Mohon tunggu...
Muhamad Ahsan
Muhamad Ahsan Mohon Tunggu... profesional -

Perantau yang tidak pernah berhenti untuk belajar dan terus belajar karena masih GOBLOK...entah sampai kapan....ngajar dan aktif dikegiatan sosial

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

perlunya keberfihakan

3 Februari 2011   00:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:56 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya sangat sering menemui inkonsistensi dalam kehidupan sehari-hari. Diorganisasi, dikomunitas bahkan dimikrolet sekalipun, apalagi dijalan-jalan. Inilah mungkin cikal bakal rusaknya sebuah sistem yang katanya mau dibangun. Sedikit sekali leader yang memiliki kemampuan untuk berfihak dan konsisten pada tujuan yang didengungkan. Ketika saya berkumpul pada komunitas yang ingin menggerakkan dan memberdayakan usaha kecil dan menengah kumpul-kumpul dilakukan dirumah makan yang mewah dengan menu yang mungkin asing bagi lidah sebagian orang. Saya sengaja tidak datang untuk itu karena saya berfikir 'mengapa kok kumpul-kumpulnya tidak di warung Mak Ti yang tentunya akan membantu usahanya sebagai seorang 'pengusaha' kecil bila memang kita ingin menggerakkan usaha kecil dan menengah. Toh warung Mak Ti, bersih, menunya menu lidah Indonesia dan mak nyuss lagi meminjam istilah bung Bondan di acara tv. Diorganisai juga sama, katanya kita ingin mencerdaskan bangsa tetapi tidak memiliki peta pengembangan sdm yang jelas (kadang-kadang). Ketika ada sdm nya yang ingin meningkatkan kompetensinya, tidak didukung. Ketika ada sdm nya mengemukakan argumen yang logis malah diceramahi tentang strategi yang tidak jelas dan semakin kabur. Dijalanan sama saja. Ketika ada larangan dilarang merokok diarea publik. Tetap saja bapak-bapak mengepulkan asap rokoknya sambil asyik berkutat dengan blackberry-nya. Inilah yang saya sebut sebagai inkonsistensi tujuan dan cita-cita yang kadang kita gaungkan dengan semangat berapi-api tetapi akhirnya mentah kembali karena ulah kita

12966926901066855327
12966926901066855327
sendiri. Pengalaman pribadi ketika saya disuguhi getuk lindri, saya langsung memberikan apresiasi dengan mengatakan "ya..jajan hari ini enak..dan betul-betul sesuai dengan tujuan kita untuk mengangkat derajat pengrajin kecil dan menengah". Keberfihakan diperlukan disamping konsistensi dan kontinuitas bila kita menginginkan sebuah perubahan dan kemajuan pada apapun, tanpa itu semua cita-cita yang sudah didengungkan hanya akan menggema tanpa makna. Contoh besar, ketika batik jadi bahan gunjingan karena diakui sebagai produk asli negara tetangga 'mereka' baru kebakaran jenggotnya. Ramai..hiruk pikuk bagaimana ini bisa terjadi, tetapi akhir dari episode itu efek positifnya  hinggap di pengrajin batik (?) juga. Banyak perusahaan swasta yang akhirnya menjadikan pakaian batik menjadi wajib pada hari-hari tertentu. Masih banyak contoh-contoh lain yang sering saya dan anda temui. Apa artinya ? Silahkan simpulkan sendiri ...karena saya kehabisan perbendharaan kata-kata untuk menyimpulkannya. (foto: comotan dari google image)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun