Mohon tunggu...
Muhammad Alif Al Hakim
Muhammad Alif Al Hakim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Jember

Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Jember//191910501029

Selanjutnya

Tutup

Money

Pengembangan Industri Porang Kabupaten Wonogiri

22 Maret 2021   18:15 Diperbarui: 22 Maret 2021   18:22 648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Pertanian merupakan salah satu sektor unggulan yang ada di Indonesia. Hal ini terjadi karena Indonesia memiliki potensi yang sangat tinggi di bidang pertanian mulai dari lokasi Indonesia yang membuat Indonesia memiliki iklim tropis yang mana cocok untuk ditanami segala jenis tumbuhan produksi. Selain itu Indonesia yang masuk dalam Ring of Fire atau konstelasi gunung api juga membuat tanah di Indonesia cenderung sangat subur karena terkena dampak dari abu vulkanik yang sangat subur bagi tanaman dengan nutrisinya yang sangat melimpah. Potensi Indonesia sebagai negara agraris dengan sektor unggulan pertanian tidak hanya dari faktor geografisnya namun juga dari faktor sumberdaya manusianya yang sangat melimpah pada bidang pertanian bahkan telah terkenal mulai dari zaman nenek moyang.

Dari masa ke masa pertanian di dunia bahkan di Indonesia semakin mengalami perubahan mengikuti perkembangan zaman. Konsep pertanian industrial yang mengedepankan sinergitas antar sektoral mulai dari produksi hingga pemasaran yang bertujuan untuk semakin meningkatkan harga jual hasil pertanian melalui pengolahan-pengolahan menjadi produk yang memiliki nilai ekonomis lebih tinggi. Dalam konsep pertanian industrial tidak hanya melihat dari satu sisi produksi hasil pertanian namun juga distribusi, penyediaan bahan, bahkan pemasaran dan aspek-aspek lain yang condong ke pengolahan hasil pertanian tersebut.

Salah satu contoh industri pertanian yang masih dalam tahap pengembangan adalah industri porang yang ada di Kabupaten Wonogiri. Industri ini masih dalam tahap pengembangan karena porang sendiri belum banyak dikenal oleh masyarakat awam, padahal porang dapat diolah menjadi produk yang lebih memiliki nilai ekonomis bahkan menjadi salah satu komoditi ekspor unggulan.

Porang merupakan tanaman sejenis umbi-umbian dengan nama latin Amorphophallus muelleri namun masyarakat jawa lebih sering menyebutnya dengan nama iles-iles. Porang sendiri dapat tumbuh di segala jenis tanah dengan ketinggian antara 0-700mdpl yang membuat tanaman ini sangat cocok bagi pertanian di Wonogiri yang cenderung memiliki tanah yang tidak terlalu subur. Selain itu porang juga sangat mudah dibudidayakan karena budidaya tanaman porang cukup membeli bibit sekali di awal penanaman untuk seterusnya terdapat bibit yang bisa ditanam lagi sewaktu panen, terdapat umbi kecil di dekat daun porang yang biasa disebut sebagai "katak porang". Hal ini mempermudah petani porang dalam segi modal, selain itu porang juga tidak memerlukan pupuk kimia yang banyak sehingga kebanyakan petani lebih memilih menggunakan pupuk organik seperti pupuk kompos dan juga pupuk kandang dengan sedikit campuran pupuk NPK untuk menambah nutrisi bagi tanaman.

Di Wonogiri sendiri perkembangan industri porang untuk diolah menjadi tepung porang yang nantinya diekspor ke berbagau negara seperti Australia dan Korea sedang mengalami perkembangan yang cukup drastis yang membuat Wonogiri menjadi sentra produksi porang di Indonesia selain Bandung dan Madiun. Namun terdapat kesulitan dalam industri porang di Wonogiri yaitu penyediaan bahan mentah karena lahan pertanian porang juga terbilang terbatas di Wonogiri. Padahal, lahan menjadi salah satu faktor penting dalam pertanian industrial yang sangat bergantung pada bahan mentah dengan modal yang sesedikit mungkin yaitu dengan melakukan penanaman sendiri lalu melalui proses pengolahan di wilayah yang tidak terlalu jauh. Teori Von Thunen dapat menggambarkan hal ini karena lokasi pertanian porang terbilang jauh dari pasarnya sehingga dahulu banyak masyakarat yang enggan untuk menanam porang. Namun saat industri porang mulai berkembang dimana porang dapat diolah menjadi tepung porang yang memiliki keawetan dan nilai ekonomis lebih tinggi tidak dibarengi dengan produksi porang yang seharusnya semakin meningkat. Hal ini menjadikan ketidakseimbangan dalam supply dan demand dari porang ini yang jika tren tersebut diteruskan maka akan sangat berisiko bagi industri porang kedepannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun