Mohon tunggu...
Pakde Amin
Pakde Amin Mohon Tunggu... Penulis - Perjalanan Dalam Mencari Harmonisasi Kehidupan Diri

Belajar menikmati dan memaknai kehidupan melalui kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Humor Sufi: Habis Nol, Terus Mau ke Mana kehidupan Diri Manusia?

6 Desember 2021   18:00 Diperbarui: 6 Desember 2021   18:46 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ramainya pembicaaan dan fokus masyarakat sekarang baru pada masalah virus terbaru Covid-19 yaitu omicron.  Tergelitik diri ini untuk berselancar di dunia maya mencari arti dari kata omicron itu. Dari asyiknya berselancar diri menemukan tiga makna yang mengelitik untuk dijadikan ide yang menarik dalam tulisan.

Ketiga hal tersebut menemukan phrase menarik adalah 1) Omicron sebagai VoC/variant of concern tanpa melalui VoI/variant of interest (diri ingat dengan era penjajahan); 2) Alfabet yunani (mengurangi diskriminasi); 3) merupakan angka matematik nol dari diri mendudukkan arti dari virus covid terbaru (sumber: www.ngopibareng.id). 

Sebagai bangsa yang berbudaya yang percaya bahwa nama adalah memiliki makna dan hubungan yang bisa diambil arti yang lebih dalam tidak hanya sekedar lebel ataupun hanya tulisan belaka.  

Maka nama omicron sendiri bisa diartikan sebagai "hal tertentu" yang ingin diraihnya.  Pandangan ini mungkin akan ditolak oleh orang yang berpikiran scientific atau ilmiah.  Namun diri sebagai orang timur mungkin banyak yang berpikir alamiah karena apa yang ada di alam merupakan sebuah keilmiahan yang harus dikaji dan ditunjukkan ke luar.

Bukan sekedar rekayasa pemaknaan arti, namun jika mau menundukkan ego diri yang selama ini menjadi baju kebesaran dalam kehidupan kita dan merenung (sambil ditemani oleh kopi pahit dan rokok kretek) akan tergerak hati untuk mempelajari makna yang ada dibalik penamaan varian virus baru tersebut.

Omicron sebagai VoC

Pemahaman diri secara umum yang bukan berlatar belakang  atau pengetahuan dibidang medis pasti akan mengartikan bahwa VoC seperti sebuah masa kelam bangsa Indonesia yang terlalu nyenyak dijajah.  VoC sebagai sebuah persekutuan dagang yang ingin memonopoli dan menguasai kekayaan bangsa kita.  

Sebagai sebuah konspirasi mereka yang ingin untung dengan merugikan orang lain maka perusahaan ini lahir.  Kebersatuan mereka yang memiliki self interest untuk mendapatkan keuntungan maka VoC ini lahir dan terlahir dengan dipimpin oleh orang yang memiliki visi dan misi yang hebat sehingga strategi untuk mempertahankan kebersatuannya dan kelanggengan bisnisnya.  Hal ini terbukti selama 350 tahun mampu menjajah bangsa ini.

Ketika sebuah virus baru yang dikatakan sebagai VoC maka apakah ini tidak memiliki kesamaan dengan VOC?

Kewajiban semua diri manusia yang harus divaksin mungkin sebuah bentuk "konspirasi" (masih awal untuk dibuktikan kebenarannya) agar dapat menguntungkan pihak-pihak tertentu.  Bisa dibayangkan berapa keuntungan yang diperolehnya jika seluruh penduduk dunia ini semua divaksin.

Jika vaksin itu tidak dibayar apakah mungkin? jika vaksin yang diproduksi oleh sebuah perusahaan dari mana dana yang ada jika itu hanya diberikan secara percuma.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun