Mohon tunggu...
muhamad faruq
muhamad faruq Mohon Tunggu... Mahasiswa

Berawal dari pengamatan sederhana banyak warung masih mencatat di buku tulis dan sering bingung menghitung laba, dan saya tergerak untuk menciptakan Catetify, aplikasi pencatatan warung yang sederhana namun efektif. Saya percaya teknologi seharusnya mempermudah, bukan menyulitkan

Selanjutnya

Tutup

Financial

Kenapa Barang di Warung Cepat Habis, Tapi Untungnya Tipis? (Solusi Digitalisasi Untuk Pemilik Warung)

3 Oktober 2025   23:11 Diperbarui: 3 Oktober 2025   23:38 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dibuat dengan bantuan AI

Kenapa Barang di Warung Cepat Habis, Tapi Untungnya Tipis?


Beberapa waktu lalu, saya mampir ke sebuah warung kecil di pinggir jalan. Dari luar terlihat sederhana, tapi pembelinya ramai. Rak penuh dengan mie instan, minuman dingin, jajanan anak-anak, hingga kebutuhan rumah tangga.
Saya sempat ngobrol dengan pemiliknya, Bu Yani. Beliau cerita dengan wajah agak bingung:
“Mas, jualan sih alhamdulillah laris. Barang selalu keluar. Tapi kok ya uangnya nggak pernah ngumpul. Rasanya habis gitu aja. Nggak tahu salahnya di mana.”
Percakapan itu bikin saya penasaran. Kalau barang di warung cepat habis, seharusnya keuntungannya terasa. Tapi kenapa kenyataannya banyak pemilik warung yang merasakan hal sebaliknya?
Setelah saya coba amati, ternyata kondisi Bu Yani bukanlah hal yang unik. Banyak pemilik warung mengalami masalah serupa. Barang laku keras, tapi keuangan tidak sehat.

Ada beberapa pola yang sering muncul:

1. Harga Jual Tidak Konsisten
Ada barang yang dijual terlalu murah, bahkan hampir sama dengan harga kulakan. Akhirnya barang cepat habis, tapi margin keuntungannya sangat kecil.

2. Stok Bocor Tanpa Disadari
Barang-barang kecil seperti permen, rokok batangan, atau snack sering hilang. Kadang diambil anak, dipakai sendiri, atau diberikan gratis ke tetangga tanpa catatan.

3. Barang Kedaluwarsa
Produk jarang laku (misalnya roti, minuman kaleng tertentu, atau makanan ringan musiman) sering dibiarkan menumpuk. Saat kedaluwarsa, barang terpaksa dibuang.

4. Pencatatan Seadanya
Banyak pemilik warung masih menggunakan buku tulis kecil atau bahkan tidak mencatat sama sekali. Modal, penjualan, dan utang pelanggan tercampur. Hasilnya, keuangan warung jadi sulit dikontrol.

Kalau masalah-masalah ini dibiarkan, warung akan terlihat sibuk, tapi pemiliknya merasa tidak pernah benar-benar menikmati hasil.

Mungkin kamu juga pernah mengalami hal serupa:

  •   Stok keluar masuk tiap hari.
  •   Uang kas bercampur dengan belanja pribadi.
  •   Ada barang yang cepat habis tapi tidak jelas keuntungannya.
  •   Dan saat akhir bulan, keuntungan tidak sesuai harapan.

Percayalah, kamu tidak sendirian. Banyak pemilik warung kecil maupun besar menghadapi tantangan yang sama.

Masalah utamanya sederhana: kurang disiplin dalam pencatatan stok dan keuangan.

Tanpa catatan yang rapi:

  •  Kita tidak tahu barang mana yang benar-benar menguntungkan.
  •  Modal bercampur dengan uang pribadi, jadi kas warung cepat habis.
  •  Barang kedaluwarsa sering tidak disadari.
  •  Untung hanya berdasarkan “feeling”, bukan angka nyata.

Sebaliknya, dengan catatan yang baik, banyak keuntungan yang bisa didapatkan:

  •   Barang cepat laku bisa selalu tersedia (tidak mengecewakan pelanggan).
  •   Barang lambat laku bisa dikendalikan stoknya.
  •   Modal, keuntungan, dan belanja pribadi bisa dipisahkan dengan jelas.
  •   Pemilik warung bisa tahu berapa keuntungan harian, mingguan, hingga bulanan.

Catatan rapi adalah kunci agar warung tidak hanya ramai, tapi juga benar-benar menguntungkan.

Agenda: Tren Digitalisasi Warung

Di era digital sekarang, mencatat tidak harus ribet dengan buku tulis yang bisa hilang atau rusak.
Banyak pemilik warung sudah mulai beralih ke aplikasi pencatatan digital.

Data mendukung hal ini:

Solusi: https://catetify.id

Inilah alasan kenapa saya dan tim mengembangkan Catetify, aplikasi pencatatan stok dan keuangan khusus untuk warung.

Dengan Catetify, kamu bisa:

  •   Melacak semua transaksi penjualan harian.
  •   Mengetahui barang mana yang paling laris.
  •   Mencegah kerugian karena barang kedaluwarsa.
  •   Melihat laporan keuntungan bulanan secara langsung dari HP.

Bayangkan, semua masalah yang selama ini bikin pusing bisa diatasi hanya dengan satu aplikasi sederhana.

Mengatur warung bukan hanya soal punya rak penuh atau pembeli ramai. Kunci keberhasilan warung justru ada di catatan yang rapi.

Dengan catatan yang baik, pemilik warung akan merasakan dampaknya:

  •  Uang tidak lagi “bocor” tanpa sebab.
  •  Barang tidak menumpuk hingga kedaluwarsa.
  •  Keuntungan jelas terlihat, bukan hanya perkiraan.

Dan dengan bantuan aplikasi seperti Catetify, semua pencatatan bisa dilakukan dengan lebih cepat, praktis, dan aman.

Karena pada akhirnya, warung yang sehat bukan hanya laris, tapi juga menghasilkan keuntungan yang nyata.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun