Desa terpencil Marajai di Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan, hanya bisa diakses puluhan kilometer dari ibu kota kecamatan. Di sanalah Susilawati, seorang bidan UPT Puskesmas Uren, bekerja melayani masyarakat yang sebagian besar tak berlistrik dan tak berinternet. Ia menghadapi tantangan besar: banyak ibu hamil enggan atau sulit memeriksakan kehamilan. Fenomena ini sesuai kecenderungan nasional: minat ibu hamil melakukan kunjungan antenatal masih rendah karena kurangnya pengetahuan, kesadaran, informasi, dan akses fasilitas kesehatan.
Kondisi literasi rendah dan jaringan komunikasi yang nyaris tak ada makin memperparah situasi. Susilawati mengamati ibu-ibu di desanya seringkali tak mengikuti jadwal pemeriksaan kehamilan rutin. Dari keprihatinan itulah lahir ide sederhana nan brilian: menciptakan alat pengingat kunjungan kehamilan. Inovasi itu ia beri nama MAKAN APEL -- singkatan Mari Nyalakan Alarm Persalinan.
Kreativitas Sederhana: Alarm Persalinan "MAKAN APEL"
Susilawati lalu bekerja sama dengan kader posyandu setempat untuk merancang sebuah alarm sederhana. Bentuknya hanya perangkat alarm kecil yang bisa dipinjam oleh ibu hamil, disetel sesuai jadwal kunjungan ke bidan. Alarm akan berbunyi tepat waktu sebagai pengingat. "Dengan menggunakan alarm yang dipinjamkan oleh bidan, setiap ibu hamil dapat diingatkan secara tepat waktu sebelum kunjungan ke bidan, mengurangi kemungkinan terlewatnya kunjungan prenatal yang penting," jelas Susilawati. Ia menyesuaikan frekuensi bunyi alarm menurut fase kehamilan -- semakin mendekati persalinan, alarm akan lebih sering berbunyi.
Ide ini benar-benar lahir dari kondisi lokal: mayoritas warga di Marajai belum bisa baca tulis dan sinyal komunikasi tidak ada. Susilawati pun berujar bahwa saat alarm berbunyi, "para ibu akan paham kalau waktu untuk periksa kondisi kehamilan sudah tiba". Dengan cara simpel itu, setiap ibu hamil ingat kapan harus ke puskesmas atau posyandu, tanpa perlu akses internet atau banyak tulisan. Alarm MAKAN APEL menjadi alat penghubung antara bidan dan ibu hamil, menggantikan pesan teks atau pengumuman yang tak mungkin disampaikan.
Peningkatan Kunjungan dan Penghargaan
Sejak diperkenalkan, inovasi MAKAN APEL mulai menampakkan dampak positif. Berbagai laporan menyebut kunjungan ibu hamil meningkat dari tahun ke tahun. Inovatornya berharap "tercapainya peningkatan signifikan dalam jumlah kunjungan prenatal yang tepat waktu" berkat alarm ini. Pada kenyataannya, kebutuhan ibu hamil mulai terpantau lebih baik: kunjungan ke bidan rutin lebih sering dilakukan dan sedikit ibu terlewat jadwalnya. Empat manfaat utama yang diharapkan dari MAKAN APEL adalah meningkatnya kunjungan ibu hamil, menurunnya angka kematian ibu-bayi, pemberian perawatan intensif mendekati persalinan, dan menjadi pengingat setia bagi ibu hamil.
Keberhasilan awal ini juga mendapat pengakuan resmi. Inovasi MAKAN APEL meraih penghargaan Inovasi Terbaik I pada Lomba Inovasi Balangan (BAILANG) 2021, sebagai apresiasi pemda setempat terhadap solusi pelayanan kesehatan ibu hamil yang cerdas. Puncaknya, pada tahun 2023 Susilawati mendapatkan Penghargaan Satu Indonesia Awards (SIA) dari Astra di bidang Kesehatan. Penganugerahan SIA 2023 mengakui MAKAN APEL sebagai contoh inovasi warga yang berbagi manfaat luas, sekaligus mengapresiasi kerja keras bidan dari desa terpencil ini.
Inovasi Lokal dan Semangat Gotong Royong
Kisah Susilawati mengingatkan kita bahwa inovasi yang lahir dari kebutuhan lokal mampu membawa perubahan besar. Di Marajai, kerja sama antara bidan, kader posyandu, bahkan suami-suami ibu hamil, menciptakan MAKAN APEL dalam semangat gotong royong. Meskipun alatnya sederhana, hasilnya nyata: ibu-ibu desa mulai lebih giat memeriksakan kehamilan mereka. Seperti harapan penyelenggara Satu Indonesia Awards, "semoga semangat Susilawati bisa menular pada yang lain, sehingga semua mampu berkarya dan memberikan kontribusi nyata". Cerita Susilawati dan MAKAN APEL menjadi inspirasi bahwa di akar rumput pun bisa lahir solusi cerdas. Dengan inovasi berbasis kondisi setempat dan kekuatan kolektif masyarakat, tantangan kesehatan ibu hamil di pelosok negeri dapat diatasi satu per satu.
#APA2025-KSB
Sumber: Informasi tentang Susilawati dan program MAKAN APEL diolah dari publikasi Astra SATU Indonesia Awards 2023 serta laporan Radar Banjarmasin: