Bagi penggemar berat keju seperti saya, pemandangan ini tak bisa kami abaikan: tumpukan keju parut yang terlihat memenuhi wadah! Ulala, saraf-saraf lidah saya langsung menggeliat kalau ada pemandangan seperti ini.
Saraf-saraf itu kembali menggeliat ketika melihat kemasan salad buah yang mengusung brandQueen Fruits. Di sela-sela tumpukan keju parut yang terlihat memenuhi wadah menyembul buah-buah warna-warni: oranye, ungu, putih, dan warna-warni lain.
Salad buah sudah menjadi dessert yang tidak asing bagi warga Kota Makassar. Makanan ini mudah ditemukan, bukan hanya di hotel atau restoran namun juga di gerobak tepi jalan besar. Ibu-ibu rumah tangga di kota ini juga sudah banyak yang piawai membuat salad buah.
keunggulan Queen Fruits Menurut Saya:
1 Cita rasa bahan-bahannya segar.
Saus creamy berwarna krem pucat membuat saya tak bisa menebak lebih dulu semua jenis buah di dalam kemsannya. Saya excited karena harus menebak-nebak setiap suapan yang masuk ke dalam mulut.
Rasa buah segar, berbaur sempurna dengan potongan-potongan jelly kenyal yang empuk beserta saus creamy-nya. Cita rasa sausnya pun segar. Semuanya segar!
2 Dari jenis berkualitas.
Semua buah terasa segar. Selain itu, rasanya enak di lidah, tidak kematangan dan tidak pula mengkal. Tidak ada pula buah yang terlalu keras ataupun terlalu lembek, teksturnya bisa banget dinikmati gigi saat mengunyahnya.
3 Rasa keseluruhannya juara.
Saus salad buah Queen Fruits pas. Paduan rasa manis dan asamnya pas, tidak kelebihan dan tidak pula kekurangan. Memadukannya dengan rasa khas keju parut yang asin yang bertaburan menambah kesempurnaan rasa keseluruhan salad buah. Tak berlebihan kalau saya mengatakan rasanya juara!
Profil Singkat Owner Queen Fruits
Wuah, langsung kepengen berkenalan dengan sosok di balik usaha Queen Fruits ini. Saya berhasil mendapatkan namanya: Nugrawati yang akrab disapa Nugi. Ibu dua anak ini memulai bisnis salad buahnya secara tidak terduga.
Mengapa awalnya tidak terduga? Ceritanya begini. Sejak memutuskan resign dari tempat kerjanya di sebuah bank BUMN pada tahun 2017 karena ingin fokus pada rumah tangganya, Nugi jadi tidak punya aktivitas selain dengan keluarganya.
Bukan hal mudah baginya mengikuti ritme kehidupan barunya mengingat sebelumnya dia telah bekerja selama 6 tahun di bank tersebut. Mengaku sempat memutar otak untuk berbisnis, Nugi membuat 10 porsi salad buah untuk eks teman-teman kantornya secara free.
Perjalanan seru setahun terakhir ini, dengan dua buah hati yang masih kecil membuat Nugi sangat terharu ketika mengenang perjalanan bisnisnya.
"Kalau bicara soal sejarah Queen Fruits ini pengennangis sekencang kencangnya, nggaknyangka dititipkan usaha dari Allah. Semua berawal dengan ikhlas dan selalu mengandalkan Allah subhanahu wata'ala. Bukan semata keuntungan yang saya harapkan tapi keberkahan dari usaha ini. Alhamdulillah (sekarang) saya merasakan nikmat Allah yang luar biasa,"tuturnya melalui pesan WA.
"Semoga saya bisa amanah dengan titipan Allah subhanahu wata'ala ini," tak muluk-muluk harapan Nugi. Saya salut dia menyertakan Sang Pemilik Hidup dalam komentarnya tentang keberhasilannya hingga di titik ini.
Harapan Saya untuk Queen Fruits
Karena telah mencicipi rasanya yang juara, tiba-tiba terbit harapan saya tentang Queen Fruits. Saya yang bukan siapa-siapa Nugi berharap Queen Fruits bisa terjangkau di seluruh Indonesia. Saya ini tipikal orang yang bersemangat menyampaikan potensi yang saya lihat kepada orang-orang meskipun baru mengenalnya.
Saya sampaikan kepada Nugi mengenai kemungkinan usahanya dicicipi orang di luar Makassar. Saya perlihatkan website http://pesonanusantara.co.id/ yang merupakan salah satu layanan JNE. Kebetulan saya pernah menghadiri pertemuan bertajuk KOPIWRITING: Bisnis Online yang Menjanjikan pada tanggal 9 Agustus lalu.
Di acara itu, Mayland Hendar Prasetyo -- Head of Marketing Communication Division JNE menceritakan tentang pengalaman JNE mengirimkan klappertaart antar kota tanpa kue basah tersebut rusak (selengkapnya bisa dibaca di tulisan saya yang berjudul Miliki Kreativitas agar Bisnis di Dunia Digital Berhasil).
Saya menelusuri kemungkinan akan cara pengepakan dan pengiriman JNE ini ke website PESONA (Pesanan Oleh-oleh Nusantara), Twitter, dan Email. Dari Pesona saya hanya mendapatkan gambaran bahwa pengiriman dilakukan melalui JNE YES. Sementara dari Twitter dan Email, saya tidak mendapatkan jawaban apa-apa.
Di website PESONA, produk harus didaftarkan. Produk-produk yang sudah didaftarkan itulah yang bisa kita pesan. Tidak semua produk langsung diverifikasi untuk tampil di sini, ada proses -- semacam "uji kelayakan" yang harus dilalui terlebih dulu. Untuk siapa layanan ini ada? Untuk para perantau yang sudah sangat merindu makanan khas daerah asalnya atau kalian yang penasaran dengan makanan dari daerah lain tetapi tak ada di kota kalian.
Klappertaart yang saya cari tak ada dalam daftar produk yang di-support oleh PESONA tetapi saya mendapatkan testimoni dari Suci Indah Permatasari -- Section Head of Sales Marketing JNE Sulawesi Selatan.
Awalnya saya hanya mengajukan beberapa pertanyaan terkait kemungkinan pengiriman kue basah dari Makassar ke kota-kota lain di Indonesia. Kalau Manado bisa, Makassar juga bisa -- begitu pikir saya. Akhirnya saya mendapatkan jawaban dari banyak pertanyaan yang memenuhi benak saya.
Berikut percakapan saya dengan Bu Suci, tanya-jawab mengenai paket pengantaran kue basah dari JNE:
T: Saya butuh informasi ini, Bu, kalau boleh – mengenai paket kue klappertaart dari Manado. Mau dihubungkan dengan kemungkinan mengirim salad buah
J: Dipisahkan karena jenis makanan dan ditempeli stempel food. ketika sampai di inbound (warehouse) Makassar kami sediakan freezer khusus makanan sembari mengurus pembagian kepada kurir area pengantaran. Kalau di Jakarta sendiri sudah ada mobil khusus yang ada pengaturan suhunya namun untuk Makassar memang belum ada karena intensitas pengiriman makanan belum terlalu banyak.
Q: Oiya, dan pengepakannya, apakah dibantu oleh JNE, secara khusus? Ataukah diusahakan sendiri oleh pengirim?
J: Kalau hal ini tergantung dari shipper. Jika ingin dibantu oleh tim JNE, kami siap membantu namun jika ingin mengerjakan sendiri biasanya kami memberi masukan sebaiknya makanan di-packing seperti apa.
T: Di dalam bagasi (saat di pesawat), apakah ada cara khusus menjaga suhu?
J: Untuk hal ini kami belum pisahkan, hanya saja untuk makanan kami infokan ke shipper agar bawa paketnya langsung ke kantor outbound yang waktunya mendekati jadwal berangkat mobil kami ke bandara agar tidak terlalu lama berada di suhu yang tidak dingin. Biasanya ada layanan di maskapainya namun ada tambahan biaya layanannya. Baiknya sekelas salad di-packing dalam stereofoam yang diisi es batu yang dibungkus plastik.
T: Ada kemungkinan Makassar bisa, Bu kalau ada seperti klappertaart atau bahkan salad buah dikirim via JNE?
J: Bisa saja jika memenuhi standard packaging yang kami tawarkan walaupun resiko selalu ada. Oya, untuk klappertaart memang sudah sering dikirimkan dari Manado karena memang pusatnya di sana. Alhamdulillah kadang saya sendiri yang pesan, nyampenya aman.
Agar Makanan Basah Tradisional Sul Sel Bisa Go National
Begitulah percakapan saya dengan Bu Suci. Seolah jalan terang terlihat di depan sana. Dalam logika sederhana saya, klappertaart yang biasanya di dalamnya mengandung kelapa muda segar saja bisa “terbang antar kota” dan tak hancur, berarti salad buah berpeluang besar untuk itu. Hanya saja memang masih harus diobservasi lebih lanjut mengenai kelayakannya.
Bukan salad buah Queen Fruits saja yang berpoternsi menebar pesona ke seluruh Indonesia, patut dijajal kemungkinan makanan tradisional lain seperti pallumara, kapurung, barongko, onde-onde, dan sebagainya turut menebar pesonanya ke seluruh Indonesia dan membahagiakan organ pencernaan para putra asli daerah Sulawesi Selatan di mana pun berada.
Kemungkinan itu selalu ada, kan? Kalau sekarang sudah ada yang merintis tata caranya, kenapa tak mencobanya agar UMKM Makassar dan sekitarnya juga bisa menasional?
Makassar, 8 Desember 2018