Mohon tunggu...
Muhamad Mustaqim
Muhamad Mustaqim Mohon Tunggu... Dosen - Peminat kajian sosial, politik, agama

Dosen

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Islam dan Juru Damai Peradaban

18 Oktober 2019   09:08 Diperbarui: 18 Oktober 2019   09:13 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: gramedia.com

Para Islamis -- khususnya orientalis -- masih banyak yang perpandangan bahwa Islam itu agama yang mendukung kekerasan dan perang. Dalam citra mereka, Nabi muhammad selalu digambarkan dengan tangan kanan membawa kitab suci dan tangan kiri membawa pedang.

Mereka memotret Islam dengan sangat parsial: perang, invasi, potong tangan, budak, qishas. Ditambah dengan berbagai perilaku beberapa "oknum" ummat islam yang melakukan bom bunuh diri, yang disandarkan pada ajaran jihad. Persepsi ini tentu saja tidak semata bisa disalahkan, ada sejarah panjang yang mematrikan persepsi tersebut.

Di antara para pengkaji Islam dari Barat, kiranya ada yang berusaha secara obyektif memotret Islam secara dengan berbagai landasan teoritik.  Buku karya Juan Cole ini adalah salah satu karya yang mencoba meluruskan stereotip tersebut. Profesor sejarah dari University of Michigan ini mencoba memahami Islam melalui sejarah Nabi Muhammad dengan berbagai referensi yang lebih komprehenship. 

Kesimpulan utama dari karya Cole ini adalah: Rasulullah Muhammad adalah juru damai dari benturan dua imperium besar dunia. Persaingan dan benturan antara dua imperium besar: Romawi dan Sasaniyah membentuk akar kesejarah bagi Nabi Muhammad dalam perjalanan mengemban utusan.

Ketika membahas tentang perang, Cole menyarankan untuk memahami secara lebih lebih lengkap: melihat tahapan dan kerangka yang mengitarinya. Misalnya, Rasulullah mencoba menuntut perdamaian dengan para kafir Mekkah yang gemar untuk berperang. Ketika usaha ini gagal, maka beliau kemudian mengorganisir masyarakat Madinah untuk mempertahankan diri menghadapi kafir Mekkah. 

Islam kemudian mengatur etika berperang, yakni melarang perang yang agresif dan senantiasa mengupayakan adanya resolusi konflik. Perang dianggap sebagai kebutuhan yang sangat disayangkan ketika orang-orang yang tidak berdosa terancam (hal. 3).

Membaca buku ini akan membawa kita untuk "napak tilas" kehidupan nabi, bahkan mulai sebelum beliau diutus menjadi Rasul. Dengan narasi-diskripsi tentang latar masa dan konsisi geografis, dengan menampilkan berbagai referensi yang mendukung penggambaran tersebut, seakan kita diajak untuk mengambil peran dan masuk ke dalam kehidupan beliau. 

Lihat saja bagaimana Cole menceritakan ketika rasul memimpin ekspedisi dagang Khadijah bersama rekan kerjanya Maisarah. "Kafilah tersebut mungkin saja berangkat dari kota suci Arab kecil pada bulan Agustus 592 M. Penduduk berkumpul di bawah remang matahari petang untuk mengantar kepergian para pedagangsetelah berinvestasi pada misi tersebut, membunyikan lonceng dan menabuh rebana" (hal, 9). 

Terlihat bagaimana Cole "mereka ulang" adegan dengan narasi setting sosial-budaya masyarakat pada waktu itu. Seakan ia menjadi pewarta yang meliput perjalanan tersebut kemudian melaporkan karya jurnalistiknya.

Buku ini setidaknya menjadi oase bagi pembacaan Islam dan rasulullah Muhammad saw, sekaligus menegaskan bahwa Islam sejak awal mempunyai misi perdamaian. 

Kekerasan, teror, dan anarkisme dalam hal ini merupakan anti-tesis dari misi risalah kerasulan. Ada banyak legitimasi logis-historis yang akan dipaparkan dalam buku ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun