Mohon tunggu...
Pakde Amin
Pakde Amin Mohon Tunggu... Penulis - Perjalanan Dalam Mencari Harmonisasi Kehidupan Diri

Belajar menikmati dan memaknai kehidupan melalui kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Humor Sufi: Mutiara Puasa (Membungkus Angan-Angan)

6 April 2023   23:05 Diperbarui: 6 April 2023   23:10 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Proses munculnya angan dikarenakan diri tak mampu mengenal kondisi diri manusia sebagai makhluk yang sempurna.  Sangat disayangkan jika karena ketidakkenalan dengan kondisi diri akibat diri malas untuk "baca dan belajar". Sehingga dalam kehidupan diri jauh dari unsur kesadaran dalam aktivitas kehidupannya.

Munculnya angan sebagai dominasi diri manusia disebabkan oleh tiga hal, yaitu: 

Pertama, Diri yang kurang memahami potensi manusia.  Seperti diri ketahui bahwa Sang Pencipta memberikan potensi diri yang berupa "pikir-perasaan-keinginan" serta hati yang digunakan sebagai poros kerja.  Hati digunakan sebagai poros agar tidak terjadi dominasi dari salah satu unsur potensi diri atau kombinasinya.  Diri yang tidak kerja maksimal dan tidak dapat menemukan potensi diri maka akan mengakibatkan hasrat dan kuasa diri  selalu memanjakan ego yang dimiliki.

Hal itu mengakibatkan angan selalu berhubungan dengan hal yang bersifat kuasa ego diri manusia yang berhubungan dengan pencapaian kemakmuran-prestasi-popularitas diri.  Walaupun angan mungkin hal yang bersifat baik namun karena muncul tidak dengan hati maka sifat dan perilaku yang tidak baik akan menyertainya dalam perjalanan.  Sebuah kerugian yang besar jika kondisi diri selalu dalam kondisi seperti ini karena tidak pernah memiliki hati dalam aktivitas kehidupan.

Masalah potensi diri yang seharusnya dapat dimaksimalkan adalah tugas utama diri dalam kehidupan ini (baca: Memahami potensi diri ).  Namun banyak diri salah mengartikan potensi diri akibat malas menggali pemahaman yang benar menurut ajaran atau ilmu yang diberikan oleh Sang Pencipta.  Maka tidak heran terjadi banyak ketidakseimbangan dan fenomena-fenomena ketidakadilan dalam kehidupan yang disebabkan diri salah dalam berpegang pada pemahaman.

Kedua,  Angan muncul karena tercemarnya prinsip diri.  Berbicara tentang prinsip diri memang sangat dibutuhkan sebuah kehadiran kesadaran karena berhubungan dengan hal yang bersifat sensitif. Dikatakan dalam area sensitif karena diri pasti tidak mau dikatakan sebagai manusia yang tidak berprinsip atau memiliki prinsip hidup yang salah.

Realitas dalam kehidupan ternyata diri tidak pernah selalu memperjuangkan secara konsisten prinsip hidup yang benar.  Bahkan prinsip hiduppun dapat dijual belikan atau dipertukarkan agar sesuatu dapat di capainya. Hal ini memang sudah kodrati diri sebagai manusia karena memiliki penyakit umum dan kronis yang berupa kekhawatiran dan was was. 

Ketika diri selalu berselimut dengan penyakit tersebut maka hidup tidak pernah tenang dan nyaman akibat ketakutan menyertai dalam perjalanan aktivitas kehidupan yang dijalani di dunia ini.  Ibarat diri yang seperti orang yang tidur dan berselimut dalam kondisi yang dingin maka malas untuk bangun dari tempat tidur adalah hal yang biasa.  Maka apapun akan dilakukan karena diri tak pernah yakin bahwa dingin adalah bagian dari penjara kehidupan yang harus dilawannnya.

Agar diri mampu memurnikan maka diri perlu baca dan belajar secara maksimal tentang hidup yang benar.  Bukan sebuah aktivitas yang mudah karena banyak kekuatan yang berasal dari eksternalitas menguasai panggung kehidupan ini dan bagaikan jalan alternatif yang mudah untuk menjalani hidup dengan nyaman.  Mengorbankan prinsip adalah hal yang mudah karena anggapan bahwa prinsip yang diperjuangkan adalah sama dengan prinsip diri mereka yang lain.   

Ketiga, Terpenjara oleh kondisi yang berlaku umum.  Hal yang biasa ditakuti diri kita apabila dikatakan sebagai pribadi yang berbeda dan aneh oleh orang asing.  Jika kata-kata itu ditujukan pada diri kita maka mungkin usaha yang mudah untuk dilakukan adalah diri akan merubah cara hidup agar tidak diasingkan. 

Banyak diri yang pada waktu muda adalah gemar untuk belajar  mencari bekal dan selalu bersabar dalam menghadapi ujian hidup. Semua hal tersebut dilakukan agar diri mampu mewujudkan angan diri dan mendapatkan posisi yang tinggi.  Godaan akan muncul akibat rasa haus yang menyertainya sehingga menjadikan diri seperti "bermata sempit dan kurang pendengarannya". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun