“Tidak ada amalan ana kadam pada hari Nahr (Idul Adha) yang lebih dicintai Allah selain menyembelih hewan kurban".(H.R Tirmidzi no.1493, hasan)
Penyembelihan hewan bukanlah sekadar simbolis, tetapi bentuk pendekatan diri kepada Allah. Dalam setiap darah yang tertumpah terdapat nilai ibadah, bukan sekadar tradisi turun temurun.
3. Taqwa adalah Inti dari Setiap Ibadah
Rasulullah SAW juga bersabda:
“Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk rupa kalian dan tidak pula pada harta kalian, tetapi dia melihat pada hati dan amal kalian”. (H.R Muslim no 2564)
Ini menunjukan bahwa kurban yang diterima bukanlah yang paling besar atau paling mahal, melainkan yang lahir dari hati yang ikhlas. Idul Adha mengingatkan kita bahwa semua ibadah harus bermuara pada taqwa.
4. Membangun Kepedulian Sosial Melalui Kurban
Kurban bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk sesame. Daging kurban yang dibagikan kepada fakir miskin dan masyarakat sekitar adalah bentuk kasih sayang dan solidaritas. Inilah wujud nyata bahwa Islam adalah agama yang memperhatikan kesejahteraan sosial.
Allah SWT berfirman:
“Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah berikan kepada mereka berupa hewan ternak. Maka makanlah Sebagian darinya dan berikanlah kepada orang yang sengsara dan fakir”. (QS. AL-Hajj: 28)
Ibnu katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa yang dimaksud “Manfaat” dalam ayat ini adalah manfaat dunia dan akhirat, seperti umat islam yang berdzikir kepada Allah, serta memperoleh pahala dari ibadah kurban dan berbagi kepada yang membutuhkan.
5. Idul Adha Sebagai Refleksi Diri
Lebih dari sekadar perayaan, Idul Adha adalah momentum muhasabah. Sudahkan kita siap mengorbankan ego, ambisi duniawi, dan kemalasan dalam beribadah? Apakah kita benar-benar menjadikan Allah sebagai prioritas dalam hidup?
Rasulullah SAW bersabda: