Etika dalam bekerja adalah lebih dari sekadar tata tertib atau peraturan internal perusahaan. Etika menyentuh aspek mendasar dari keberadaan manusia dalam relasinya dengan sesama—bagaimana individu bersikap, bertindak, dan mengambil keputusan dalam kerangka tanggung jawab sosial dan moral. Dalam dunia kerja yang semakin kompetitif, penerapan etika menjadi indikator penting dalam menilai integritas dan kredibilitas baik individu maupun organisasi.
Filsafat, sebagai akar dari pemikiran etis, memberikan kerangka teoritis untuk memahami makna dari tindakan yang baik dan benar. Etika yang lahir dari filsafat, menjadi pedoman dalam membangun keadilan, solidaritas, dan kemanusiaan dalam dunia kerja. Salah satu cabang penting dari penerapan etika dalam dunia kerja adalah etika komunikasi, yaitu bagaimana seseorang menyampaikan gagasan, memberi tanggapan, serta menjalin interaksi yang sehat dengan rekan kerja maupun atasan.
Komunikasi yang etis mampu mencegah konflik, menciptakan rasa aman, memperkuat kolaborasi, dan menumbuhkan budaya kerja yang berorientasi pada kemanusiaan. Tanpa etika dalam komunikasi, dunia kerja dapat berubah menjadi lingkungan yang penuh tekanan, manipulatif, bahkan toksik. Oleh karena itu, perlu kajian mendalam mengenai hubungan antara filsafat, etika, dan komunikasi dalam konteks kerja profesional.
Filsafat dan Etika Kerja
Filsafat adalah bentuk refleksi kritis terhadap realitas kehidupan, termasuk dalam hal bagaimana manusia hidup dan berinteraksi secara bermakna. Dalam hal ini, etika menjadi cabang filsafat yang membahas tentang norma dan prinsip moral yang mengarahkan tindakan manusia. Etika kerja adalah penerapan prinsip-prinsip moral dalam konteks profesional.
Menurut Bertens (2000), etika tidak sekadar menilai tindakan benar atau salah secara subjektif, tetapi memberikan dasar rasional untuk memahami nilai moral yang berlaku secara umum. Dalam dunia kerja, etika berperan untuk membangun tanggung jawab, komitmen, dan integritas. Seorang profesional yang etis tidak hanya berorientasi pada hasil, tetapi juga pada proses kerja yang menjunjung nilai-nilai kejujuran, keadilan, dan empati
Etika Komunikasi dalam Dunia Kerja
Etika komunikasi adalah bagian integral dari etika kerja. Velasquez (2012) menjelaskan bahwa komunikasi yang tidak etis—seperti manipulasi, penipuan, atau ketertutupan informasi—dapat menyebabkan kerusakan hubungan profesional dan hilangnya kepercayaan. Komunikasi etis mensyaratkan adanya transparansi, kejelasan, tanggung jawab, dan penghargaan terhadap perbedaan pendapat
Dalam konteks kerja, komunikasi tidak hanya berlangsung secara verbal, tetapi juga dalam bentuk nonverbal, media digital, dan dokumen tertulis. Oleh karena itu, etika komunikasi harus diinternalisasi oleh semua anggota organisasi agar tidak terjadi salah paham, konflik, atau ketimpangan informasi. Liliweri (2007) menambahkan bahwa komunikasi etis mendukung inklusivitas, menghindari diskriminasi, serta menghargai keragaman budaya dan karakter individu di tempat kerja.