Komputer Kuantum Pertama DiDunia
Awal Mula Komputer Kuantum
Komputer kuantum adalah salah satu pencapaian terbesar dalam dunia teknologi modern. Berbeda dengan komputer klasik yang menggunakan bit (0 dan 1), komputer kuantum menggunakan qubit yang dapat berada dalam keadaan superposisi. Hal ini membuat komputer kuantum memiliki potensi menyelesaikan perhitungan yang sangat kompleks jauh lebih cepat dibanding komputer konvensional.
Pada tahun 1998, sekelompok ilmuwan dari Los Alamos National Laboratory (Amerika Serikat) bersama dengan University of Oxford (Inggris) berhasil membuat komputer kuantum pertama yang berfungsi.
Teknologi yang Digunakan
Komputer kuantum pertama ini berbasis NMR (Nuclear Magnetic Resonance). Teknologi ini memanfaatkan sifat inti atom dalam medan magnet untuk menyimpan dan memproses informasi kuantum.
Jumlah qubit yang digunakan saat itu hanya dua qubit.
Walaupun sangat sederhana, eksperimen ini membuktikan bahwa manipulasi qubit secara terkendali bisa dilakukan.
Keberhasilan ini menjadi tonggak sejarah dalam perkembangan komputer kuantum, karena membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut di seluruh dunia.
Perkembangan Selanjutnya di Amerika Serikat
Setelah pencapaian awal tahun 1998, Amerika Serikat terus memimpin dalam penelitian komputer kuantum:
2001: IBM bersama Stanford University berhasil membuat komputer kuantum dengan 7 qubit.
2019: Google mengumumkan pencapaian quantum supremacy melalui prosesor kuantum Sycamore dengan 53 qubit.
Sycamore mampu menyelesaikan perhitungan dalam 200 detik, sesuatu yang diperkirakan membutuhkan 10.000 tahun jika dikerjakan oleh superkomputer klasik.
Kesimpulan
Amerika Serikat memainkan peran penting dalam sejarah lahirnya komputer kuantum. Dimulai dari eksperimen sederhana dua qubit pada tahun 1998, hingga pencapaian besar Google pada 2019, negara ini menjadi salah satu pionir utama dalam perjalanan menuju era komputasi kuantum.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI