Mohon tunggu...
Muhamad Iqbal Al Hilal
Muhamad Iqbal Al Hilal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Freelance Writer

Penulis berkonsentrasi pada isu sejarah, politik, sosial ,ekonomi, hiburan dan lain sebagainya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bekerja dan Kuliah Mana yang Lebih Penting

23 Februari 2022   05:50 Diperbarui: 23 Februari 2022   05:53 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Bekerja dan Kuliah/ Foto: UNY Community

(23/02/2022)- Seorang manusia harus tetap memiliki penghasilan dan pendidikan secara beriringan jika ingin hidup dengan nyaman dan tenang.

Ada sebagian orang yang beranggapan salah satunya yang dianggap penting, saya rasa itu pemikiran yang keliru mengingat bekerja juga harus dengan ilmunya tidak bisa melakukan dengan asal-asalan.

Banyak pengalaman saat bekerja memang benar itu bagus, namun yang saya maksud adalah pengalaman ini digunakan untuk membantu kita bekerja setelah kita menimba ilmu.

Seseorang yang berpikiran bahwa lebih penting bekerja saya rasa karena mereka sudah memiliki uang sendiri yang mereka hasilkan jadi mereka beranggapan kerja dengan pundi-pundi rupiah yang banyak sudah cukup dan menganggap pendidikan sudah tidak penting dengan dalih " toh ujung-ujungnya juga kerja juga kan".

Saya biasa mendengar perkataan yang diberi tanda kutip tersebut. Namun saya bukan melihat segala sesuatu dengan jangka pendek semata namun, dengan jangka panjang. 

Kuliah saat ini memang dirasa hilang relevansinya bagi orang-orang yang sudah lebih dulu bekerja, padahal tujuan seseorang sendiri untuk masuk kuliah bukan sebatas ingin dipuji dan ingin bekerja namun yang terpenting adalah niat tulus dalam mencari ilmu agar kelak anak-anaknya tidak sebatas mengenal uang namun juga mengerti ilmu dan adab yang tidak diajarkan pada dunia kerja.

Yang berkuliah juga tidak baik untuk merendahkan orang yang sudah bekerja namun tidak mengenyam dunia kuliah, sebab menurut saya jika ada mahasiswa-mahasiswi yang memilki pola pikir seperti itu tidak mengikuti kuliah dengan sungguh-sungguh alias selalu berpikiran pendek dan terlalu over di organisasi.

Tulisan ini saya ambil dari sudut pandang saya dan orang lain. Selain itu, saya beranggapan seperti dalam tulisan artikel ini berdasarkan pengalaman saya yang saat ini tengah berkuliah di Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam, Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung sekaligus bekerja secara freelance sebagai kontributor di salah satu media baru yang berfokus pada bidang budaya, dan kearifan lokal.

Saya juga aktif di beberapa komunitas, dan saya tetap menganggap semuanya penting dan yang paling utama bagi saya tergantung pada niat, tujuan dan manajemen waktu.

Pada akhirnya ini murni sudut pandang saya, dan tidak ada maksud menjatuhkan pihak manapun saya sepenuhnya mengembalikan kepada yang sudah bekerja, maupun berkuliah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun