Mohon tunggu...
Muhamad Iqbal Al Hilal
Muhamad Iqbal Al Hilal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Freelance Writer

Penulis berkonsentrasi pada isu sejarah, politik, sosial ,ekonomi, hiburan dan lain sebagainya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Melihat Perbandingan Televisi Indonesia dan Korea Selatan di Tengah Gempuran Digitalisasi

25 Februari 2021   23:44 Diperbarui: 26 Februari 2021   00:13 1272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Faktor- faktornya adalah sekarang orang jika ingin mengetahui suatu informasi mulai itu berita, nasional, luar negeri, showbiz dan sebagainya sudah bisa dimudahkan dengan hadirnya

berbagai portal berita online yang mana hal ini disebabkan lambatnya Televisi menghadapi perkembangan teknologi dan zaman yang begitu sangat cepat . Jikalau para Stasiun Televisi mau masuk ranah digital sejak awal abad 21 tentu bukan tidak mungkin Televisi akan tetap bertahan namun pada realitanya Televisi justru terlena dengan kejayaannya berpuluh- puluh tahun belakangan.

Mementingkan Keuntungan Semata dan condong ke salah satu pihak Ditengah serba digitalisasi Televisi sendiri sudah selayaknya melakukan pembenahan pada program- programnya jangan hanya mementingkan keuntungan seperti Rating dan Iklan semata walaupun 2 hal tersebut pemasukan terbesar bagi Televisi.

Akan tetapi sebenarnya jika semua Televisi ikut serta Menayangkan program yang menarik, mengedukasi dan menambah wawasan seperti beberapa Stasiun Televisi yang tetap mengedepankan edukasi dan pendidikan. Sebut saja TRANS 7 yang sampai saat ini konsisten menayangkan banyak program anak, edukasi hingga politik namun tetap netral, Kompas TV dengan berita dan talkshow nya yang berimbang sesuai dengan selogannya Independen Terpercaya, TVRI dengan tayangan berita dan budaya dan keragaman Indonesia dan tayang ramah anak. RTV dengan program berita dan tayangan kartunnya.

Akan tetapi seringkali masyarakat lebih menyukai acara yang kurang mendidik seperti acara gosip, hingga Sinetron yang sering kali menampilkan adegan kurang senonoh ketimbang acara edukatif. Selain itu, beberapa Stasiun Televisi ikut serta ke dalam pusaran Politik setiap menjelang PILPRES, dan PILKADA sebut saja diantaranya TVONE dan METROTV yang terus mengelu-elukan pasangan yang di dukungnya. Padahal seharusnya para Televisi harusnya netral tanpa memihak pihak manapun.

Hal serupa terjadi di negara lain

Televisi di luar ngeri pun mengalami hal serupa mulai hilangnya pamor TV mengakibatkan beberapa Televisi asal Korea Selatan seperti KBS, SBS, hingga MBC mengalami permasalahan keuangan dikarenakan banyaknya menelan kerugian dari tayangan Drama Korea yang kurang menguntungkan ditambah hal ini dikarenakan semakin diliriknya Drama Korea di saluran Televisi Kabel seperti TVN, JTBC , OCN hinggal Channel A yang menurut warga Korea Selatan dan Dunia lebih menarik.

Imbasnya 3 stasiun Televisi Nasional Korea akan mengurangi jumlah Drama yang ditayangakan dalam satu tahun. MBC dan SBS sudah mulai menghentikan menayangkan Drama Korea dan mengantinya dengan program reality show dan berita sementara KBS berencana menghentikan pada akhir tahun 2020 bukan tanpa alasan selain karena kalah oleh Stasiun Televisi. Akan tetapi, kemungkinan besar KBS, MBC, SBS bisa saja membatalkan

rencana penghentian drama korea menyusul melejitnya drama -- drama ketiganya dalam beberapa bulan ke belakang sebut saja diantarnya The Spies who loved me MBC dan The Penthouse SBS yang cukup menyita perhatian.

Biaya yang besar untuk membuat sebuah Drama Korea namun tidak sebanding dengan rating seringkali memaksa stasiun Televisi Nasional Korea memangkas jumlah episode Dramanya ditambah dengan adanya covid -19 semakin menambah beban Stasiun Televisi tersebut. Sedangkan di salah satu Televisi di luar negeri lain ada satu serial Televisi yang bahkan tidak ditonton satu orangpun jika di Indonesia sendiri terdapat satu Televisi yang disukai Milenial yakni NET.

Namun karena saat ini para Milenial lebih menyukai tayangan langsung di Gawai atau HP nya masing- masing membuat NET pun akhirnya mulai tumbang dengan mulai banyak dihentikan nya program- program unggulannya seperti Ini Talkshow, hingga Sarah Sechan dikarenakan rating NET kalah telak dengan SCTV dan RCTI yang menayangkan Sinetron Ikatan Cinta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun