Mohon tunggu...
Mohamad Isyammudin S.H
Mohamad Isyammudin S.H Mohon Tunggu... PENULIS

Hidup Adalah Seni Menulis Tanpa Penghapus

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ulang Tahun Jakarta 498 Tahun : Merayakan Kemajuan dan Kesetaraan, Anak Betawi Siap Bersaing

22 Juni 2025   07:48 Diperbarui: 22 Juni 2025   07:48 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
( Sumber Instagram : @ Hi.syamn )

Perayaan Hari Ulang Tahun ke-498 Jakarta bukan hanya momentum seremonial yang dirayakan dengan kemeriahan budaya dan festival rakyat. Di balik semarak tersebut, ada perenungan mendalam tentang bagaimana kota ini terus tumbuh dan bertransformasi. Jakarta telah menjadi kota megapolitan dengan dinamika sosial-ekonomi yang sangat kompleks. Di dalam kompleksitas itu, masyarakat Betawi---yang secara historis merupakan penduduk asli kota ini---masih terus menunjukkan eksistensinya. Tidak lagi hanya sebagai penjaga budaya, tetapi sebagai bagian dari kekuatan sumber daya manusia yang siap bersaing di segala bidang.

Modernisasi Kota dan Tantangan Ketimpangan

Jakarta saat ini mengalami percepatan pembangunan infrastruktur yang signifikan. Dalam beberapa tahun terakhir, proyek strategis seperti MRT fase II, revitalisasi transportasi umum, hingga digitalisasi layanan publik terus dijalankan. Di bawah kepemimpinan Gubernur Pramono Anung, pendekatan pembangunan kota juga mulai mengarah pada keseimbangan antara pembangunan fisik dan intervensi sosial. Program seperti sekolah gratis, layanan lansia berbasis komunitas, hingga penguatan data bansos menjadi bagian dari reformasi berbasis kesejahteraan.

Namun demikian, pembangunan yang cepat sering kali menimbulkan risiko ketimpangan sosial. Kelompok masyarakat yang kurang terdampak oleh program inklusif bisa makin tertinggal---termasuk sebagian masyarakat Betawi yang hidup di wilayah padat dan kawasan informal. Tantangan inilah yang menjadikan pentingnya narasi baru: bahwa anak Betawi tidak boleh hanya menjadi penonton dari proses transformasi kota, tetapi harus menjadi bagian aktif dari perubahan.

Anak Betawi: Dari Pinggiran Menuju Panggung Utama

Terdapat stereotip yang selama ini mengaitkan masyarakat Betawi dengan keterbatasan akses terhadap pendidikan dan kompetensi kerja. Narasi seperti ini harus diluruskan. Anak Betawi memiliki potensi yang sama kuatnya dengan kelompok lain, asalkan mendapat dukungan yang adil dan peluang yang merata.

Beberapa indikator menunjukkan perbaikan signifikan. Di banyak sekolah negeri di Jakarta Timur, Selatan, dan Utara---yang merupakan kantong masyarakat Betawi---terdapat peningkatan kelulusan ke jenjang perguruan tinggi. Banyak anak Betawi hari ini yang tidak hanya menempuh pendidikan sarjana, tetapi juga pascasarjana, baik di dalam maupun luar negeri. Mereka kini hadir sebagai akademisi, ASN, pengusaha UMKM, bahkan kreator konten yang membawa budaya Betawi ke ranah digital.

Kesempatan ini tentu tidak datang tiba-tiba. Dukungan dari pemerintah daerah seperti Kartu Jakarta Pintar (KJP), beasiswa KJMU, serta program pelatihan kewirausahaan lewat JakPreneur, telah membuka akses yang sebelumnya sulit dijangkau. Namun program-program ini harus terus diperkuat dengan pendekatan kultural agar tepat sasaran bagi komunitas Betawi yang selama ini memiliki struktur sosial berbasis keluarga dan lingkungan.

Mengarusutamakan Identitas Lokal dalam Pembangunan Kota

Bersaing tidak berarti melepaskan akar budaya. Justru dalam kompetisi global saat ini, keunikan identitas menjadi modal strategis. Anak Betawi tidak hanya mampu bersaing secara akademik dan profesional, tetapi juga membawa keunggulan dalam memahami kearifan lokal Jakarta. Dalam konteks pembangunan, ini penting. Misalnya, dalam proses penataan kampung atau revitalisasi RPTRA, pelibatan masyarakat Betawi dapat meningkatkan keberlanjutan dan rasa memiliki terhadap program tersebut.

Kelembagaan budaya seperti Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB), forum pemuda adat, dan organisasi mahasiswa Betawi mulai menunjukkan penguatan dalam bidang literasi digital, pelestarian bahasa, hingga kewirausahaan kreatif. Hal ini harus didukung secara sistemik melalui regulasi inklusif, pelibatan dalam musrenbang, serta akses terhadap sumber daya ekonomi.

Menuju Jakarta yang Adil dan Berkarakter

Momentum ulang tahun ke-498 ini harus dimaknai sebagai upaya menata ulang arah pembangunan Jakarta. Ke depan, Jakarta bukan lagi sekadar pusat administrasi negara, melainkan pusat peradaban urban yang berkeadilan. Di kota seperti ini, tidak boleh ada kelompok yang merasa tertinggal, termasuk masyarakat adat kota: orang Betawi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun