Mohon tunggu...
M. Galang Pratama
M. Galang Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - Buku dan buku

Penulis peristiwa. Tinggal di http://www.emjipi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kamummu, UKM Berbahan Lokal 100 Persen Tenun Sengkang

8 Desember 2018   21:45 Diperbarui: 9 Desember 2018   00:16 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya mewawancarainya baru baru ini. Ia mengatakan bahwa mulanya ia hanya ikutan belajar craft bersama teman-temannya di Makassar.

"Mulanya saya hanya ikut belajar craft bersama teman-teman Kompakers Makassar," kisahnya. "Lalu kami membentuk komunitas Zukaacraft dan saya memilih nama Kamummu sebagai brand. Saya memilih fokus ke tenun saat itu," ujar perempuan yang juga aktif di Sobat LemINA.

Arsip Andi Bunga Tongeng
Arsip Andi Bunga Tongeng
Kamummu, mulai berproduksi pada tahun 2016. Waktu itu Andi Bunga Tongeng memulai usahanya seorang diri yang awalnya masih di bawah atap komunitas Zukaacraft. Setelah itu ia lalu bergabung di warung sosial. Di sana, ia mengikuti aksi donasi. Sebanyak 5 persen keuntungan yang dihasilkan dari tiap produk Kamummu yang terjual, akan didonasikan untuk kegiatan sosial.

Mulai dengan Niat Baik

Perempuan kelahiran Makassar 5 Juni 1974 ini memulai usahanya dengan niat ingin berbisnis kerajinan sekaligus ingin memelihara budaya Sulawesi selatan khususnya tenun Sengkang.

"Seorang teman pengusaha kain di Sengkang banyak bercerita bagaimana satu persatu penenun tradisional gulung tikar karena tak mampu bersaing dengan tenun pabrikan dengan mesin," ia bercerita, "harga pabrikan jauh lebih murah dibanding tenun ikat pake ATBM."

Tak berhenti sampai di situ.

"Pengusaha ulat sutera pun mulai berkurang di Sengkang. Sebagian besar produksi menggunakan benang import dari India (viscose)," lanjutnya.

Ketika ditanya tentang hambatan atau tantangan yang dirinya dapatkan, perempuan yang berumah maya di ungatongeng.com itu mengatakan bahwa setidaknya ada dua tantangan yang dirinya hadapi.

Pertama, tantangannya yakni bagaimana agar dapat bersaing dengan produksi sejenis. 

Kedua, bagaimana mencari tenaga pengrajin yang bisa mengolah kain tenun menjadi dompet dan tas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun