Oleh: Muhammad Jidan
Dalam beberapa waktu terakhir, isu pengangguran kembali menjadi perbincangan hangat di berbagai media sosial, forum diskusi, dan ruang-ruang akademik. Banyak masyarakat terutama generasi muda mengungkapkan keresahan mereka terhadap sulitnya mencari pekerjaan, meskipun telah menempuh pendidikan tinggi. Isu ini menjadi perhatian karena menyangkut kesejahteraan rakyat dan stabilitas negara.
KONDISI TERKINI
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) awal tahun 2025, tingkat pengangguran terbuka di Indonesia mencapai 5,3%. Angka ini memang menunjukkan penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, namun tetap mengkhawatirkan ketika dilihat dari sisi kualitas. Banyak lulusan universitas masih kesulitan bersaing di dunia kerja, terutama karena ketidaksesuaian antara keterampilan yang dimiliki dan kebutuhan industri saat ini.
Fenomena ini diperburuk oleh berkembangnya otomatisasi, digitalisasi, serta kurangnya pelatihan kerja yang memadai. Akibatnya, banyak pekerja muda yang harus beralih ke pekerjaan informal atau bahkan tidak bekerja sama sekali.
KAITANNYA DENGAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAANÂ
Dalam konteks pendidikan kewarganegaraan, isu pengangguran bukan hanya masalah ekonomi semata, melainkan juga menyangkut tanggung jawab sebagai warga negara. Warga negara yang baik tidak hanya menuntut hak atas pekerjaan, tetapi juga berusaha aktif dalam mencari solusi dan berkontribusi terhadap pembangunan bangsa.
Pendidikan kewarganegaraan mengajarkan nilai-nilai seperti tanggung jawab, gotong royong, kemandirian, dan partisipasi aktif. Generasi muda perlu diberi pemahaman bahwa menciptakan lapangan kerja, mengembangkan keterampilan baru, dan membangun usaha sendiri juga merupakan bentuk pengamalan nilai-nilai kewarganegaraan yang sejati.
SOLUSI DAN HARAPAN
Pemerintah perlu memperkuat kebijakan ketenagakerjaan, memperluas akses pelatihan vokasi, serta memfasilitasi kolaborasi antara sektor pendidikan dan industri. Di sisi lain, pemuda harus membekali diri dengan soft skill dan hard skill yang relevan agar mampu bersaing secara global.