Mohon tunggu...
Muhamad Husnul Iman
Muhamad Husnul Iman Mohon Tunggu... Penulis - jangan bersedih , bergembiralah

Menulislah dengan bergembira

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kesederhanaan Bisa Menyadarkan

16 Februari 2021   05:05 Diperbarui: 16 Februari 2021   07:26 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak akan ku tuliskan sebuah cerita perjalanan tapi yang akan kutuliskan sekarang adalah perjalanan yang menceritakan, bahwa ternyata bukan hanya sekedar mengadukan kopi Layaknya seorang yang ahli dalam mencari sesuap nasi . Tapi sebuah perjalanan, eh bukan perjalanan tapi perjuangan.. hhe .

Perjuangan yang memang nyata bukan lagi di Dunia Maya, ternyata memang hidup menuju pendewasaan butuh kedewasaan. untuk menyikapi segala hal yang memang butuh waktu untuk melakukannya .. ya sebut saja sebuah proses dimana perubahan itu bisa terjadi karena adanya keinginan yang kuat dan berniat untuk melakukannya. Mungkin .. hehe

Udin yang selama ini bekerja keras banting tulang untuk menghidupi dirinya sendiri berani tampil sederhana di dalam lingkungan modern yang tak jauh dari teknologi masa kini, sebuah informasi yang cukup bisa diandalkan untuk mengetahui kabar baik ataupun buruk negeri ini. Pada saat itu alat yang digunakan Udin dalam mencari sebuah informasi masih menggunakan televisi, dimana berita terbaru ataupun yang sudah basi akan muncul di situ ... 

Terdengar disitu berita dimana "Negara Indonesia sedang mengalami ketertinggalan di bidang teknologi masa kini,di bandingkan dengan negara lainnya, seperti Jepang dan Korea yang sudah menggunakan teknologi atau kecanggihan dalam mengerjakan segala pekerjaan , baik itu mesin pembuat kendaraan roda 6, membuat pesawat Anti virus, dan bahkan membuat rumah terbang sekalipun bisa"

Sontak berita tersebut membangunkan semangat muda Udin yang selama ini masih belum keluar . Hehe... Udin mencoba menciptakan inovasi baru dari sebuah barang bekas yang dianggap orang sebagai sampah. Udin mencoba menciptakan tenaga listrik dari sebotol Aqua bekas dan mesin kipas angin yang sudah tidak terpakai. Dengan segenap kekuatan dan kemampuannya mengolah barang yg tak bernilai menjadi barang yang bermanfaat, Udin terus menerus mencoba berusaha walaupun selalu saja tak berhasil . Dengan perkerjaanya yang otodidak tidak mempunyai guru yang mengajarkannya, Udin hanya bersandar pada kemampuan dan yakin seyakin-yakinnya bahwa perjuangannya tidak akan sia-sia.

 " Argh persetan sebenarnya dengan teknologi, kenapa kau tak muncul dalam hidupku dan tak kunjung datang padaku .. haha" sambil tertawa melihat pekerjaannya yang tak pernah berhasil Udin terus berusaha keras sampai pada akhirnya tetap gagal. 

Dari belakang bapaknya menghampiri seraya berkata " Bagus cep, teruslah melangkah berjuang dan berkarya. Walaupun memang gagal setidaknya otakmu telah bersyukur atas pemberian nikmat dari Tuhan, jangan menyalahkan teknologi yang semakin hari semakin maju. Jika kau gagal tanyakanlah pada dirimu sendiri kenapa engkau gagal "

" Bukankah tadi Udin telah bertanya pada diri sendiri pak. Hehe" sontak uca menjawab .

" Hehe iya tadi kau bertanya pada dirimu sendiri, tapi yang kau salahkan bukanlah sesuatu yang tidak ada, justru itu membuat dirimu semakin tertekan, cobalah bertanya pada dirimu sendiri bagaimana caranya agar kita bisa berhasil meraih sesuatu tersebut. bagaimana caranya agar kita tidak tertinggal jaman dan apapun itu, contohnya kau ingin membuat tenaga listrik dari sebotol Aqua dan mesin kipas angin bekas, itu sesuatu hal yang bagus menurut bapak. Akan tetapi jika kau gagal terus menerus mungkin ada barang yg kurang untuk diperlukan ataupun alat yang membantu hal tersebut ya toh? .hehe" .. jawaban dari bapaknya ..

" Hehe siap komandan, berarti memang benar kata cak Nun ya.. Tidak ada kewajiban pada manusia untuk sampai tetapi wajib adanya perjuangan untuk menuju .." jawab Udin Sambil menyeruput kopi 

"Hehe" jawab bapak Udin.

Tamat ....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun