Mohon tunggu...
Muhamad Imron Rosyadi
Muhamad Imron Rosyadi Mohon Tunggu... Freelancer - Saya biasa dipanggil Imron

Seorang penulis konten di salah satu firma PR yang berada di Jakarta. Berpengalaman sebagai seorang jurnalis di salah satu media online di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Inter Milan Jadi Jago Lagi, Semua Berkat Conte

5 November 2019   15:29 Diperbarui: 6 November 2019   03:54 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Antonio Conte, otak di balik 'kelahiran kembali' Inter Milan di musim ini. Foto: Inter.it

Serie A Liga Italia tampaknya mulai menyajikan persaingan yang patut disimak musim ini. Hal tersebut tak terlepas dari performa impresif yang ditunjukkan Inter Milan sepanjang musim ini berjalan. 

Kehadiran Antonio Conte di bangku pelatih tim berjuluk I Nerazzurri menggantikan Luciano Spalletti jadi salah satu faktor kunci transformasi kesebelasan tersebut. 

Lantas, bagaimana Conte membuat Inter kembali menjadi tim yang patut dimasukkan ke dalam bursa perburuan titel juara Serie A Liga Italia musim ini?

Salah satu faktor kunci adalah formasi yang diterapkan Conte di Inter. Conte menerapkan formula tiga bek dalam formasi 3-5-2. Jika dibedah, tiga pemain di belakang cenderung merupakan bek tengah murni atau full back yang diposisikan sebagai center back. 

Lima pemain di tengah menjadi tiga, yakni dua wing-back, dua gelandang tengah, dan satu gelandang bertahan. Sedangkan di depan ada dua orang penyerang.

Idealnya, di bagian belakang, ada Diego Godin, Milan Skriniar, dan Stefan De Vrij. Sedangkan lima pemain di tengah diisi oleh Kwadwo Asamoah di sebelah kiri, Antonio Candreva di sisi kanan, serta Stefano Sensi dan Nicolo Barella sebagai gelandang tengah, serta Marcelo Brozovic selaku gelandang bertahan. 

Lalu, di depan ada duet Romelu Lukaku dan Lautaro Martinez. Tak ketinggalan, Samir Handanovic yang mengemban ban kapten menjadi pilihan pertama di bawah mistar.

Dengan komposisi pemain yang dimiliki, Conte mampu meneruskan magis formasi 3--5--2 yang sudah dibuktikannya kala menukangi Juventus, Chelsea, dan Italia. 

Di sektor pertahanan, Diego Godin sudah tidak diragukan lagi kemampuannya. Pengalaman dan mentalnya tentunya dapat mematangkan kemampuan Skriniar (24 tahun) dan De Vrij (27 tahun). Godin juga memiliki ketenangan dalam mengontrol dan menggiring bola. 

Lalu, Skriniar yang disebut sebagai salah satu bek tengah terbaik di Serie A Liga Italia kuat dalam passing. Hal tersebut ditunjang dengan kemiripan gaya bermainnya dengan De Vrij yang sama-sama senang melakukan operan-operan pendek.

Kemampuan ketiganya menjadi fondasi yang kuat terhadap bagaimana Inter membangun serangan. Tak jarang Inter memamerkan ketenangannya ketiga pemain bertahannya dalam membangun serangan dari bawah dimulai dengan operan pendek dari tendangan gawang. 

Dari sini, ada dua opsi yang biasa dilakukan oleh Inter, yakni direct-ball ke dua penyerang di depan, atau para pemain sayap dan pemain bertahan turun untuk menjemput bola. 

Opsi mana pun yang dilakukan menonjolkan bagaimana kemampuan para pemain dalam mendistribusikan bola. 

Ya, Inter tak lagi memainkan umpan-umpan daerah tak terarah maupun umpan lambung yang berujung buntung yang kerap dilakukan dalam beberapa musim belakangan.

Untuk opsi pertama, Inter punya Lukaku yang kuat dalam memenangi duel di udara dan mempertahankan bola. Selain itu, pasangan duetnya, Martinez, punya kecepatan dan kemampuan mendribel bola yang sangat baik. 

Dengan karakteristik yang berbeda, para pemain bertahan Inter punya opsi yang cukup luas dalam memberikan bola ke Lukaku atau Martinez. Terlebih, keduanya juga hebat dalam penyelesaian akhir, baik menggunakan kaki maupun kepala.

Jika Inter ingin membangun serangan lewat tengah, maka di sini peran Sensi dan Barella menjadi vital. Keduanya sangat kreatif, baik itu melalui umpan-umpannya maupun dribelnya. 

Tak hanya itu, keduanya juga memiliki shooting yang cukup baik. Bahkan, Sensi dipercaya untuk menjadi eksekutor tendangan bebas utama bagi Inter musim ini. 

Kemampuan keduanya disokong dengan kontribusi Brozovic yang juga tenang dalam melakukan passing, serta akselerasi Asamoah dan Candreva yang mampu menarik lawan untuk memberikan ruang lebih di tengah bagi para gelandang kreatif untuk melakukan final-pass atau bahkan shoot langsung ke gawang.

Dengan kemampuan menyerang seperti itu, Inter menjadi salah satu tim paling produktif di Serie A Liga Italia saat ini. Menariknya, hal tersebut dapat diimbangi dengan pertahanan yang tak kalah baik. 

Bahkan, tim berjuluk Il Biscione ini merupakan kesebelasan dengan pertahanan yang paling baik di Serie A Liga Italia jika barometernya adalah jumlah kebobolan. 

Catatan tersebut seakan meneruskan torehan impresif mereka sebagai tim dengan pertahanan terbaik kedua di musim 2018/2019 setelah Juventus.

Di musim ini, kala bertahan, Inter mentransformasi formula 3-5-2 menjadi 5-3-2, dengan Asamoah dan Candreva mundur ke belakang dan menjalankan fungsi sebagai full-back. 

Selain itu, Godin, Skriniar, dan De Vrij juga tak jarang mundur lebih ke dalam ketika dalam posisi tertekan. 

Untuk urusan pressing, Inter terbilang menjalankan high-pressing, walau tidak seketat seperti apa yang dilakukan Liverpool arahan Jurgen Klopp. 

Meski demikian, Inter tetap menempel ketat lawan secara one-on-one untuk tidak memberikan kenyamanan bagi mereka dalam mengalirkan bola.

Nicolo Barella (kiri) dan Stefano Sensi, dua pembelian anyar Antonio Conte yang langsung bersinar. Foto: Inter.it
Nicolo Barella (kiri) dan Stefano Sensi, dua pembelian anyar Antonio Conte yang langsung bersinar. Foto: Inter.it
Dengan mundurnya dua wing-back, maka Inter memberikan ruang bagi full-back atau wing-back lawan sebagai pemain yang paling leluasa untuk memegang bola. 

Dari situ, Inter dapat memanfaatkan lowongnya sisi sayap lawan untuk melancarkan serangan balik ketika para full-back atau wing-back tersebut maju ke depan. 

Skema tersebut membuat gaya bertahan Inter sangat efektif untuk melawan tim yang menerapkan formasi 4-3-3, formula yang paling populer saat ini.

Taktik tersebut ditunjang dengan kemampuan individu tiap pemain. Martinez dengan kecepatannya mampu melakukan intercept ketika tim lawan memainkan bola dari bawah, disokong dengan kemampuan Lukaku yang kuat dalam duel satu lawan satu. 

Di tengah, Sensi mampu membawa pergerakan bola dengan baik sehingga tak jarang melakukan block, yang ditunjang dengan tackling yang baik dari Barella. 

Di kiri, Asamoah yang bermental bertahan tentunya berperan besar dalam menjaga sisi kiri pertahanan Inter. Sedangkan di sisi kanan, Candreva yang bermental lebih menyerang kerap didukung Brozovic yang sangat mobile dan punya kemampuan bertahan lebih baik.

Di belakang, trio Godin, Skriniar, dan De Vrij terasa sangat serasi walau baru menjalani musim pertamanya dalam bermain bersama. Godin punya kemampuan yang baik dalam menekel lawan dan tidak diragukan lagi dalam duel udara. 

Lalu Skriniar punya positioning yang baik dalam memblok tendangan dari lawan. Sedangkan De Vrij tenang dalam mengawal lawan dengan tidak terburu-buru dalam melakukan tekel.

Melengkapi tembok pertahanan, ada Handanovic sebagai penjaga gawang terbaik Serie A Liga Italia musim lalu.

Dengan kemampuan menyerang dan bertahan yang baik, Inter menjadi salah satu tim yang patut untuk disimak musim ini.

Terlebih, dengan kebolehan Conte dalam memaksimalkan potensi tiap pemainnya, Inter sangat layak untuk menjadi salah satu kandidat kuat sebagai peraih scudetto musim ini. 

Kepergian Mauro Icardi dan Ivan Perisic ke PSG dan Bayern Munich yang berperan vital dalam beberapa musim terakhir pun tak terasa dengan kebijakan transfer musim ini. Godin, Sensi, Barella, dan Lukaku langsung memegang peran vital dalam permainan Inter. 

Sedangkan rekrutan anyar lainnya, Alexis Sanchez, Cristiano Biraghi, dan Valentino Lazaro memberikan kedalaman skuat bagi Inter yang juga bertanding di Liga Champions musim ini.

Untuk membayangkan bagaimana kedalaman skuad Inter musim ini, berikut dua starting line-up yang bisa digunakan oleh Inter, menggunakan 22 pemain berbeda.

Sumber: buildneup.com
Sumber: buildneup.com
Sumber: buildneup.com
Sumber: buildneup.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun