Mohon tunggu...
MUHAMAD ISVI MUZAMIL
MUHAMAD ISVI MUZAMIL Mohon Tunggu... Saya seorang driver

Hobi saya membaca dan main game

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dari Keterpurukan Karena Utang, Bangkit Lewat Jualan

22 Mei 2025   17:08 Diperbarui: 22 Mei 2025   17:08 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hidup tak selalu berjalan mulus. Begitulah yang dialami oleh seorang ibu rumah tangga bernama Rina (nama samaran), yang sempat terpuruk dalam jeratan utang hingga nyaris kehilangan segalanya. Namun siapa sangka, dari dapur kecil di rumah kontrakan, ia justru menemukan jalan keluar: lewat jualan spaghetti dan salad buah.

Titik Terendah Kehidupan

Beberapa tahun lalu, kehidupan Rina penuh tekanan. Usaha kecil yang ia jalani bersama suaminya bangkrut karena pandemi. Tagihan menumpuk, pinjaman online tak terbayar, dan cicilan kendaraan macet. Total utang mencapai lebih dari seratus juta rupiah. Setiap hari terasa gelap. Tak jarang, ia menangis sendirian setelah anak-anak tidur, merasa bersalah dan tak berguna.

Awal Perubahan

Segalanya mulai berubah ketika suatu hari Rina iseng membuat spaghetti untuk anak-anaknya. Mereka menyukainya, dan salah satu anaknya berkata, "Bunda harus jual ini. Enak banget!" Ucapan polos itu seperti membuka harapan baru. Dengan modal seadanya---hanya satu pak pasta dan beberapa saus instan---ia mulai menawarkan spaghetti buatannya lewat status WhatsApp dan grup ibu-ibu sekolah.

Tak disangka, pesanan mulai berdatangan. Dari mulut ke mulut, rasa spaghettinya yang khas dan porsi mengenyangkan menjadi favorit banyak orang. Tak lama kemudian, ia menambahkan menu salad buah segar yang ia racik sendiri. Perpaduan manis, segar, dan saus kejunya membuat pelanggan ketagihan.

Perjuangan yang Konsisten

Rina menjalani hari-hari yang melelahkan. Bangun pagi untuk belanja bahan, menyiapkan pesanan, mengantar ke pelanggan, dan membalas chat orderan hingga malam. Semua ia lakukan sendiri sambil tetap mengurus anak-anak dan rumah. Tak jarang ia kelelahan, tapi tekadnya bulat: lunasi semua utang dan bangun kembali hidup yang layak untuk keluarganya.

Setiap keuntungan, sekecil apa pun, ia sisihkan untuk membayar cicilan. Ia juga belajar mencatat keuangan dan mengatur ulang pola belanja rumah tangga. Setiap bulan, jumlah utang perlahan menurun.

Titik Balik

Setelah hampir tiga tahun berjuang tanpa henti, satu per satu utangnya lunas. Rina tak lagi dikejar-kejar penagih. Ia bisa tidur nyenyak tanpa cemas. Yang paling membahagiakan adalah ketika ia bisa menabung untuk pertama kalinya sejak bertahun-tahun, dan membawa anak-anak liburan kecil ke luar kota.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun