Â
Biografi dan Karyanya
     Al-Ghazali yang nama lengkapnya Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali dilharikan di Thus, salah satu kota di Khurasan Persia pada pertengahan abad kelima Hijriyah (450H/ 1058H). Ia adalah seorang filusuf islam yang dianugerahi gelar hujjat Al-Islam (Bukti Kebenaran agama Islam) dan zayn ad-din (Perhiasan Agama)[1] Al-Ghazali meninggal di kota kelahirannya, hus pada tanggal 14 Jumadil Akhir 505 H (19 Desember 1111H)
    Semasa hidupnya Al-ghazali hidup dipenuhi dengan berbagai cobaan yang cukup berat, diawali dengan wafat ayahandanya semasa kecil, kemudia dititipkan ke sahabatnya yang merupakan ahli sufi, ahli sufi ini diberi amanah untuk membesarkannya dan menitipkan anaknya untuk menjadi ahli ilmu, ahli agama karena sang ayah sangat menyesal ketika semasa kecilnya tidak belajar, besar harapan ayahnya anak-anaknyalah yang menjadi penerus keinginan ayahnya, meskipun sedikit harta untuk menjadi bekal dalam menuntut ilmu. Dengan segala kondisi yang sangat mengenaskan, tidak menjadi hambatan bagi Al-Ghazali dalam menuntut ilmu, bukti kesungguhan dalam belajarnya hingga sat ini kita masih mengenal beliau, walaupun hanya sekedar buah dari pemikiranya atau karya-karyanya.
     Al-Ghazali adalah salah seorang ulama pemikir dalam dunia Islam yang sangat produktif dalam menulis. Dalam Karyanya ia memfokuskan harmonisasi antara akal dan ruh manusia sebagai potensi untuk menerapkan konsep islam agar berimbas pada akhlak manusia. Karangan Al-ghazali tidak terfokus pada salah satu bidang ilmu, melainkan banyak karangannya di berbagai disiplin Ilmu. Sebagaimana yang diungkapkan oleh  Ba'alawy bahwa ada tiga Muhammad dalam islam yakni Muhammad bin Abdullah (Penghulu segala nabi), Muhammad bin Idris As-syafii (penghulu segala iman), dan Muhammad Al-ghazali (Penghulu segala pengarang) [2]
    Hal ini menegaskan bahwa Al-Ghazali adalah tokoh besar dalam Islam di berbagai disiplin ilmu dengan beragam hasil karyanya dan sampai saat ini pemikirannya masih sangat relevan dengan islam kontemporer
Â
Filsafat dimata Al-ghazali (Lima bantahan Al-Ghazali)
Â
      Konsep Pendidikan Islam seperti yang diartikulasikan oleh Imam Al-Ghazali memfokuskan keharmonisasian kecerdasan akal, semangat dengan berkesadaran penuh, dan moralitas yang unggul. Konsep Imam Al-Ghazali tentang pendidikan Islam menekankan harmonisasi intelek, semangat, dan moralitas[3] Dengan Pendekatan holistik yang mengintegrasikan pertumbuhan intelektual dengan dimensi moral dan spiritual dengan harapan terwujudnya individu yang memiliki nilai-nilai etika, hubungan baik dengan Allah.  Dalam Pemikirannya ia menentang beberapa filsuf yang menyatakan lima poin berikut diantanya sebagai berikut :Â
Â