Mohon tunggu...
Pakde Amin
Pakde Amin Mohon Tunggu... Penulis - Perjalanan Dalam Mencari Harmonisasi Kehidupan Diri

Belajar menikmati dan memaknai kehidupan melalui kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Humor Sufi: Potensi Diri (Terjebak Dalam Hidup dan Mati)

19 Desember 2022   07:00 Diperbarui: 19 Desember 2022   07:07 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sebuah nasehat  yang secara tidak sengaja terbaca dalam perjalanan di waktu lalu lintas yang mengalami kemacetan panjang.  Kalimat nasehat itu adalah "Ora ono asale, ora ono parane, lan panggonane  nanging ing ngendi wae ono". Mungkin bagi orang yang bukan orang jawa akan bingung dengan kata-kata, tapi jangan kuatir diri kami pun hanya sekedar mampu mengartikan tanpa tahu maksud dari nasehat para orang tua kita ini.  Sesampai dirumah diri mencoba untuk mengingat makna dari kalimat tersebut dan mungkin dapat digunakan untuk pemahaman baru dan mungkin dapat digunakan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari.  

"Ora ono asale, ora ono parane, lan panggonane  nanging ing ngendi wae ono" yang berarti bahwa tidak ada asal usulnya, tidak ada arah tujuannya dan tidak memiliki tempat tinggal tapi di segala tempat itu ada.  Nasehat itu  tidak mungkin tanpa makna dan tujuan bagi manusia yang mendengar atau membaca terlebih khususnya untuk diri yang masih memiliki darah jawa.  Karena nasehat itu ditujukan bahwa dalam kehidupan manusia itu selalu ada yang mengawasi dan menemani dalam setiap aktivitas. 

Aktivitas kehidupan diri yang diawali dengan tangisan kebahagiaan karena dimulainya aktivitas akibat dilahirkan di muka bumi ini sampai dengan diakhiri dengan tangisan kesedihan akibat kematian. Maka ketika dihubungkan dengan nasehat tersebut bahwa diri dalam kehidupan tidak pernah "sendiri" karena ada yang mengawasi dan menemani.  Adanya teman dan pengawas tersebut menyebabkan diri harus bijak dalam kehidupan di dunia ini.

Sebuah pengawasan tak mungkin jika tidak ada hubungannya dengan masalah pertanggungjawaban.  Maka segala bentuk aktivitas diri manusia dari dimulainya hidup sampai kematian yang menjemputnya untuk proses pertanggungjawaban. 

Maka tugas diri adalah  agar dapat  terhindar dari golongan manusia yang mengalami kerugian akibat salah prosedur dalam kehidupan sehingga gagal dalam mempertanggungjawabkan tugas kehidupan di dunia ini.  

Agar terhindar maka diri perlu memiliki pemahaman tentang prosedur yang benar tentang hidup di dunia agar tidak sekedar hidup namun menjadi manusia yang benar benar hidup dan menjalankan prosedur kehidupan yang ada.

Fenomena yang terjadi sekarang banyak diri kita yang hidup namun jauh dari prosedur kehidupan yang "benar" walaupun secara umum menurut nilai diri manusia lain mungkin sudah dikatakan baik. Maka tidak heran jika hidupnya diri kita bukan membuat kebaikan dan kebahagiaan untuk orang lain tetapi malah membuat kerusakan atau menyakiti diri manusia lain.  Dan ketika ini terjadi  otomatis termasuk golongan yang merugi akibat tak mampu mempertanggungjawabkan perilaku selama hidup di dunia. 

Keinginan diri untuk menjadi orang yang dapat mempertanggungjawabkan tugas harus senantiasa muncul.  Jika  kesadaran ini ada maka akan muncul pertanyaan ("apakah diri hidup dan sudah hidup atau diri hidup?" dan semangat untuk selalu memperbaiki diri.  Cara terbaik agar diri mampu menjawab pertanyaan dan selalu memiliki semangat untuk memperbaiki diri adalah dengan baca dan belajar secara kontinyu mengenai prosedur hidup yang benar.

Terjebak Pengertian Hidup Dan Mati

Pengetahuan tentang hidup dan mati mungkin secara umum sudah dikenal bahwa hidup adalah sebuah status bagi diri manusia dan makhluk lain yang masih memiliki nyawa.  Dan nyawa itulah yang sebetulnya merupakan "sesuatu" yang tinggal dalam rumah/jasad diri makhluk yang hidup.  Dengan adanya nyawa ini maka mengakibatkan mampu bergerak dan melakukan kegiatan beraktivitas agar mampu mempertahankan kehidupannya. 

Sedangkan mati adalah kebalikannya adalah mereka yang sudah tidak memiliki nyawa lagi.  Artinya dalam pemahaman ini diri manusia dikatakan mati apabila sudah tidak memiliki aktivitas organ vital diri akibat ditinggalkan oleh nyawa.  Kondisi mati ini ibarat  diri manusia sudah tak memiliki kekuatan untuk beraktivitas dan menunggu untuk proses pemakaman yang dilakukan oleh kerabatnya. 

Pemahaman ini sudah merupakan pengetahuan yang bersifat general dan diakui  kebenarannya.  Karena pemahaman yang di dapat dan membatasi berpikir diri menjadi pegangan dalam mendefinisikan kondisi hidup dan mati    Dan pemahaman ini akan tetap terjaga dan menjadi teori tentang mati dan hidup selama tidak ada teori yang kuat untuk menggugurkan pemahaman tersebut.

Ketika diri berpijak pada pemahaman seperti mungkin alur pikir diri adalah condong kepada pemikiran bahwa hidup itu hanya sekedar kehidupan di dunia saja.  Walaupun diri mengakui adanya kehidupan setelah kematian namun kelihatannya  tak berani menyatakan bahwa definisi atau pemahaman yang ada dan diakui kebenaran adalah sebuah kebenaran yang mutlak.

Posisi diri yang demikian sebetulnya termasuk diri yang memiliki rasa ragu dan khawatir dalam kehidupan ataupun mungkin dikatakan kurang memahami hakekat kehidupan.  Hal ini diakibatkan dari "jam terbang" untuk proses baca dan belajar dalam kehidupan hanyalah sepotong dan menyebabkan kurang keseimbangan pengetahuan.

Dikatakannya diri termasuk yang kurang baca dan belajar yang mengakibatkan ketidakseimbangan pemahaman untuk mendudukkan obyek secara maknawi.  Hal ini diakibatkan diri hanya berorientasi pada jasadiyah atau secara fisik saja pemahaman tentang pengetahuan.  Sedangkan pemahaman yang menjadi penyeimbang yaitu orientasi pada jiwa atau materi hanyalah sebagai pelengkap untuk obyek yang dikaji.

Kecondongan diri seperti ini akibat diri condong pada paham materialisme yang kurang sempurna.  Sebuah kerugian manakala diri masih tetap memiliki pemahaman seperti ini tanpa ada upaya untuk melakukan penyempurnaan pemahaman yang dimiliki.  Seandainya kondisi ini lumrah dan tanpa ada perbaikan maka kerusakan bumi dan kegiatan merugikan orang lain akan semakin banyak terjadi.

Menyeimbangkan Pemahaman Hidup Dan Mati

Penyempurnaan pemahaman tentang hidup dan mati adalah sebagai upaya diri untuk menyeimbangkan kehidupan manusia.  Karena hidup dan mati merupakan sebuah rangkaian peristiwa perjalanan kehidupan yang harus dijalani dari diri diciptakan hingga diri berakhir di Rumah Sang Pencipta.  Proses perjalanan diri di dunia ini hakekatnya adalah untuk mencari bekal yang akan dibawa menghadap Sang Kekasih.

Sebagai sebuah pencarian bekal maka otomatis diri tidak dapat mendefinisikan sebagai oleh-oleh yang berwujud melainkan "sesuatu" yang memiliki nilai.  Sebagai sebuah nilai maka bekal harus selalu memiliki "berunsur hidup" bukan sesuatu yang mati.  Hal ini berarti bahwa nilai itu tidak hanya untuk kehidupan di dunia tapi sesuatu yang hidup di kematian.

Berpijak pada pemahaman seperti ini pada hakekatnya diri manusia akan selalu dalam kondisi hidup baik baik diri dalam kondisi kehidupan didunia (kondisi lengkap badan plus nyawa) ataupun kematian menjemputnya.  Hidupnya diri yang selamanya baik di dunia maupun alam selanjutnya yang hanya dibatasi oleh kematian yang menjemputnya.  Definisi mati bukan merupakan perpisahan antara fisik dengan nyawa melainkan hanya batas (bhs jawa: let).  Maka ketika diri mati sebetulnya diri tidak mati melainkan tetap hidup dan memasuki alam yang lain.

Mungkin pemahaman adanya alam lain setelah kematian sudah sering di dengar dan diakui sebagai kebenaran. Namun karena itu hanya selama ini hanya orientasi pada pemahaman kehidupan di dunia seringkali tidak menjadi fokus utama dalam memahami hakekat kehidupan yang sesungguhnya.  Hal ini menjadikan diri kita terjebak pada mencari nilai yang dapat digunakan untuk kehidupan di dunia sedangkan untuk kehidupan alam lain hanya pelengkap nilai yang ada.

Pemahaman unsur nilai yang selalu hidup yang seharusnya dibawa untuk pulang ke rumah tidak menjadi prioritas diri dalam mempelajari arti bekal yang sesungguhnya.  Karena orientasi yang mungkin dimiliki hanya sekedar hidup di kehidupan dunia akan mati atau tertinggal dengan pisahnya nyawa dengan tubuh manusia.  Nilai yang tertinggal inilah sebetulnya merupakan makna dari alur pemahaman materialisme yang kurang sempurna.  

Penyempurnaan pemahamaan alur materialisme yang sesungguhnya (baca: Hakekat materialisme) harus di upayakan untuk dilengkapi sebagai kajian baca dan belajar yang menjadi tugas diri manusia.  Hal ini dimaksudkan agar dalam kehidupan diri selama perjalanan hidup tidak mengalami kerugian.  Sehingga diri kita selalu hidup dimanapun alam yang dijalani.

Dan jangan sampai diri kita mati ketika hidup di dunia dan mati dikala memang kondisi mati (pisahnya nyawa dengan tubuh).  Maka penyempurnaan pemahaman tentang hidup dan mati perlu dilakukan sebelum diri kita terlambat untuk menyadarinya.

Penutup

Hanya sekedar humor sufi mengenai pemahaman hidup dan mati.  Tidak ada maksud yang tersembunyi di balik penulisan artikel ini.  Tidak ada yang lucu dalam tulisan ini namun ketika terjadi perbedaan pemahaman maka inilah yang pantas untuk ditertawakan.

Mengapa diri kita berasal dari tanah... Dan mengapa dunia juga berasal dari tanah dan air... Mungkinkah ini disengaja... Agar diri terjebak pada kehidupan dunia yang fana...

Mengapa diri ditugaskan hidup di dunia... Dan mengapa hidup harus selalu diperjuangkan... Mungkinkah ini kasih sayang dari Sang Pencipta... Agar diri merasakan kebahagiaan 

Mengapa diri harus mati... Mengapa tidak selamanya hidup dan harus melalui mati...  Apakah ini jalan Sang Pencipta... Sebagai penyaring untuk mencari manusia yang punya kehidupan. (KAS, 18/12/2022, Hidup dan Mati)

Magelang, 18/12/2022

Salam

KAS

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun