Mohon tunggu...
Muhamad randi
Muhamad randi Mohon Tunggu... Siswa

Nonton

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bayangan di Geumga Plaza

22 Februari 2025   22:16 Diperbarui: 22 Februari 2025   22:16 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah sudut kota Seoul, di bawah langit senja yang mulai meredup, Vincenzo Cassano berdiri di atap Geumga Plaza. Matanya menatap jauh ke jalanan, mengamati kehidupan yang terus berjalan meski ia sendiri masih berada di ambang kegelapan.

Sudah berbulan-bulan sejak pertarungan terakhirnya dengan Babel Group berakhir. Gedung ini, yang dulu menjadi ajang pertarungan antara keadilan dan kekuasaan, kini berdiri tegak dengan penghuninya yang masih utuh. Namun, Vincenzo tahu bahwa dalam dunia ini, kejahatan tidak pernah benar-benar mati.

Dari bawah, terdengar langkah kaki yang familiar. Hong Cha-young muncul, membawa dua gelas kopi kaleng. "Kau masih punya kebiasaan berdiri di sini seperti hantu?" tanyanya dengan nada bercanda.

Vincenzo menerima kopi itu tanpa mengalihkan pandangannya. "Aku hanya memastikan semuanya tetap aman," jawabnya.

Cha-young duduk di sebelahnya, menyesap kopinya perlahan. "Kau tahu, mereka semua baik-baik saja sekarang. Penghuni Geumga Plaza kembali menjalani hidup normal. Tapi kau... kapan kau akan benar-benar pulang?"

Vincenzo terdiam. Ia tidak punya jawaban. Sejak ia kembali ke Korea, ia selalu merasa dirinya seperti bayangan---ada, tetapi tidak benar-benar menjadi bagian dari dunia ini. Ia datang untuk emas yang tersembunyi, tetapi justru menemukan lebih banyak hal yang lebih berharga: pertemanan, kehangatan, bahkan sesuatu yang menyerupai rumah.

Namun, ia juga sadar bahwa dirinya bukanlah pria biasa. Dunia yang ia tinggali adalah dunia penuh darah dan pengkhianatan.

"Aku tidak bisa pulang," ucapnya akhirnya. "Setidaknya, bukan sekarang."

Cha-young mendesah, menatap pria itu dengan mata yang penuh pengertian. "Kalau begitu, tetaplah hidup. Jangan hanya menjadi bayangan, Vincenzo."

Malam itu, Vincenzo menyadari satu hal. Ia mungkin tak bisa meninggalkan masa lalunya, tetapi untuk pertama kalinya, ia ingin tetap berada di sisi orang-orang yang berarti baginya---bukan sebagai seorang mafia, tetapi sebagai seseorang yang akhirnya menemukan tempatnya di dunia.

Cari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun