanan berkalori rendah.

Dramatisasi kesalahan sepele

Nah, jaga sikap Anda andai kata Anda sudah punya popularitas. Kesalahan sesepele apa pun yang Anda lakukan (meskipun tanpa sengaja), media-media itu akan cenderung membesar-besarkannya. Mereka bertahan hidup dengan cara demikian, dan Anda mesti memahami itu.

Tetapi pada akhirnya, mungkin Anda tidak akan bertahan dengan cacian dan cercaan itu. Anda mulai stres hingga depresi, jeritan yang teramat perih dalam kebisuan seribu kata. Atau bisa saja Anda memilih berkicau untuk melawan. Hanya saja, CCTV ada di mana-mana!

Anda hampir tidak punya kesempatan untuk mengelak! Semua orang merekam aktivitas Anda!

Itu kasus yang ekstrem, tapi saya membuatnya jelas. Dan hal terburuk dari masalah ini adalah, Anda menjadi pribadi yang tidak menghendaki kekeliruan.

Padahal kesalahan adalah sesuatu yang melekat pada diri setiap orang, sehingga menghindarinya sama dengan menghindari kehidupan. Kesalahan yang dipelajari merupakan guru terbaik melebihi pengalaman belaka.

Dan karenanya, mereka yang keliru telah membuka diri untuk berkembang. Tetapi mereka yang punya ketenaran tidak mengizinkan hal semacam ini. Pikiran mereka hanya terpatok pada kesempurnaan; sesuatu yang memang senantiasa dituntut oleh publik.

Menurut saya, ini jelas berbahaya. Mengejar kesempurnaan di dunia yang tidak sempurna ini adalah suatu kesia-siaan. Dan jika ketenaran itu telah amat melekat dalam diri seseorang, sepanjang umurnya dia tidak akan mampu menerima kekeliruannya, entah itu sesepele apa pun.

Mungkin kesadarannya baru tiba di titik penghabisan. Dan di saat itulah dia mengerti bahwa, kehidupan yang bahagia tidak datang dari jerih payah untuk menyenangkan orang lain, melainkan murni lahir dari dalam diri sendiri.

Tentu skenario yang sebaliknya juga berlaku. Andaikan Anda punya popularitas, kebaikan sekecil apa pun akan dibesar-besarkan dan diberitakan sebagai suri teladan semua orang. Seluruh dunia pun seakan-akan menyelimuti Anda dengan bising tepuk tangan yang gaib.

Lihat saja, pernah diberitakan seorang selebriti yang pergi ke minimarket dengan menggunakan daster sederhana. Kemudian desas-desus pujian mulai bermunculan dan dikatakan sebagai contoh gaya hidup sederhana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun