Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Fate seemed to be toying us with jokes that were really not funny.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tidak Sepenuhnya Menyenangkan, Inilah 8 Masalah dari Menjadi Orang Kaya

15 April 2021   08:32 Diperbarui: 15 April 2021   08:57 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siapa bilang menjadi kaya itu sepenuhnya menyenangkan? | Ilustrasi oleh TheDigitalWay via Pixabay

Karena identitas dan nilai diri mereka terbungkus oleh kebutaan harta, maka mereka tidak benar-benar mengerti tentang sesuatu yang bisa membuatnya bahagia.

Mereka hanya membeli dan membeli lebih banyak lagi, berusaha mencari sesuatu yang membuatnya bahagia. Namun, seperti yang dikatakan seorang pemikir, "Ia tidak ada di sana."

Kehampaan menjadi jawaban. Harta yang bergelimang tidak membantu. Bingung, rasa-rasanya kebahagiaan harus berpihak pada mereka, namun senyuman seorang pemulung malah membuktikan bahwa mereka telah kalah.

Saya punya cerita sedih atau barangkali menggelikan.

David Edwards memenangkan 27 juta dollar Amerika dari sebuah jackpot lotre. Dia menghabiskan sebagian besar uang itu untuk obat-obatan, rumah megah, mobil mewah, makanan berkelas bintang lima setiap hari.

Tidak selang lama, Edwards kembali miskin. Dia berakhir menjadi seorang gelandangan, kehilangan semua uangnya, hartanya, termasuk istrinya. Dia meninggal dalam perawatan di rumah sakit.

Sebagai perbandingan, Anda dapat hidup dengan nyaman selama sisa hidup Anda tanpa harus bekerja dengan uang 27 juta dollar Amerika. 

Namun, Edwards telah membuktikan kepada kita bahwa menjadi orang kaya itu juga harus punya kesiapan dan pengetahuan yang cukup.

Menjadi orang kaya tidak sesederhana mendapatkannya dan kemudian hanya menghabiskannya. Kemampuan mengelola keuangan bukan hanya diperlukan oleh mereka yang punya uang terbatas, tapi orang kaya justru lebih membutuhkannya.

2. Menjadi lebih cemas dan lebih manja

Saya menyebutnya Paradoks Kecemasan. Aturannya, "Semakin banyak Anda menggenggam, semakin besar kemungkinan untuk cemas."

Masyarakat kita mengira bahwa hubungan antara kuantitas kepemilikan dengan kebahagiaan itu berbanding lurus. Semakin banyak kita memiliki, semakin mudah kita menjadi bahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun